Navya-18

185 50 40
                                    

Dor

Dor

"Ups, nggak kena" Aleya tersenyum puas saat peluru itu meleset, dan tidak melukai tubuhnya.

Mendengar suara tembakan, William dan Joel langsung menerobos masuk ke dalam markas tersebut, sambil membawa senjata yang sudah mereka Siapkan.

"Sudah gua duga, kalian pasti nggak bakal berani kalau lawan kami" ujar Ardi menyombongkan dirinya.

Brukk

"Banyak bacot" Edrea menendang punggung Ardi sampai ia tersungkur ke tanah.

Kalian harus lihat ini

Semua orang terdiam, lalu menatap Dara dengan tatapan yang sulit diartikan, Aleya dan Edrea terkejut saat melihat, Dara mencoba membakar Elena hidup hidup.

"Dara!!!, Lo mau ngapain Setan!!" Aleya berteriak histeris saat melihat Dara menyiramkan bensin ke tubuh Elena.

"Gua?, Oh ini, gua mau bakar sahabat Lo hidup hidup"

"Itu nggak bakal terjadi, karena yang bakal gua bakar hidup hidup itu adalah lo, Dara!!!" Edrea berteriak sambil menodongkan pistol, lalu menembak Dara secara brutal.

"Ahhh, Sakit Goblok" Dara berteriak histeris, saat peluru menembus tangan kanannya.

Joel sudah bersiap untuk membebaskan Elena, tapi tidak semudah yang ia kira, Vara dan Vira menghalangi usahanya, "Lo mau bebaskan tu cewek?!, hadapin kita dulu"

Dor

Aghhhhhh!!

Joel berteriak saat satu peluru menembus ke perutnya, dengan susah payah ia menahan sakit, dan tetap berusaha melawan, tapi usahanya sia-sia, tubuhnya sangat lemas sekali, ia banyak mengeluarkan darah.

Bughh!!

Vara terjatuh ke tanah, saat William memukulnya dengan balok kayu, setelah memukul Vara, ia menusuk perut Vira dengan pisau, sampai gadis itu tak berdaya.

"Itu akibat dari nyakitin rekan gua" ujar William puas.

William segera membebaskan Elena yang di ikat dengan rantai, kondisi gadis itu sudah sangat memprihatikan, wajahnya sangat pucat, pakaian yang ia gunakan juga lusuh dan kotor, rambut panjang Elena juga menutupi wajahnya.
tanpa berlama-lama William langsung menggendongnya dan membawanya pergi.

"Sini, gua bakal bawa Elena ke mobil, lo bawa Joel kesini, gua mau bawa mereka berdua ke rumah sakit" ujar Edrea.

William hanya menurut saja, ia kembali masuk ke markas dan membawa Joel yang sudah tak sadarkan diri.

"Tolong bawa dia ke rumah sakit" ujar William

"Iya Will, tolong jaga kakak gua" sahut Edrea

William mematuhi perintah yang Edrea berikan, ia kembali masuk ke markas dan melihat Aleya sedang di keroyok geng Zorroly, melihat Aleya yang di siksa, dipukul dan juga di tendang William yang geram, menembak mati, satu persatu dari mereka, kini geng Zorroly tersisa 2 orang yaitu Ardi dan Afkan, mereka yang ketakutan langsung kabur meninggalkan Aleya yang terluka akibat pukulan.

"Sorry Aleya, nggak seharusnya gua telat datang buat bantuin lo" ujar William berbisik ditelinga Aleya.

"Prioritas utama kita bebaskan Elena Will, Lo pasti tau itu kan, Lo nggak usah merasa bersalah gini" sahut Aleya

William membawa Aleya pergi dari markas ini, dan membawa Aleya ke rumah sakit, badanya dipenuhi memar dan luka.

                     ...

Navya segera pergi menuju ke rumah sakit, karena mendengar kedua temannya sedang di rawat disana, ia berangkat ke rumah sakit menggunakan ojek online.

Sesampainya di rumah sakit, Navya menuju ke UGD ia melihat Elena dan Aleya yang sedang di tangani oleh dokter, ia sangat bersedih melihat kondisi kedua temannya ini, dipenuhi luka sayatan dan memar di sekujur tubuh.

Navya hanya terdiam, raut wajahnya dipenuhi dengan kesedihan, ia tak menyangka kenapa ia dan teman-temannya sangat dibenci, apa kesalahan mereka, sampai mereka diperlakukan tidak layak seperti ini.

"Edrea, mereka pasti bisa sembuh kan"

"Iya Nav, mereka pasti sembuh kok, tenang aja" ujar Edrea memenangkan Navya, padahal ia sendiri tidak tau, apakah mereka masih bisa diselamatkan atau tidak, melihat dari luka yang mereka dapatkan saja, ini sudah sangat parah.

"Aku keluar bentar ya, mau beli makanan, siapa tau nanti mereka sadar" ujar Navya.

"Iya Nav, hati hati, kalau ada apa-apa jangan sungkan hubungi gua" sahut Edrea.

Setelah Navya pergi, Edrea memberikan isyarat pada William agar mengikuti Navya secara diam-diam dan menjaga gadis itu, selama ia berbelanja.


                    ...

Di pinggir jalan, ia melihat seorang gadis kecil yang sedang menangis tersedu-sedu, Navya yang merasa kasihan langsung menghampiri gadis itu.

"Adek, adek kenapa?"

"Aku sedih kak, uang aku di ambil preman, padahal di rumah ibu dan adik aku nungguin aku, tadi aku disuruh beli obat sama ibu, karena adik lagi sakit kak" gadis itu menangis terisak

"Uang adek berapa?"

"Uang aku 50 ribu kak"

"Kakak mau beli makanan di supermarket, ayo ikut kakak, nanti kakak sekalian belikan obat untuk adik kamu"

"T-tapiii kak"

"Udah, ayo nggak apa apa kok" ujar Navya sambil menggenggam tangan gadis itu.

William hanya diam mematung di bawah pohon yang rindang, ia berpikir sejenak mengapa bisa ada orang jahat yang berusaha menyakiti gadis itu, padahal ia memiliki hati yang sangat baik.

NAVYA:lost direction in lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang