04

42.5K 3.6K 147
                                    

Selamat membaca.
Voment nya jangan lupa guys.

●●●●

"Mama, Mama! Temenin aku ke Mall dong." Laura menghampiri Kinanti yang sibuk dengan buku sketsanya. Siang ini setelah menjemput si kembar Kinanti langsung pulang, tidak lagi ke kantor Romero untuk mengantarkan makan siang pria itu ataupun menyuruh supir di rumahnya untuk menggantarnya ke kantor pria itu.

Seminggu sudah berlalu sejak ia mengetahui kenyataan bahwa selama ini Romero memberikan makan siang yang ia bikin spesial untuk suaminya itu justru diberikan kepada orang lain.

Kinanti malah berpikir apakah selama ini Romero juga hanya berpura-pura menikmati masakannya di depan anak-anak karena tidak ada pilihan lain selain memakan makanan itu.(?)

Karena selama ini boro-boro memberi pujian pada masakannya, saat Kinanti bertanya apakah masakannya enak atau tidak pria justru bergumam sebagai jawaban.

Kinanti menyudahi kegiatan menggambarnya dan menyimpan buku sketsanya di meja. Alvaro yang sibuk dengan mainan robot terkagum melihat gambar mamanya yang menggambar papanya yang tengah tertidur. Walaupun begitu itu sudah terlihat sangat bagus.

"Wahh ... Mama keren," puji Alvaro.

Kinanti tersenyum lebar mendengar pujian anak laki-lakinya. "Terima kasih, Sayang."

Laura naik di pangkuan Kinanti untuk mengambil sepenuhnya perhatian sang mama. "Ma, temenin aku ke Mall dong."

"Adek, mau beli apa?"

"Aku mau beliin kado buat Tante Sarah. Kan besok ulang tahun Tante Sarah. Aku diundang sama Bang Al ke pesta ulang tahun Tante Sarah," terang Laura semangat.

Deg

"Adek ke Mall-nya sama Papa aja, ya. Mama lagi nggak enak badan soalnya." Bohong. Kinanti sengaja berbohong demi menyelamtkan hatinya yang kembali terluka.

Dengan polos, Laura menempelkan tangan kecilnya di kening Kinanti. "Mama, sakit?"

"Nggak, Sayang. Mama cuma nggak enak badan aja. Nanti Mama telpon Papa ya buat anterin kalian ke Mall buat beli kado. Pasti Papa kalian juga mau beliin Tante Sarah kado jadi kalian bareng aja perginya."

Laura mengangguk semangat. Lalu turun dari pangkuan Kinanti berlari menaiki tangga untuk mengambil sesuatu di kamarnya.

Setelah Laura meninggalkan Kinanti dan Alvaro berdua di ruang keluarga. Sekarang giliran Alvaro yang duduk di pangkuan Kinanti.

"Mama, sakit, ya? Mau ke rumah sakit nggak?" tanya Alvaro khawatir.

"Nggak usah, Sayang. Jangan khawatir, Mama cuma nggak enak badan aja." Sekarang, Kinanti merasa bersalah setelah berbohong mengatakan ia tidak enak badan.

Alvaro mengecup pipi tembem sang mama dengan sayang. "Mama mau kado apa? Nanti aku sekalian beli untuk Mama."

Tanpa sadar airmata Kinanti menetes setelah mendengar ucapan anak laki-lakinya ini. Hanya Alvaro yang selalu ingat akan ulang tahunnya. Gadis kecilnya mengingatnya juga tapi lebih memilih merayakan ulang tahun kekasih papanya dibandingkan ulang tahunnya yang notabenenya mama kandungnya. Dan, suaminya tak pernah sekalipun mengingatnya padahal hari ulang tahunnya dengan Sarah ditanggal yang sama.

Ia hanya meminta diberi ucapan selamat ulang tahun pada Romero tapi tak pernah sekalipun pria itu mengeluarkan sepatah katapun saat ia memintanya. Jangankan hari ulang tahunnya, hari pernikahan mereka saja Romero tak mengingatnya padahal itu tanggal yang sangat penting bagi Kinanti, tapi Romero tidak.

Forgive Me, Mom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang