• 8. Perbandingan Mutlak •

41 8 1
                                    

On Playing
Reality club - Anything You Want

Selamat membaca.
Tinggalkan jejak jika suka.

"Jangan suka memandang rendah diri sendiri dan membandingkannya dengan yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan suka memandang rendah diri sendiri dan membandingkannya dengan yang lain. introspeksi diri kita dan berubah menjadi lebih baik."
-Agil Mahesa Pratama -





Hari kedua classmeet masih sangat seru, berbagai kostum dan gaun yang unik digelar di lapangan SMA Cakrawala. Kostum-kostum tersebut akan dipakai untuk memeriahkan acara fashion show sebagai memeriahkan acara lomba jeda setelah penilaian tengah semester gasal.

Mita dan teman-temannya sibuk mengotak-atik gaun dari plastik putih membentuk gaun pernikahan. Mewah dan indah. Beberapa bunga plastik berwarna hitam ditempelkan sebagai hiasan, katanya, sih, untuk menambah estetika.

"Yep, tinggal satu lagi, ges!" Salah satu gadis menyeru pada mereka semua, seraya membenahi gaun tersebut. "Selesai!"

Sorak-sorai dari anak XI IPS 2 mengudara. Mereka semua bertepuk tangan sebagai apresiasi kepada diri mereka sendiri, kecuali Mita. Ia tampaknya masih sangat bimbang dengan gaun tersebut. Ia berpikir bahwa hasil karya mereka tidak terlalu mewah dibandingkan kreasi dari kelas lain.

Lena menghampiri Mita, menepuk bahu gadis itu. "Woi! Jangan ngelamun aja lo! Bagus banget anjay," ucap Lena dengan keras di samping Mita, membuat Mita menutup telinganya yang sebelah kanan.

"Nggak usah deket-deket."

Lena menyeringai. "Nah, habis bikin baju, yang jadi modelnya siapa?" Gadis itu ingin memancing pemikiran yang lain dan mengorbankan Mita sebagai model.

Niat Lena pupus, ketika teman-temannya malah menunjuk Lena sebagai model. "Kamu aja, Len." Mita membalas.

"Hah, gue? Heh! Gue mau nyalonin lo. Orang gue jalan aja nggak bisa lurus."

Para gadis saling melempar pandangan ke satu sama lain. Namun, Lena yang sepertinya mengerti bahwa ia akan menjadi bahan pergunjingan karena kebanyakan alasan dan sok si paling tomboi, karena itu Lena membuka suara, "Nih, gue contohin, ya!"

Lena berjalan melenggokkan tubuhnya, tetapi tubuhnya yang kaku membuat gadis itu berjalan aneh dan terlihat seperti zombi. Seluruh gadis XI IPS 2 tertawa kencang melihat tingkah laku Lena, ada-ada saja kelakuannya.

"Noh, kan. Gue bilang juga apa. Gue bilangin, ya, si Mita aja. Apa siapa, kek."

Mita menatap tajam Lena. "Kenapa harus aku?"

"Ya, cocok aja. Kan, lo yang bikin desain, lo juga yang jadi model."

Mita menggeleng. "Karena gue udah desain, harusnya yang lain yang jadi model. Ya, 'kan?" Mita melempar tanya ke temannya yang lain, lantas mendapat sahutan cepat menyetujui gagasan tersebut.

Agmission Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang