37. bulan sabit 🌙

135 50 53
                                    

Terimakasih sudah baca sampai chapter ini🌹🌺❤️.
Aku gabut, makannya double update. Seneng gak? Hehe😄

Jadi, kamu harus tinggalkan jejak yaaa! 😆🤩🥰

____________________________________

Kamu kayak bulan sabit. Tidak memerlukan kesempurnaan untuk terlihat indah. Kamu tetap cantik dengan kekurangan mu.

--Dari Regan untuk Fia--

____________________________________

"Lo ngapain ke sini malem-malem?" Suaranya pelan. Beberapa kali memperhatikan sekitar dengan pandangan was-was. Ia takut ketahuan ibunya pergi tanpa izin. Apalagi untuk menemui seorang lelaki.

"Aku cuma ...-"

"Ikut gue." Fia menarik tangan Regan sebelum lelaki itu mengakhiri ucapannya. Membawanya berlari pelan menjauhi area rumah dengan tangan yang bergandengan.

Langkah itu pun berhenti. Duduk bersama pada sebuah kursi kayu. Tempat yang terlihat sedikit menyeramkan karna di tumbuhi banyak pepohonan berdaun rindang. Penerangannya juga kurang. Tapi ketika mata mulai berkeliling, keindahan alam mulai terlihat. Kesunyian yang menenangkan. Di iringi semilir angin berhembus sejuk.

 Di iringi semilir angin berhembus sejuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kamu bawa aku ke sini?"

"Gak papa. Gue cuma gak mau orang tua gue ngeliat lo. Takutnya gue di sangka apa-apa sama mereka ."

"Sekarang gue tanya, kenapa lo datang ke rumah gue malem-malem. Ada hal penting apa? Biasanya kan kerja."

Wajahnya menunduk. Memainkan jemarinya lalu bersuara pelan. "Mungkin menurut kamu ini aneh. Tapi ... Entah kenapa aku ngerasa gelisah. Kepikiran dan terus ngerasa khawatir sama kamu tanpa sebab yang jelas. Aku sampe di suruh nemuin kamu karna terus gak fokus. Chat ku gak kamu balas juga."

Pandangannya menatap Fia dengan raut khawatir. "Fia, apa kamu baik-baik saja?"

Fia terdiam membeku. Agak terkejut dengan pertanyaan itu. Sebuah pertanyaan yang jarang sekali Fia dapatkan. Membuatnya terkadang berpikir bahwa tak ada seorang pun yang peduli padanya terkecuali dia sendiri. Tapi kedatangan Regan membuatnya merasa lain.

Setetes air mata mulai meluncur tanpa sadar. Di susul isakan yang keluar tanpa di inginkan. Fia berkali-kali menghapus air mata itu. Namun malah semakin deras. Rasanya tetap sulit menceritakan kejadian buruk yang baru saja Fia alami. Fia tak sanggup berucap.

Regan membawa Fia pada pelukannya yang hangat. Gadis itu menerima tanpa berontak. Dirinya yang sedang lemah memang membutuhkan seseorang yang mampu merengkuhnya. Menyelamatkan dirinya dari sebuah jurang menyakitkan yang rasanya tak ada sebuah kata akhir.

cukup kamu! {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang