№ 11

2.3K 154 7
                                    

Sama seperti pagi-pagi biasanya, hari ini Jaemin memasak di dapur dan juga membersihkan rumah. Selain itu dia juga mencuci pakaian di mesin cuci. Jam masih menunjukkan pukul enam pagi dan Jisung masih belum bangun. Biasanya anak itu akan bangun pukul tujuh atau paling lambat pukul delapan pagi.

Menu sarapan Jaemin hari ini adalah ayam kecap dan jus melon. Sedangkan untuk Jisung, Jaemin membuatkan nasi halus dengan daging tuna dan sayuran. Jaemin juga akan memberikan asi yang sudah dipumping.

Kini Jaemin berganti berjalan ke arah mesin cuci untuk mengambil pakaian yang sudah siap dijemur. Semua pakaian itu Jaemin letakkan di keranjang cucian. Setelah itu Jaemin mengambil alat penyapu elektronik yang sudah mati dan selesai membersihkan seluruh lantai dapur.

Saat Jaemin baru saja mengangkat keranjang jemuran, Jaemin meletakannya kembali setelah mendengar suara tangisan Jisung. Karena itu Jaemin langsung bergegas menghampiri Jisung.

Jaemin langsung mengangkat Jisung dari box bayi lalu mencoba menenangkannya. Tapi Jaemin merasa aneh karena badan Jisung terasa panas. Tidak biasanya juga Jisung menangis sekencang ini saat baru bangun tidur.

Dengan inisiatifnya, Jaemin mengambil termometer untuk mengukur suhu tubuh Jisung. Jaemin lebih dulu meletakkan Jisung di atas kasur lalu membuka baju Jisung dan hanya meninggalkan kaos tipis milik Jisung. Jaemin mulai menyelipkan termometer itu di ketiak Jisung.

Sambil menunggu hasil, Jaemin kembali menggendong Jisung dan mulai memberinya asi. Cara itu akhirnya mampu membuat Jisung tenang.

Setelah menunggu beberapa saat, Jaemin mengambil termometer yang ada di tubuh Jisung. Hasil termometer itu menunjukkan suhu tubuh Jisung sudah mencapai tigapuluh delapan derajat.

Jaemin sempat panik karena baru kali ini suhu Jisung seperti ini. Namun Jaemin langsung mengontrol dirinya sendiri agar dia tidak panik dan bisa memikirkan cara yang tepat agar Jisung tertangani dengan baik.

Jaemin masih membiarkan Jisung menyusu meskipun Jisung sedikit merengek dan bergerak pelan dalam gendongannya. Jaemin lalu berdiri sambil memastikan Jisung tidak terganggu dengan pergerakannya. Tapi ternyata hal itu malah membuat Jisung melepas mulutnya dari puting Jaemin dan berakhir menangis lagi.

Jaemin pun mencoba menenangkan Jisung sambil berjalan untuk mencari selimut dan juga kompres instan. Kali ini Jaemin akan langsung membawa Jisung ke rumah sakit karena suhu tubuh Jisung yang lebih tinggi dari biasanya.

Jaemin perlahan bisa membuat tangisan Jisung agak mereda. Jaemin kembali meletakkan Jisung di atas kasur. Setelah itu dia memakaikan kompres instan ke dahi Jisung. Dia juga mulai menggunakan ponsel untuk memesan taxi online.

Karena merasa Jisung sudah mulai tenang, Jaemin berganti mengambil beberapa barang dan berkas yang mungkin dia perlukan saat di rumah sakit. Setelah semua siap, Jaemin kembali ke tempat tidur.

Jaemin mengelus rambut Jisung yang masih terbaring di atas kasur. Padahal seingatnya Jisung tidak memakan makanan yang akan membuatnya sakit. Setelah melakukan imunisasi seminggu yang lalu pun Jaemin tidak pernah keluar apartement bahkan membawa Jisung keluar apartemen. Jaemin juga meminumkan obat yang diberikan dokter setelah imunisasi.

"Sabar ya sayang. Sebentar lagi kita akan ke rumah sakit." Ucap Jaemin sambil tetap mengelus rambut Jisung, sementara itu Jisung sedikit merengek seolah ingin mengatakan bahwa dia merasa tidak nyaman.

Atensi Jaemin beralih pada ponsel di sakunya yang bergetar. Ternyata taxi online yang dia pesan sudah sampai di depan apartemen. Jaemin memakaikan kembali baju Jisung dan Setelah merasa semua sudah siap, Jaemin bergegas pergi menuju rumah sakit.

Jaemin pergi dengan keadaan belum mandi. Dia bahkan hanya menggunakan piama dan sendal tipis. Apa pedulinya dengan penampilan? Yang terpenting sekarang adalah Jisung bisa mendapat penanganan medis secepatnya.

REDUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang