Shazia membuka matanya perlahan. Di sampingnya sudah tidak ada Grey. Shazia pun bergerak pelan, mencari seseorang yang ternyata ada Geisa— managernya dan Grey.
"Oh udah bangun. Grey mendadak tadi pagi banget di jemput sama Aji, katanya harus tampil di acara hut salah satu channel televisi." jelasnya sambil sibuk mengaduk segelas kopi seduh instan.
"Kirain sama libur," gumam Shazia masih agak lemas.
"Gimana sekarang? Udah baikan?" tanya Geisa, kali ini wanita itu sibuk menyiakan roti untuk sarapan.
"Ga selemes kemarin, pusing juga berkurang, kak." jawabnya lesu. Dia masih belum terlalu dekat dengan Geisa. Belum bisa bebas bertingkah, mana Geisa selalu serius dan jarang bicara.
"Mau liat Grey tampil? Live kok, dia tampil jam 10, oh sekarang," Geisa meraih remot dan mulai mencari stasiun televisi yang tengah ulang tahun itu.
Shazia tidak menjawab, dia hanya menatap televisi yang tengah di pindah-pindah channelnya itu.
"Nah, pas banget baru tampil," Geisa duduk santai, meraih segelas kopi lalu menyesapnya perlahan penuh penghayatan.
Shazia tersenyum kecil, rasanya aneh melihat suaminya berada di televisi dengan begitu kerennya.
Astaga! Pakaian Grey begitu terbuka dadanya, kancing kemeja hitam yang di pakainya terbuka tiga kancing. Ternyata tubuh Grey keren, memiliki ABS.
Shazia menutup setengah wajahnya yang memerah itu dengan bantal bekas Grey pakai. Dia malu namun penasaran juga ingin melihatnya.
Tanpa sadar jemari kaki Shazia bergerak mengikuti irama lagu. Dia mulai terbiasa dengan musik, khususnya yang dinyanyikan grup MW.
Saat Brama yang di sorot Shazia mendengus. "So ganteng! Genit gitu ihh.." bergidiknya dengan bergumam tidak jelas.
"Kenapa?" Geisa menyahut karena kurang jelas mendengarnya.
"Engga kok, lagi bicara sendiri aja, kak." cengiran pun dia lemparkan.
"Oh kirain," Geisa pun kembali asyik dengan menu sarapannya.
Shazia kembali melihat penampilan keren itu. Gerakannya begitu kompak dalam satu ketukan dan seirama dengan musik. Terlihat begitu enak setiap gerakannya yang luwes.
Brian tak kalah seksi, terlihat nakal.
"Ough geli! Kak Brian yang suka nyatuin kelamin kalau lagi tampil gini keliatan cabulnya," komentar Shazia dengan masih bergumam.
Shazia kembali diam, mencoba menikmati. Shazia mulai terlihat asyik dengan beberapa kali berkomentar.
"Ck! Kak Ando juga keren ternyata!" Shazia tak habis pikir. Kemana saja dia selama ini sampai tidak tahu ada boy band sekeren mereka.
"Woa, kak Ramdan ga kalah keren!" gumamnya memekik tertahan. "Tapi kok gigit bibir gitu, ga takut sariawan apa?" gumamnya.
Dasar Shazia! Bergaya seksi bukannya meremang dan berimajinasi kotor, dia malah memikirkan sariawan dari bibir yang tengah menggoda halayak ramai itu.
Shazia merasakan panas di wajahnya. Grey kembali di sorot, terlihat begitu tajam tatapannya, jemarinya mulai bergerak turun menelusuri dadanya yang terbuka.
Gerakan seksi itu membuat Shazia menelan ludah. Jantungnya pun berdebar. Refleks Shazia menyentuh bibirnya, tiba-tiba ciuman Grey menghantuinya.
"Astaga! Aku sakit lagi, harus di cek ini!" gumam Shazia seraya menyentuh jantungnya lalu pipinya yang panas.
***
Grey turun dari panggung dengan terengah dan basah oleh keringat. Wajahnya yang seksi menggoda kini berubah datar dan terlihat kelelahan.