Jangan lupa vote, comment and share ya!
Aku bahagia sekaligus terharu bisa selesain ini.
Sebagai apresiasinya, boleh aku minta ramaikan? Aku pengen tau kalian nih.
Komen yuk.Menurut aku part ini agak emosional, karena aku nangis pas nulisnya.
Semoga rasa ini sampai tepat di hati ya.
Selamat membaca,
persembahan (mungkin) terakhir dari aku.
***
Thea yang tengah bersiap kini berjalan cepat menuju pintu ketika mendengar ketukan berulang. Ketukan berulang itu diikuti oleh suara Yasha dan Aurel yang memanggil namanya.
"Sebentar."
Thea membuka pintu rumah Ken kemudian mendapati Yasha dan Aurel berdiri di balik pintu. "Lo cantik banget," ujar Aurel memuji. Begitu juga dengan Yasha yang tersenyum seraya mengangguk.
Thea tersenyum manis. Ya hari ini ia terlihat jauh lebih anggun dengan balutan gaun pesta berwarna hitam itu. Gaun itu seolah mengikuti bentuk tubuhnya yang memang proporsional. "Lo juga cantik banget," ujar Thea kemudian merangkul Aurel dan Yasha.
"Serasi banget sih," puji Thea seraya menggoda begitu melihat warna gaun Aurel dan jas Yasha tampak senada.
"Galang mana? Terus Liora? Ken?" tanya Yasha begitu mendapati Thea seorang diri.
"Galang mungkin masih dalam perjalanan, kalo Ken sama Liora udah pergi duluan. Kayaknya mau melipir dulu deh sebelum ke pesta."
"Dasar Liora bucin," ujar Yasha sambil tertawa.
Aurel ikut tertawa. "Dipikir-pikir hebat juga ya Ken."
Thea mengangguk sambil tertawa. Benar juga. Kalau dipikir-pikir ini lucu. Liora yang awalnya sangat membenci bangsa serigala, berbalik sangat mencintai salah satu dari mereka. Tapi namanya juga hati. Ketika hati turut mengambil peranan, hal yang mustahil bisa jadi mungkin.
Galang tiba di rumah Ken. Ia mendadak melongo melihat penampilan Thea.
"Galang."
Thea melambai-lambaikan tangannya seraya memanggil Galang. Tapi Galang tidak merespon.
Yasha mendekat dan menepuk mulut Galang. "Nggak usah diliatin kayak begitu juga kali," kemudian diiringi suara tertawa.
"Thea kan dasarnya udah cantik nih, tapi hari ini kok cantiknya makin-makin ya? Bisa nggak sih cantiknya biasa aja?"
Galang menatap Thea serius. "Thea boleh munduran dikit?"
Thea mengambil satu langkah ke belakang. "Emang kenapa?"
Bukannya menjawab, Galang malah nyengir. "Cantiknya kelewatan."
"Gombal mulu," ujar Aurel. Sementara yang dipuji hanya tersipu malu.
"Ayo. Mau jalan sekarang kan? Yang lain udah di sana?" tanya Yasha.
Aurel mengangguk. "Harusnya udah di sana ya. Iya jalan aja yuk."
"Bunda Lestat sama Ayah Hara gimana? Mereka belum bisa nerima ya? Mungkin keputusan Tristan sama Nayla terkesan egois. Tapi gimana mereka saling cinta," tanya dan ujar Thea.
Yasha menimpali, "Wajar Thea kalo mereka sedikit kecewa, mengingat darah suci yang selama ini mereka jaga mati-matian, akhirnya jatuh juga ke tangan bangsa vampire."
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAINST US
FantasyJika kebencian abadi terpatri dalam sanubari, apakah menyerah pada keadaan adalah solusi? Untuk kita dan mereka yang saling mencintai, namun terhalang oleh pengabdian abadi. Seberapa jauh cinta mampu menepis perbedaan dan meruntuhkan sekat yang be...