1. malam🌆🌙

1.9K 345 456
                                    

Halo! Selamat datang di ceritaku yang pertama ini yaa...!🥳

Makasih udah mampir. Aku berharap kamu suka sama cerita yang aku bikin🤠🙈💖

Selamat membaca!

____________________________________

Kamu tidak hidup sendiri. Jika kamu tidak mempunyai manusia di sisi mu, kamu masih punya Tuhan yang tidak akan meninggalkanmu.

(づ。◕‿‿◕。)づ

_____________________________

Sebuah angkot berwarna biru tua dengan tampilan sedikit usang berhenti di depan gang. Ia membawa dua penumpang terakhirnya. Regan dan juga Neneknya.

Gang yang tampak gelap nan sempit menjadi arah berpulang mereka berdua.

Mereka keluar angkot dengan Regan yang menggeret koper besar berwarna hitam. Neneknya hanya membawa tas kecil yang menggantung di tangan.

Regan diam mematung. Menunggu sambil memandangi Neneknya yang berjalan ke arah pintu depan untuk membayar angkot. Kemudian kepala lelaki itu menunduk. Memandangi tanah dengan sorot mata sedih.

Regan menghela nafas berat. Mencoba menghilangkan rasa tak nyaman dalam hatinya.

Saat Regan mengangkat kepalanya, ia melihat Neneknya tersenyum teduh padanya sambil berjalan ke arahnya. Seiringan dengan itu, suara mesin angkot yang dinyalakan mulai terdengar. Angkot itu melaju meninggalkan mereka berdua di tempat yang sepi ini.

Kedua tangan Regan yang awalnya sibuk memegang koper, salah satunya di tarik oleh Neneknya.

Nek Tuti memegang tangan Regan lalu menepuknya pelan dua kali. Wajahnya tersenyum. "Jangan sedih terus. Dedek masih punya Nenek."

Ucapannya hanya di balas anggukan kecil oleh cucunya.

"Yaudah, ayo kita pulang ke rumah Nenek."

"Em..."

Dengan langkah kecil dan pelan, mereka mulai berjalan memasuki gang. Tidak ada perbincangan di antara keduanya. Gang ini sangat sepi. Membuat suara koper yang bergesekan dengan tanah terdengar lebih nyaring.

Waktu yang sudah menunjukan pukul sebelas malam, membuat langit nampak begitu hitam tanpa bintang yang menghiasi kegelapan nya. Membuatnya terlihat polos. tetapi, tetap ada bulan yang bersinar terang sebagai pengisi langit yang hampa dan pengganti keindahan bintang yang sedang menghilang sementara.

Regan menengadahkan kepalanya. Melihat hamparan langit yang begitu luas.

Rasanya langit sedang mengejek dirinya. Lewat bintang yang tidak ada, langit seolah memberitahu bahwa hidupnya saat ini tidak akan di temani oleh siapapun lagi. Tidak ada lagi orang yang akan menghiasi kesehariannya.

Tapi, lewat bulan, langit juga seolah memberitahunya hal lain. Meski semuanya telah meninggalkannya, ia harus kuat layaknya cahaya bulan. Dengan bulan yang hanya berdiri sendiri, itu membuatnya lebih indah dan terang. Ia juga harus seperti bulan yang seperti itu.

"Ibu ... Ayah ... Kalian udah bahagia kan, karna udah bersama lagi? Tapi sayangnya aku yang malah sendiri."

Regan memejamkan matanya kuat dengan kaki yang masih melangkah. Mencoba menghilangkan rasa sesak yang berbondong-bondong masuk ke dalam hatinya.

Genggaman pada tangannya terasa mengerat.

Nek Tuti berucap dengan suara yang pelan, "Nenek yang bakal nemenin kamu sekarang. Nenek gak akan ninggalin kamu, Regan."

cukup kamu! {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang