Navya-19

126 34 37
                                    

Sudah 3 hari Elena dan Aleya menjalani perawatan di rumah sakit, akhirnya dokter memperbolehkan mereka untuk pulang, keadaan mereka berdua juga sudah membaik.

"Akhirnya kalian bisa pulang juga" Ujar Navya sambil membawa barang milik Elena.

Diperjalanan tiba-tiba saja mobil yang mereka kendarai mogok di tengah jalan, jalanan sangat sepi sekali, Edrea terpaksa turun dari mobil dan mengecek keadaan, ia bahkan bingung apa yang terjadi dengan mobilnya, padahal bahan bakar mobil ini masih penuh.

"Nav, gimana nih?, gua nggak paham permesinan" ujar Edrea panik.

Navya langsung turun dari mobil dan melihat keadaan di luar, sebentar lagi hari akan gelap, bahkan ia juga bingung apa yang harus dilakukan, "gua juga nggak paham permesinan gimana dong, bentar lagi hari nya gelap nih" ujar Navya panik.

"Tapi, bentar deh, seingat gua Lo punya bodyguard kan?, Coba lo telpon dia, mugkin dia bisa bantu kita Re" ujar Navya penuh harap.

"Disini susah sinyal Nav" Edrea mengacak rambutnya frustasi, ia bingung harus berbuat apa di situasi seperti ini.

Jalanan ini sangat sepi sekali, tidak ada orang yang lewat satu pun, "Ree, Lo kenapa milih pulang lewat sini" ujar Navya penasaran

"Gua milih pulang lewat sini, karena emang jalan ini yang paling cepat untuk menuju ke rumah" sahut Edrea gadis itu menendang batu disekitarnya karena kesal dengan keadaan ini.

Aleya terbangun dari tidurnya dan terheran-heran mengapa ia ada di pinggir jalan seperti ini.

"Ree, kenapa kita disini?!"

"Mobil nya mogok kak, nggak tau juga kenapa!"

"Udah coba telpon William?"

"Nggak ada sinyal kak"

"Aduh, gimana ya, bentar lagi malam nih, masa kita nginep di mobil sampai besok"

Hari sudah mulai gelap, matahari pun sudah mulai tenggelam, tiba-tiba saja Navya melihat ada cahaya lampu di balik rindangnya pepohonan.

"Guys, lihat deh, disana ada cahaya, kaya nya ada rumah deh" ujar Navya sambil menunjuk ke rumah tersebut.

"Gimana kalau kita kesana aja, siapa tau bisa minta bantuan" ujar Elena bersemangat.

"Gua takut itu rumah psikopat anjir hahaha" ujar Edrea sambil tertawa.

"Ayo kita cek dulu, siapa tau ada orang disana" sahut Aleya yang sudah terlebih dahulu turun dari mobil.

"Bentar deh, emang Kita kesana gelap gelapan gitu?!, Lawak lu kak"

"Haduh, kan ada sentar di hp" ujar Aleya kesal.

"Oh iya hehehe"

Mereka berjalan menyusuri hutan, untuk mencari rumah tersebut, tak lama setelah cukup jauh berjalan, mereka sampai di depan rumah yang cukup besar dan mewah.

"Buset, di tengah hutan begini ada rumah sebagus ini?!" Aleya terheran-heran, sangking herannya iya berputar putar melihat keindahan rumah ini.

Edrea menekan tombol bell yang ada di samping pintu masuk, sudah 3 kali ia menekan bell tersebut tapi tak kunjung ada orang yang membukakan pintu.

Ting....tong, kali ini keempat kalinya gadis itu menekan tombol bell, akhirnya ada seorang wanita paruh baya yang membukakan pintu.

"Siapa kalian?"

Edrea sedikit gugup, karena tatapan wanita itu sangat menakutkan, tatapan dingin dan mengintimidasi itu cukup membuat nyali Edrea menciut.

"Maaf madam, kami tersesat di hutan, apa madam bisa membantu kami?" Ujar Navya mencoba untuk tenang.

NAVYA:lost direction in lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang