• 16. Kisah Senja •

34 11 0
                                    

Now Playing
Nadhif-Penjaga Hati

Selamat menikmati kisahnya.
Selami rasa dan cinta mereka. Kasih terindah dari dua atma yang sedang merasa asmara.

"Semesta menyajikan keindahan, mengukir semburat dari jejak sandikala. Tetapi di atas tanah yang selalu dipijak, terdapat dua atma yang sedang sama-sama mengukir kisah."
-Agmission-





Agil mengantar Mita pulang dari sekolah dengan sepeda ontelnya. Hal itu jelas didasari oleh sesuatu, ban sepeda merah muda milik Mita kempis sehingga membuat gadis tersebut harus menumpang bersepeda dengan Agil. Sama sekali tidak ada komunikasi di antara mereka berdua. Lalu lintas tergolong sepi, walaupun beberapa motor berlalu lalang.

"Pegangan, ada tikungan. Nanti jatuh," tutur Agil.

Mita bergumam menanggapi dan hanya mencubit seragam lelaki yang memboncengnya. Entah mengapa, setelah dari perpustakaan Agil hanya diam tidak mengajaknya berkomunikasi seperti biasa.

Mita berdeham menyetabilkan suara. "Kamu marah?"

"Enggak." Hanya itu jawaban dari sosok yang ditanyai.

"Terus, kenapa diem?"

"Kan, nggak ada yang perlu diomongin."

"Biasanya kamu suka buka topik dulu," ujar Mita sembari mengingat semua memori ketika bertemu Agil.

Agil hanya menghela napas lelah. "Hm, emangnya mau bahas apa?"

Mita terkekeh. "Nggak usah sok cool, nggak cocok." Gadis itu mencubit perut Agil, membuat sepeda yang ditumpanginya sedikit oleng.

Agil menyetabilkan sepedanya, lantas memaki gadis yang mengganggunya. "Jangan gitu, nanti jatuh, Mit."

"Iya. Kalau gitu, aku minta maaf, ya?"

Agil mengernyit bingung sembari masih mengayuh sepeda. "Maaf buat apa?"

"Ya, maaf. Soalnya kamu ngambek."

Agil berdecak. "Buat apa minta maaf tapi nggak tau kesalahannya? Nggak guna."

Mita mengembuskan napas lelah. "Kalau gitu, ya, bilangin apa salahnya."

"Nggak ada," sahut Agil ketus yang membuat Mita langsung memuku kepala pemuda itu.

"Kamu maunya apa, sih?"

Agmission Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang