Tolong, jangan jadi silent readers, your vote means a lot. Thank you, I love you all.
***
Yasha benar-benar bimbang. Keputusannya untuk menemui Venossa justru menempatkannya dalam posisi sulit. Niat hati ingin menyembuhkan Agra dan menjaga hati Tristan ternyata bukan hal yang mudah. "Selain darah suci, hanya jantung Raja Serigala yang bisa menyembuhkan Agra. Tapi Agra tidak punya banyak waktu lagi." Begitu kata Venossa. Jantung Raja Serigala? Oh tentu ini akan menimbulkan masalah baru.
Keluarga Agra mencium aroma Yasha. Kembalinya Yasha membuat keluarga Agra merasa senang, karena sepertinya Yasha dalam kondisi baik. "Lo baik-baik aja, Yasha?" Tanya Liora khawatir meski dengan raut wajahnya yang jutek.
Yasha mengangguk. Kembalinya Yasha usai menemui Venossa membuat Yasha tampak berbeda. "Lo kenapa gini, mending lo bilang sekarang, apa kata Venossa?"
"Cuma darah suci? Kalo cuma darah suci yang bisa nyembuhin ayah, kita ambil darah suci Nayla sekarang juga. Demi ayah." Lanjut Digo dengan tergesa-gesa.
"Digo, dengerin dulu apa kata Yasha." Ujar Thea sambil menahan Digo.
Yasha menatap lantai. Keberaniannya meluruh. Apa yang akan ia sampaikan sudah tentu melukai hati Thea dan Aurel, kekasihnya. "Kata Venossa, selain darah suci hanya..."
Tristan memperhatikan dengan serius. "Hanya apa Yasha?"
"Hanya Jantung Raja Serigala yang bisa menyembuhkan ayah."
Deg
Thea terkejut mendengar perkataan Yasha, dadanya terasa sesak mendengar hal itu. Maklum saja sebelum menjadi vampire, ia dibesarkan oleh Lestat (Ratu Serigala Utara) dan Bangsa Serigala. Ia punya sejarah dengan Bangsa Serigala. Jadi rasanya Thea tidak mungkin tega untuk menyakiti hati Lestat karena mengambil jantung Raja Serigala itu. Sejauh yang Thea tau, hanya Hara – Raja Serigala Utara yang sudah mati terbunuh ditangan Venossa. Sedangkan Hara adalah suami Lestat.
"Itu mustahil." Lirih Thea dengan mata berkaca-kata.
"Pasti tempat itu dijaga dengan sangat ketat oleh Bangsa Serigala, dan mungkin nggak ada satu vampire pun yang bisa keluar dengan selamat dari situ." Lanjut Thea.
Tristan memegang kepalanya. Kenapa semua terasa makin pelik? "Dimana tempatnya, Yasha?" Apapun resikonya, Tristan harus mendapatkan jantung raja serigala itu daripada ia harus mengorbankan Nayla.
Yasha menggelengkan kepalanya. "Venossa tidak memberi penjelasan apapun mengenai tempatnya. Venossa juga bilang kalo ayah udah nggak punya banyak waktu lagi."
"Tristan, Nayla cinta kan sama lo? Kalo gitu lo minta kerelaan hatinya untuk bisa memberikan darahnya sama ayah." Saran Digo. Digo tetap bersikeras pada pendirian bahwa darah suci adalah solusi yang paling gampang dan aman.
"Digo ada benarnya Tristan. Kalo Nayla cinta sama lo, harusnya dia bisa buktiin seberapa besar dia mencintai lo. Karena cinta itu pengorbanan." Ucap Liora menambahi perkataan Digo.
Tristan mencoba meredam emosinya. "Lo tau kan sedekat apa Nayla sama Sisi? Mengorbankan Nayla itu menyakiti hati Sisi juga Digo." Skak Tristan yang membuat Digo terdiam.
"Thea, lo dekat sama Bangsa Serigala. Kasih tau kita dimana keberadaan jantung raja serigala itu!" Seru Digo.
Sejak awal Thea hanya diam. Lidahnya terlalu kelu untuk sekedar bicara. "Gue nggak..."
Digo menggelengkan kepalanya. "Nggak mungkin lo nggak tau. Lo sengaja pasti. Kenapa? Lo berpihak sama Bangsa Serigala?" Ujar dan tanya Digo dengan emosi. Sehingga ucapan dan pertanyaannya terkesan memojokkan Thea.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAINST US
FantasiJika kebencian abadi terpatri dalam sanubari, apakah menyerah pada keadaan adalah solusi? Untuk kita dan mereka yang saling mencintai, namun terhalang oleh pengabdian abadi. Seberapa jauh cinta mampu menepis perbedaan dan meruntuhkan sekat yang be...