Kinanti. Seorang wanita yang dipinang oleh seorang pria tampan bernama Romero Nevaleon tujuh tahun yang lalu saat ia berusia sembilan belas tahun karena permintaan ayah Romero sebab papa mertuanya mempunyai hutang budi pada keluarganya.Kini Kinanti sudah menginjak dua puluh lima tahun telah memiliki anak kembar berusia enam tahun. Alvaro Kinan Nevaleon dan Laura Kinan Nevaleon yang menjadi alasan Kinanti mempertahankan pernikahannya dengan Romero yang selalu menyakiti hatinya dari awal pernikahan hingga kini.
Bagaimana tidak, suaminya tetap menjalin hubungan dengan kekasihnya walaupun mereka sudah menikah. Bahkan saat papa mertuanya telah meninggal dunia saat usia si kembar dua tahun Romero bahkan terang-terangan membawa Sarah-kekasihnya- ke rumah mereka.
Kinanti sangat tahu dan sangat sadar bahwa Romero membencinya karena menghalangi hubungannya dengan Sarah, menghalangi pernikahan impiannya dengan Sarah di luar negeri. Romero membencinya, bersikap dingin, bahkan mengacuhkan kehadirannya. Suaminya itu hanya akan bersikap lembut saat meminta haknya sebagai pasangan suami-istri di atas ranjang.
Kinanti mencintai Romero meskipun perasaannya tak terbalas. Tapi, ia tetap di samping pria itu karena ada si kembar di antara mereka.
Terkadang Kinanti hampir menyerah dalam pernikahannya dengan Romero sebab tak jarang si kembar berpihak pada Sarah daripada dirinya. Terlebih, mama mertuanya tidak mempermasalahkan jika Romero menikah lagi.
Ya, dengan brengseknya Romero memperkenalkan Sarah sebagai kekasihnya di depan si kembar dan mengatakan pada si kembar agar mereka memperlakukan Sarah dengan baik.
Kinanti menghapus airmatanya saat mengingat kembali perjuangannya sebagai seorang istri yang terus diabaikan oleh sang suami. Ia menatap Romero yang masih terlelap dengan nyenyak di bawah selimut dengannya.
Tangannya terulur menyingkirkan rambut Romero yang mulai memanjang menutupi sebagian wajah tampannya.
"Mas, bisakah kamu berpura-pura mencintaiku sehari saja? Aku sangat ingin merasakan seperti Mbak Sarah rasakan." Kinanti bergumam pelan sambil mengelus rambut suaminya yang mulai memanjang.
Kinanti bisa nengelus rambut Romero jika suaminya itu tengah terlelap secara diam-diam dan saat mereka melakukan aktivitas ranjang. Diluar itu, ia tidak berani melakukannya.
"Sebenarnya aku lelah, Mas. Lelah mencintai sendiri, lelah sama pernikahan kita yang sangat hambar, lelah liat kamu bermesraan dengan Mbak Sarah di rumah kita, lelah liat si kembar melupakan aku ketika Mbak Sarah datang ke rumah. Aku sangat lelah, Mas. Hatiku tiap hari berdarah, Mas ... rasanya sakit banget."
Kinanti turun dari ranjang berjalan ke kamar mandi membiarkan airmata mengalir membasahi pipinya. Ia berdiri di bawah shower yang telah ia nyalakan membasahi seluruh tubuhnya yang masih berpakaian lengkap.
●●●
Untuk urusan makanan, Kinanti sendiri yang membuatnya dibantu oleh asisten rumah tangga. Ia tidak akan membiarkan asisten rumah tanggannya mengambil alih memasak karena hanya itu yang bisa ia lakukan di rumah ini untuk menyenangkan suami dan si kembar. Anak kembarnya itu sangat menyukai makanan yang ia buat, walaupun ia tidak tahu suaminya itu menyukai atau tidak masakannya tapi yang ia lihat selama tujuh tahun ini Romero tidak pernah protes masakannya dan terkesan menikmati. Ah, buka tidak pernah protes tapi suaminya itu memang sangat jarang berbicara dengannya.
Setelah ia menata masakan sederhana untuk sarapan mereka yaitu nasi goreng kecap dengan daun bawang kesukaan si kembar di meja makan juga telur mata sapi dan nugget, Kinanti menaiki tangga untuk melihat apakah Romero telah bersiap-siap ke kantor atau masih terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me, Mom [END]
ChickLit"Ma, bisakah Mama pergi dari rumah ini?" Wanita yang tengah mengepang rambut panjang gadis kecilnya itu tertegun mendengar permintaannya. Apakah ia salah dengar? Bagaimana mungkin gadis kecilnya yang baru berusia enam tahun mengatakan ingin dirinya...