Pagi ini Jaemin bangun lebih awal untuk memasak sarapan. Kemarin malam setelah memastikan Jeno sudah pergi ke rumah sakit, Jaemin bersama Haechan langsung kembali ke rumah Haechan untuk menjemput Jisung. Karena itu juga Jaemin pulang agak malam dan tidak bertemu orang tuanya sama sekali.
Kemarin malam Haechan ternyata tidak mau mengantar Jeno ke rumah sakit dengan mobilnya dan Haechan pun melarang Jaemin melakukannya. Haechan mengatakan pada Jaemin bahwa tidak perlu sampai mengantar Jeno ke rumah sakit karena Jeno tidak pantas mendapatkan pertolongan dari Jaemin.
Jaemin sempat menolak semua itu dan berniat mengantar Jeno ke rumah sakit. Namun nyatanya Jaemin tetap kalah dengan Haechan. Akhirnya Jaemin menyetujui perkataan Haechan agar Mark saja yang membawa Jeno ke rumah sakit.
Jaemin kini mulai memesak beberapa makanan. Sebenarnya di rumah ini ada maid yang bertugas untuk memasak. Namun Jaemin tadi meminta mereka untuk tidak melakukannya dan mengerjakan pekerjaan lainnya saja. Dia hari ini hanya ingin memasak setelah beberapa hari tidak melakukannya.
Setelah berkutat beberapa saat di dapur, kini masakan Jaemin sudah siap. Dia berganti mencuci piring dan beberapa alat masak yang tadi dia gunakan.
"Selamat pagi, mydy." Sapa Jisung setelah dia melihat Jaemin sedang berada di depan wastafel.
Jaemin menoleh sebentar ke arah Jisung lalu kembali melanjutkan kegiatannya. "selamat pagi juga, sayang. Tidurmu nyenyak tadi malam?"
Jisung mengambil air putih lalu meletakkan gelasnya di atas meja. "Agak sedikit nyenyak, mydy." Jawabnya.
"Kenapa?" Jaemin mematikan air lalu mengusap tangannya yang basah ke kain lap. "Apa Jisung memikirkan banyak hal hingga tidak bisa tidur nyenyak?" Tanya Jaemin lalu berbalik badan dan menghampiri Jisung.
"Sejak kemarin malam, aku merasa perasaan ku tidak enak. Seperti terjadi sesuatu, tapi apa?"
Jaemin mengelus rambut anaknya dengan lembut lalu mengecup dahinya. "Mungkin Jisung terlalu banyak merangkai pengandaian hingga akhirnya Jisung menjadi overthingking."
Jisung mengambil gelasnya lalu meminum airnya hingga habis. Setelah itu dia memeluk Jaemin yang kini berdiri di depannya. Dia tidak tau kenapa perasaannya terasa tidak enak sejak kemarin.
Jaemin akhirnya mengulus rambut Jisung dengan lembut. Dia mencoba menenangkan anaknya dengan pelukan ini.
Setelah beberapa saat, Jisung melepas pelukannya. Dia menatap Jaemin yang sampai saat ini masih berdiri di depannya. "mydy, bisakah kita mengundur kepulangan ke Singapura?"
"Kenapa?"
"Aku masih ingin di sini."
"Tapi bagaimana dengan sekolah Jisung? Jisung tidak bisa meninggalkannya terlalu lama, kan?"
"Baiklah. Tapi sebelum pulang ke Singapura, bisakah aku melakukan beberapa hal?"
"Melakukan apa?"
Jisung meraih tangan Jaemin. "Aku ingin bertemu ayah. Sebentar saja, mydy."
Jaemin tidak mengatakan apapun. Keinginan Jisung sangat sederhana dan Jaemin bisa mengabulkannya. Namun dia tidak yakin jika Siwon dan Yoona mengetahuinya, mereka akan mengizinkan.
Jaemin juga belum memberi tau pada Siwon dan Yoona tentang semua informasi yang sudah diberikan oleh Mark. Dia juga belum mengatakan pada mereka bahwa kemarin Jeno mendatanginya di gereja.
"Nanti mydy atur jadwal dulu, ya." Jawab Jaemin.
Jisung agak kecewa, tapi dia yakin pasti Jaemin mengizinkannya bertemu dengan Jeno. "Baiklah." Jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REDUM
FanfictionPergulatan Na Jaemin dengan kerasnya hidup pada akhirnya membuat sebuah pertemuan yang sangat indah dengan Na Jisung. Meskipun Jaemin harus menuntun Jisung sendirian, dia tetap merasa mampu melakukan itu. Yang dilupakan Jaemin adalah sejauh apapun d...