Selamat membaca.
Kalo ada typo koment ya. Jangan lupa vote
Senyum Kinanti merekah saat mengingat bulan depan tepat hari pernikahan mereka yang ketujuh tahun. Tapi saat mengingat tidak kemajuan dalam pernikahannya senyumnya perlahan pudar. Ia justru tersenyum kecut karena Romero tak kunjung membalas perasaannya. Dan, Laura semakin dekat dengan kekasih suaminya.
"Omelette sesuai permintaan, Tuan Putri."
Kinanti menyajikan omelette di meja makan sesuai permintaan Laura. Untuk kedua lelakinya ia buatkan nasi uduk. Saat sedang menikmati sarapan, tamu tak diundang datang membuat ia tidak berselara makan lagi.
"Selamat pagi semuanya. Apa aku mengganggu sarapan kalian?"
Kinanti memutar bola matanya mendengar basa-basi tersebut. Ingin rasanya ia menjawab, 'Sangat mengganggu, Sialan!' tapi ia tahan karena itu akan menimbulkan rasa tidak suka Romero padanya bertambah lagi.
"Tidak sama sekali, Sayang. Kamu belum sarapan, kan? Bergabunglah dengan kami."
Kinanti tersenyum kecut mendengar suara lembut Romero pada kekasihnya, berbanding terbalik saat bicara dengannya-datar.
Dengan senang hati Sarah bergabung dengan keluarga kecil itu. Ia duduk di samping Laura.
"Tante Sarah, cobain omelette ku. Ini enak banget!" Laura menyuapi Sarah dengan semangat.
Melihat itu, Kinanti mengalihkan pandangannya. Ia benar-benar kehilangan nafsu makan. Diambilnya gelas yang sudah terisi air dengan kasar membuat air yang berada di dalamnya tumpah. Ia bahkan menyimpan kembali gelas tersebut dengan kasar membuat yang lainnya tersentak kaget.
"Mama, bikin kaget aja ih!"
"Maaf, Bang Al. Mama ngga sengaja." Kinanti hanya menyengir tipis pada Alvaro dan menatap tajam Romero yang menatapnya juga.
"Jaga kelakuanmu!"
"Apaan, sih? Orang aku ngga sengaja juga!" balas Kinanti sewot.
Romero berdecak kesal melihat kelakuan kanak-kanak Kinanti. Ia tahu wanita itu sengaja melakukannya karena melihat interaksi Laura dan Sarah. Menurutnya tidak ada yang salah karena seharusnya anaknya dan kekasihnya harus dekat satu sama lain, agar hubungan mereka selanjutnya juga tidak akan timbul masalah.
Merasa ditatap sinis oleh Sarah, ia juga membalas tatapan sinis itu sambil mengucapkan kalimat 'fuck you' tanpa suara. Setelah ia bangkit dari kursi meninggalkan meja makan menuju ruang tengah untuk menonton kartun kesukaannya.
Ingin rasanya ia menjambak rambut panjang Sarah hingga rontok saking kesal ia pada kekasih suaminya itu. Tidak bisakah wanita itu berkunjung di rumahnya saat sarapan seperti ini. Demi Allah, ini awal yang baik untuk menyambut pagi dengan sarapan bersama tapi kedatangan tamu tak diundang membuat suasana hatinya jadi hancur.
Kinanti menghela napas berat. Harusnya ia sudah terbiasa dengan Sarah di rumahnya. Tapi, rasanya tidak semudah itu membiarkan kekasih sang suami bebas berkeliaran di rumah terlebih bermesraan di depan mata kepalanya sendiri. Itu benar-benar menyesakkan.
Pernah sekali Kinanti menengur Romero dan Sarah, ia justru mendapat ucapan menyakitkan Romero. "Kalau ngga mau liat kami bermesraan, keluar aja di rumah. Kamu bisa kembali setelah Sarah pergi."
Setelah itu, ia tidak pernah lagi menegur mereka saat bermesraan asal tidak ia tidak melihat adengan berciuman Romero dan Sarah ia masih bisa menahan rasa sakitnya. Walaupun skinship saja sudah membuatnya sakit hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me, Mom [END]
ChickLit"Ma, bisakah Mama pergi dari rumah ini?" Wanita yang tengah mengepang rambut panjang gadis kecilnya itu tertegun mendengar permintaannya. Apakah ia salah dengar? Bagaimana mungkin gadis kecilnya yang baru berusia enam tahun mengatakan ingin dirinya...