16. hukuman 🌫️🧹

249 133 274
                                    

Jangan lupa buat tinggalin jejak ya...!
Kalau ada tanda baca yang salah atau typo, tolong kasih tau,
🙏😄

____________________________________

Guru itu Kemudian berjalan mendekat. "Sudah bel masuk kenapa kalian masih di sini? Nyolong mangga sekolah pulak. Sini ikut saya ke ruang Bk!"

"Gak mau pak," tolak Andra dengan berani sambil menggelengkan kepala. Diam-diam ia mulai menyembunyikan mangga ke dalam pakaiannya.

"Berani ngelawan, ya, kamu!" geram Guru itu dengan emosi yang tersulut. Ia berjalan semakin mendekat ke arah mereka agar bisa dengan segera di bawa ke ruang BK supaya di beri hukuman.

"Dalam hitungan ke tiga, kita lari, ya?" Intrupsi Andra yang diangguki semuanya.

"Satu...." Andra berhitung.

"Dua...," sambung Sea.

"Lariii...!" teriak Regan langsung berlari.

Mereka mengikuti Regan untuk berlari.

"Tiga dulu, GOB**K!" sewot Andra di sela-sela larinya.

"HEH! MAU PERGI KE MANA KALIAN?!" jerit Guru itu kencang lalu mengikuti mereka.

Tapi karna perbedaan usia, Guru itu tertinggal. Nafasnya ngos-ngosan dengan kening banjir keringat.

"Kita sembunyi di mana nih?" tanya Andra. Ia cukup kesusahan berlari sambil menyembunyikan mangga di dalam pakaian.

Daripada di hukum, Sea lebih takut ketinggalan materi. Jadi, tanpa pikir panjang, Sea berlari ke arah kelas dan masuk ke sana. Di ikuti ketiga temannya yang merasa heran tapi malah mengikutinya. Bel masuk ternyata memang sudah berbunyi, buktinya di dalam kelas ada Guru yang tengah mengajar.

Regan menutup pintu terlebih dahulu agar Guru BK tidak menemukan mereka. Semua atensi yang ada di kelas mengarah ke mereka.

"Kenapa kalian baru masuk ke kelas? Bel masuk sudah berbunyi dari tadi," ketus Guru itu terkesan tak suka.

Sea berdiri dengan tegap. Ia menelan ludahnya dengan susah payah karna lelah.

"Maaf bu. Kita semua habis dari toilet soalnya sakit perut. Salah makan."

"Kenapa lama sekali?"

"Kita lama karna nungguin Andra, Bu. Dia diare tapi gak mau di tinggalin di toilet sendirian. Jadi kami terpaksa nungguin dia. Pas Andra udah selesai kita langsung lari ke sini. Sekali lagi maaf, Bu," alibinya.

Lah? Sialan! - Andra

Sea melirik perut Andra yang membesar karna beberapa mangga di dalam pakaiannya.

"Lihat aja buk, perut Andra gede."

Andra langsung melotot tak terima ke arah Sea.

"Apakah benar nak Andra?" Guru itu memberi tatapan intimidasi.

Andra kikuk. "Bener, Bu. Sekarang aja perut saya sakit lagi. Tapi demi ikut pelajaran, saya bakalan tahan kok, Bu."

Bu guru itu hanya diam, merasa tidak percaya.

Andra meremas perutnya dan menampilkan wajah kesakitan agar aktingnya terlihat semakin natural." A-aduh mules lagi," rintihnya. Demi apapun, Andra malu!

"Tuhkan, Bu. dia diare," tunjuk Sea ke arah Andra yang membungkukkan badannya Seolah menahan sakit. Padahal ia tengah menahan agar mangga nya tidak jatuh.

"Gak papa kok. Saya bisa tahan untuk beberapa jam ke depan."

"Baiklah. Kalau begitu, kalian semua boleh duduk."

cukup kamu! {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang