Navya pulang ke rumahnya dalam keadaan sedih, ia tak habis pikir mengapa Latisha dan teman temannya selalu saja menggangunya.
Navya masuk ke dalam kamarnya, menganti pakaiannya, lalu setelah itu merebahkan tubuhnya di atas kasur, baru saja ia memejamkan mata untuk tidur dan istirahat, suara teriakan George terdengar keras sekali
NAVYAA!!!!
NAVYAAAA!!!! TURUN KAMU!!!!
NAVYA yang terkejut langsung membuka matanya dan berlari keluar, untuk menemui ayahnya
"Kamu tuli ya!!! Saya panggil dari tadi"
"Maaf pah, Navya hampir ketiduran tadi"
"Dua bulan lagi kamu ujian kelulusan kan, papah nggak mau tau ya, kamu harus dapat nilai bagus, biar bisa masuk salah satu universitas terbaik di Indonesia!!! Pahamm"
"Iya pahh, kalau nilai kamu kurang dari 100, papah nggak segan segan untuk kurung kamu di basemen lagi, pahamm!!!"
"Paham pahh" ujar Navya sambil bergetar karena ketakutan
Melihat Navya yang masih berdiri dihadapannya, George yang merasa risih mendorong Navya sampai gadis itu terjatuh ke lantai
Bughh
"Awwww, sakittt pah!"
"Saya jijik lihat muka kamu, pergi kamu dari hadapan saya"
Navya segera bangun, lalu pergi ke kamarnya, gadis itu susah payah menahan diri agar tidak menangis, tapi ia tak bisa, air matanya luruh begitu saja
"Tuhan, boleh nggak Navya rasain kasih sayang dari ayah, sebentar aja" gumamnya dalam hati
Dadanya terasa sesak sekali, hatinya hancur, ia terus berpikir mengapa orang tuanya sangat membencinya.
"Tuhan, Navyaa salah ya karena sudah lahir ke dunia, kalau Navya nggak pantas lahir ke dunia, kenapa navyaa harus lahir tuhan"
Dertttt Dretttttt
Ponsel milik Navya bergetar, ia mengecek sebuah pesan WhatsApp dari Dira sepupunya
10 menit kemudian, Dira benar benar datang ke rumah Navya, Dira sempat berhadapan dengan George dan Alexandra yang sedang menonton TV di ruang tamu
"Ehhh Andira, cari Navya yaa" ujar Alexandra dengan ramah
"Hehehe iya Tante, mau ajak Navya ke supermarket" ujarnya sambil cengengesan
"Boleh kan Om, kalau aku pergi bareng Navya"
"Boleh dong sayang, kalian berdua kan saudara" jawab George sambil tersenyum
Tak lama kemudian Navya perlahan menuruni tangga di rumahnya, ia melihat Dira sudah menunggu di ruang tamu.
"Navya sayang, kamu kok lama banget sih, kasihan lho Dira tunggu dari tadi" ujar Alexandra dengan lemah lembut
"Ini uang untuk kamu belanja ya bareng si Dira" George memberikan uang kepada Navya jumlahnya sekitar dua juta rupiah
Meskipun Navya agak ragu dan takut, Navya menerima uang pemberian dari George dengan raut wajah gugup
"Makasih ya pah, Navya pergi dulu" ujarnya berpamitan
"Hati hati ya kalian berdua" sahut George
...
Sesampainya di supermarket, Dira dan Navya segera berkeliling untuk mencari barang yang ingin mereka beli, Navya melihat Dira memborong banyak sekali cemilan, sedangkan ia sendiri hanya membeli seperlunya saja.
"Navv, udah ya?"
"Iya Dir, ayo kita bayar"
"Simpan aja uang Lo, biar gua yang bayar" ujar Andira
"Makasih Dira"
Setelah puas berbelanja mereka pun pulang, Dira hanya mengantarkan Navya sampai di depan gerbang rumahnya saja
"Bye Bye Navya, sampai ketemu besok disekolah ya" ujar Dira sambil melambaikan tangan
Navya tak menjawabnya, ia hanya membalas lambaian tangan Dira, saat ia memasuki rumahnya, perasaan nya tidak enak, ternyata benar, Alexandra dan George menatap wajahnya dengan tatapan sinis
"Cepat masuk" ujar George
"Sudah puas belanjanya, uang saya pasti sudah kamu habiskan, sebagai balasannya, kamu harus memperbaiki nilai kamu yang rendahan seperti harga dirimu itu!" Pekik George
DEG!!
Nafas Navya seakan berhenti saat mendengar ucapan ayahnya itu, tanpa ia sadari air matanya mengalir dengan deras, hatinya terasa sakit sekali.
"Kenapa kamu menangis, kamu seharusnya bisa membuat kami bangga padamu navyaa" ujar Alexandra sambil menoyor kepala Navya
"Iya mahh"
"Sudah pergi sana, lama lama saya muak melihat muka kamu"
Dengan perasaan yang hancur Navya kembali ke kamarnya, mengurung dirinya di dalam kamar, menutup mulutnya agar suara Isak tangisnya tidak terdengar siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAVYA:lost direction in life
Random"Aghhhhhhhh, Ayah lepasin Navya" Gadis malang itu meraung-raung kesakitan karena ayahnya menyeretnya menuju basemen, tanpa ampun pria paruh baya itu menyeret putrinya sendiri dengan kejam hanya karena nilai Navya turun. Melihat ibunya yang berdiri d...