21

49.2K 5.9K 625
                                    

Jangan lupa VOTE dan KOMENT biar aku semangat nulisnya guys.

●●●●

"Assalamualaikum, Bang," salam Romero. Ia mengernyitkan keningnya saat Alvaro hanya memperlihatkan lampu gantung ruang tamunya.

Tapi, saat ia mendengar suara anak kecil yang membalas salamnya ia membeku. Terlebih saat anak kecil yang memegang ponsel Alvaro memperlihatkan wajahnya ... yang mirip dengannya saat kecil dan Alvaro.

"Waalaikumsalam, Papa Bang Varo." Zam tersenyum lebar memperlihatkan gigi susunya yang bersih.

Romero bergmeing. Menatap dalam diam anak laki-laki itu yang sangat mirip dengannya.

Apakah itu adik tiri yang Alvaro maksud? Tapi anak laki-laki itu justru mirip denganku? batin Romero bertanya-tanya.

"Kenapa Papa Bang Varo diem aja? Papa Bang Varo nyariin Abang aku, ya?"

Romero masih diam menatap Zam yang sangat menggemaskan.

Zam berteriak kesal karena pria yang ia ketahui 'papa' dari Abangnya lantaran melihat nama pemanggil si penelepon diam saja daritadi hanya menatapnya. "Om!"

Tiba-tiba saja hati Romero berdenyut sakit karena mendengar panggilan 'Om' dari bocah laki-laki itu ntah kenapa. "Kamu ... kamu adek Bang Al?" tanyanya pelan.

"Bang Al itu siapa, ya? Aku nggak kenal dia."

"Ah maksud Om, Bang Varo. Kamu adeknya?" Romero mengoreksi ucapannya mendengar kebingungan bocah laki-laki itu karena bocah itu memanggil Alvaro 'Bang Varo' sedangkan ia 'Bang Al'.

"Iya, aku adek ketiga Bang Varo. Namaku Zamurah Kinan Akhtar. Aku juga punya kembaran dua. Yang pertama namanya Zaamar Kinan Uzzam, yang kedua namanya Zakarnay Kinan Asadel. Nama mamaku sama Bang Varo, Kinanti. Nama Daddy-ku sama kembaranku Zayn Wijaya."

●■●■●

Romero marah. Benar-benar marah pada mantan istrinya yang menyembunyikan 'sesuatu' yang sangat besar ini. Bagaimana mungkin Kinanti menyembunyikan kehamilannya disaat mereka hendak bercerai. Harusnya wanita itu mengatakan bahwa ia tengah hamil bukan justru diam saja.

Ia tidak perlu lagi pada Kinanti bahwa bocah laki-laki yang tadi menganggat panggilan videonya adalah anak mereka. Terlihat sangat jelas bahwa bocah laki-laki itu sangat mirip dengannya dan anak sulung mereka. Tanpa melakukan tes DNA pun ia sudah sangat yakin seratus persen bahwa Zam adalah anaknya. Ia jadi penasaran ingin melihat kedua kembara

Dengan tatapan dingin ia menatap ponselnya yang tengah melakukan panggilan ke nomor Kinanti yang tak kunjung diangkat. Ia menelepon Kinanti menggunakan nomor ponsel barunya yang tidak diblokir oleh wanita itu.

Tak terhitung jumlahnya ia terus melakukan panggilan dan tak ada satupun panggilannya yang terjawab. Ia bahkan mengirim banyak sekali pesan yang juga tidak dapat balasan. Dibaca saja tidak.

"Shit!" Dengan kesal Romero membanting ponselnya hingga retak parah saking kesalnya pada Kinanti. Kemudian ia berjalan menuju kamar Laura untuk meminjam ponsel anaknya itu karena jika menghubungi Kinanti menggunakan ponsel Laura, wanita tanpa berpikir akan mengangkatnya.

Laura yang tengah melukis di kamarnya terlonjak kaget lantaran Romero membuka pintunya dengan keras tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"HP kamu mana, Dek? Sini Papa pinjem dulu."

Tanpa bertanya alasan mengapa sang papa ingin meminjam ponselnya, Laura memberinya dalam diam. Kemudian ia melanjutkan kegiatan sebelumnya yang terjeda beberapa menit lantaran kedatangan Romero.

Forgive Me, Mom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang