• 3. Sebelum Orang Lain •

105 15 3
                                    

Now playing
Charlie puth - We don't talk anymore

Yuhu, bertemu lagi dengan Kana. Harap tinggalkan jejak, ya. Jangan lupa vote komen juga, hihi. Terima kasih. Salam sejahtera dan bahagia dari Kana.
Selamat membaca.

"Pernahkah kamu mempelajari diri sendiri sebelum orang lain?"-Agil Mahesa Pratama-༺♥༻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pernahkah kamu mempelajari diri sendiri sebelum orang lain?"
-Agil Mahesa Pratama-
༺♥༻





Jam pertama pada hari Kamis yang menyebalkan ini disambut dengan mata pelajaran Sosiologi. Satu hal lagi yang membuat Mita merasa kesal adalah dua orang yang duduk berhadapan dengannya, siapa lagi kalau bukan Agil.

Bu Tari, selaku guru pengampu mata pelajaran tersebut memberikan tugas untuk mempelajari struktur sosial sebagai evaluasi penguasaan bab pertama.

Mita bertugas mencatat materi, sedangkan Agil mencari inti sari berupa rangkuman dan juga jawaban dari soal yang akan mereka presentasikan nanti. Sementara itu, seorang gadis pemilik rambut sepundak hanya bisa menyimak dua murid ambis tersebut.

Sambil memakan jajanan yang ia beli dari kantin, teman Mita berujar, "Gue ikut nyimak aja, ya. Ngikut hasil sama presentasi. Nanti gue bantu ngomong pas di depan." Gadis itu bernama Lena. Logat 'lo-gue' sangat melekat di setiap ucapannya, berbeda dengan Mita yang sering diam. Lena itu tomboinya anak IPS 2!

Dari arah lain, datang seorang siswa berpenampilan tidak keruan, rambut panjang yang acak-acakan seperti tidak disisir, dan seragam yang dikeluarkan. "Hei, cuy! Udah sampe mana, nih? Wah, udah mau selesai, yak!" ujar lelaki itu setelah sampai di meja kelompok Mita. Dia Sagara, duduk bersebelahan dengan Agil, cowok buaya yang sudah dikenal dengan berandalnya SMA Cakrawala. Jangan membayangkan jika dia seperti badboy yang sering ditemukan di buku novel. Nyatanya, Sagara itu badboy pentolan sekolah yang ngeselinnya minta ampun!

Mita terus mengguratkan tinta hitam di atas lembar putih. Terus menulis apa yang didikte oleh Agil.

Agil terus menyelisik tiap kata dari lembar buku yang ia baca. Bola matanya bergerak lincah untuk mencari rangkai kalimat yang menjelaskan jawaban dan juga rangkuman dari tugas mereka.

"Dalam sebuah struktur sosial, masyarakat akan selalu menyesuaikan perilaku dengan kelompoknya," terang Agil menyelesaikan diktenya. Remaja itu lekas menutup buku dan izin melihat catatan yang telah Mita tulis.

Lena dan Sagara saling melempar pandang. Lena mengangkat alisnya, seolah memberi tanya, sudah selesai?

Ketika Lena akan membuka suara, Agil menyahut terlebih dahulu. "Oke, Mit. Tulisan kamu rapi banget. Sekarang tinggal nulis kesimpulan aja."

Sagara terkikik. Untung saja Lena belum bertanya apakah tugasnya sudah selesai. Paling tidak, jika Lena bertanya seperti itu, dipastikan Mita akan memicing mata tajam dan mencibir tingkahnya.

Agmission Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang