Dahi Jisung mengerut, matanya yang masih terpejam pun ikut mengerut dan linangan keringat membasahi wajahnya. Dalam mimpinya, dia menangis sedih karena Jeno dan Jaemin tidak mempedulikannya lagi. Mimpi buruk itu juga yang membuat akhirnya Jisung membuka mata. Napasnya agak tidak beraturan karena mimpi itu, namun dia berusaha untuk mengatasinya.
Beberapa saat kemudian, Jisung merasa tenang setelah mendapati Jaemin dan Jeno yang masih tidur di sisi kanan dan kirinya. Senyum Jisung langsung keluar pagi ini karena dua orang tersayangnya kini sama-sama memeluknya. Yang membuat Jisung semakin bahagia adalah karena menyadari bahwa tangan papa dan mydy nya saling bergandengan di atas selimutnya.
Jisung sedikit bergerak mengeluarkan dua tangannya dari balik selimut, dan setelah itu dia mengelus dua tangan orang tuanya yang masih bertaut itu. Dia bersyukur karena semua yang tadi ada di mimpinya tidaklah nyata.
Karena elusan tangan Jisung, Jaemin pun perlahan membuka mata. Yang pertama dia lihat adalah Jisung yang menatapnya dengan senyum manisnya. Jaemin melepas genggaman tangan Jeno lalu mengusap wajah serta rambutnya. Setelah mengumpulkan kesadaran, Jaemin sedikit mendekat ke arah Jisung lalu mengecup dahi anak tampannya itu.
"Good morning, mydy." Sapa Jisung.
"Morning, sayang. Sudah bangun sejak tadi?"
"Tidak, baru saja."
Jaemin mengelus rambut anaknya yang tampak berantana. "Tumben bangun lebih awal." Ucapnya dengan lirih.
"Tidak apa. Kemarin papa tidak tidur di sini. Kenapa tiba-tiba di sini?"
"Tidak tiba-tiba. Kemarin setelah mengerjakan pekerjaannya, papa tidur di sini bersama kita." Jaemin berbohong.
Kemarin malam sebelum Jisung tidur, Jeno memang berpamitan pada Jisung untuk bekerja di ruang kerjanya dan mungkin tidak akan tidur bersamanya. Karena itu Jeno tidak menemani Jisung tidur kemarin dan hanya Jaemin yang melakukannya. Nyatanya kemarin setelah Jisung tidur, Jeno dan Jaemin menggunakan kamar lain untuk melakukan seks dan tentu hingga tengah malam. Setelah selesai, baru mereka kembali ke kamar ini untuk tidur bersama.
Karena mendengar suara dan merasa ada gerakan, Jeno ikut membuka mata. Kini samar-samar dia melihat Jisung dan Jaemin menatapnya. Dengan nyawa yang masih belum terkumpul, Jeno bergerak semakin mendekat lalu memeluk Jisung dan Jaemin bersamaan.
Jisung dan Jaemin sama-sama tersenyum merasakan pelukan hangat itu pagi ini. Jisung sampai memejamkan mata setelah merasakan hangat dada ayahnya yang tidak menggunakan atasan apapun. Bahagia sekali karena mendapat pelukan pertama di hari ini dari ayahnya yang paling dia sayangi.
"Selamat pagi, papa." Sapa Jisung.
Jeno melepas pelukannya lalu mengecup dahi anaknya. "Selamat pagi." Jawabnya lalu mengelus rambut anaknya. "Kenapa tidak membangunkanku saat kau sudah bangun?" Tanyanya setelah benar-benar sudah mengumpulkan kesadarannya.
"Papa terlihat nyenyak tadi saat tidur." Jawab Jisung.
"Kau sendiri bagaimana? Tidur nyenyak?"
"Lumayan. Papa hari ini bekerja?"
"Tidak. Kenapa?"
"Aku ingin di sini dulu sebelum pulang."
"Baiklah, tidak apa. Nanti sore aku akan mengantarmu ke bandara."
"Cepatlah menyusul, papa."
"Iya, aku akan segera menyusul. Kau ujian sampai berapa hari?"
"Satu minggu, papa."
"Setelah itu apa kau ada liburan?"
"Ada, papa. Dua minggu setelah ujian."
"Kalau begitu, apa kau mau berlibur bersama ke luar negeri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REDUM
FanfictionPergulatan Na Jaemin dengan kerasnya hidup pada akhirnya membuat sebuah pertemuan yang sangat indah dengan Na Jisung. Meskipun Jaemin harus menuntun Jisung sendirian, dia tetap merasa mampu melakukan itu. Yang dilupakan Jaemin adalah sejauh apapun d...