Now Playing
Hindia-EvaluasiTinggalkan jejak. Setiap kata dari kalian bermakna dalam kisah.
"Setiap orang berbeda, jangan bandingkan satu dengan yang lainnya. Sebab semua memiliki tempat dan keindahan masing-masing."
-Mita Alesha Putri-Waktu sudah petang, azan magrib sebentar lagi berkumandang. Mita segera memasuki rumah setelah lama melepas penat bersama teman. Entah apa yang akan terjadi nantinya, ia hanya berharap jika sang ibu tidak akan marah berlebihan.
"Oh, udah pulang. Padahal mau Ibu kirimin kasur."
Suara itu terucap dari mulut Ibu ketika Mita baru saja menutup pintu. Mita mengucap salam, lantas mencium punggung tangan Ibu dan membantu menyiapkan makanan. "Maaf."
Ibu hanya menghela napas. "Sebenernya bagus, rumah bersih dan ada masakan. Tapi, usahain waktu luang buat belajar bukan main. Mau jadi apa kamu besok?"
Mita diam menyimak, mendengarkan omelan Ibu. Sebenarnya, ia sedang tidak ingin bertengkar karena perut yang terasa nyeri dan punggung yang terasa berat entah apa alasannya.
"Tahun depan udah kelas tiga, pikir mateng-mateng ke depannya mau gimana. Ayah sama Ibu kuatnya sampe SMA, jadi nanti mungkin kamu sama kakakmu kerja dulu, terus kumpulin uang buat kuliah." Itulah nasihat dari Ibu.
"Iya," Mita menjawab singkat.
༺♥༻
Tidak ada yang berbicara ketika makan malam dilangsungkan. Semua menyantap khidmat olahan yang Ibu dan beberapa milik Mita yang membuat. Hanya denting garpu yang mengenai piring menjadikan iringan dalam hening malam itu.
Selepas makan, seperti biasa, agenda di ruang keluarga sembari melihat televisi. Masih sama, pertanyaan Ibu selalu sama. Namun, kali ini Mita mungkin telah menemukan jawabannya.
"Kalian berdua ke depannya mau gimana?" tanya Ibu.
Ayah hanya diam menyimak, lelah setelah bekerja membuatnya selalu diam dan memantau anaknya saja. Bisa dibilang, ayah Mita adalah kepala keluarga yang menafkahi keluarga secara material, tidak dengan batin. Mita memang memiliki Ayah, tetapi sosoknya kehilangan peran sesunggguhnya.
Menanggapi pertanyaan Ibu, kali ini Mita menjawab mantap, "Mau kerja dulu."
"Aldi juga, Bu," sahut sang kakak kemudian.
Ibu tersenyum. "Bagus. Kalian sudah punya jawaban sendiri," Ibu melanjutkan, "Sekarang, tinggal fokus sama nilai dan minat bakat."
Mita mematung di tempat, ia tidak memiliki jawaban tepat untuk pertanyaan kali ini.
Ibu membuka suara, "Aldino selalu punya nilai bagus, akademik menonjol. Tapi adik kamu ...." Ibu melirik Mita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agmission
Teen Fiction༺Agmission༻ -𝓓𝓾𝓪 𝓐𝓽𝓶𝓪 𝓟𝓮𝓶𝓫𝓮𝓷𝓬𝓲 𝓢𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪- "Mengenal diri sendiri aja susah, apalagi orang lain, 'kan?" Mita, gadis yang memiliki self esteem rendah ingin mencoba mengenal dirinya sendiri. Dibantu dengan wish in bottle pemberian...