Prolog

115K 6.9K 102
                                    

"Mas, bisakah aku memelukmu untuk terakhir kali?" Kinanti menatap Romero dengan sendu. Matanya menjadi bukti bahwa ia sangat bersedih akan perpisahan mereka, walaupun ini yang terbaik untuk mereka. Matanya bengkak karena terus menangis, belum lagi karena permintaan gadis kecilnya yang sangat ingin Sarah menjadi mamanya juga. Tapi kali ini ia tidak bisa mengeluarkan airmata saking lelahnya menangis.

Romero hanya menatap Kinanti di balik kacamata hitamnya. Ia hanya diam memasang wajah datar tak menyahuti permintaan Kinanti untuk terakhir kalinya, tapi ia juga tidak menolak saat Kinanti mendekapnya erat. Ia justru memeluk pinggang ramping mantan istrinya untuk terakhir kali. Ia menumpukkan dagunya di kepala Kinanti karena tinggi wanita itu hanya sebatas dagunya.

Setelah dirasa cukup, Kinanti melepas pelukan mereka. Tangannya mengelus pipi mulus mantan suaminya dengan lembut. "Berbahagialah setelah ini, Mas. Wujudkan mimpi kalian karena setelah ini tidak ada lagi yang akan menghalangi mimpi besar kalian. Jaga Laura dengan baik, ya, Mas. Jangan perlakukan anak kita berbeda saat kamu sudah mempunyai anak dengan wanita yang kamu cintai. Alvaro akan baik-baik saja denganku. Aku pamit. Terima kasih untuk tujuh tahun ini, Romero." Ia berjinjit untuk mengecup kedua pipi mantan suaminya sebagai perpisahan.

Setelah dirasa cukup, Kinanti meninggalkan Romero yang masih bergeming di parkiran pengadilan. Ia hanya menatap punggung mantan istrinya hingga menyebrangi jalan. Diam-diam ia menghapus sudut matanya saat merasakan air yang hangat akan terjun bebas.

●●●●

Jangan lupa vote dan komentnya.

230223

Forgive Me, Mom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang