"Ga di dengerin ya?" sebal Shazia
Grey menoleh, dia menghentikan sejenak kegiatannya agar Shazia tidak penasaran. "Apa dede manis?" dia cubit dagu Shazia sekilas.
"Ck! Bete!"
Grey terkekeh, dia rangkul Shazia. "Syaratnyakan udah tahu kalau mau berhenti kerja. Jadi, malam ini siap lembur?" tanyanya agak geli saat melihat rona merah di pipi Shazia.
Shazia sontak mengigit lengan yang tengah merangkulnya itu. Grey jelas memekik kaget agak sakit lalu membanting Shazia ke sofa lebar nan panjang itu.
Keduanya bergumul saling gigit menggigit, bahkan kini Shazia mulai cekikikan geli dengan sesekali balas menggigit.
"Astagaaaa!" Ramdan muncul dengan pura-pura menutup matanya. "Ke kamar dong! Masa tindih-tindihannya diruang tengah begini," kekehnya.
"Berisik lo pada," Brama terlihat kesal, dia urung ikut main game bersama Ramdan saat mendengar jeritan dan cekikikan Shazia.
Hari liburnya jadi tidak nyaman semenjak ada Shazia.
Shazia yang berada di bawah Grey jelas malu. "Minggir kak Grey! Berat ihh!" di dorongnya sekuat tenaga namun susah.
Grey pun mengangkat tubuhnya, duduk ke tempat semula. Tak lupa menurunkan kaos Shazia yang terangkat hampir setengah perutnya.
Part ini fullnya bisa di baca di karyakarsa bagi yang mau. Engga pun ga papa tetap bisa lanjut ke part selanjutnya. Makasih:)