№ 7

2.5K 197 25
                                    

Jeno sedang berada di dalam dalam toko lukisan dan hari ini dia akan menghampiri Renjun yang beberapa hari ini tidak mengabarinya sama sekali. Yang Jeno tau memang Renjun sedang menghadapi ujian. Jeno berencana untuk memberi kejutan juga pada Renjun hari ini.

"Permisi, apa saya boleh meminta bantuan?" Tanya Jeno pada penjaga toko itu.

"Tentu. Apa yang bisa saya bantu?"

Jeno menunjuk salah satu lukisan yang tergantung di dinding. "Berapa harga lukisan itu?" Tanyanya.

"Untuk yang itu harganya 690.000 won."

Jeno merasa harga itu terlalu mahal untuknya. Uangnya tidak sebanyak itu sekarang.

"Apa tidak ada harga lukisan sekitar 50 sampai 100 won?"

"Tidak ada lukisan yang dijual dengan harga itu. Sepertinya anda bukan orang yang paham tentang seni. Jika boleh tau, anda ingin membeli lukisan untuk apa?"

"Kekasih saya berulang tahun kemarin dan saya ingin membeli lukisan untuknya. Dia menyukai seni dan pandai melukis juga."

"Kalau begitu, anda bisa membelikannya perlengkapan untuk melukis daripada membelikannya lukisan yang sudah jadi."

"Ah, benar juga. Apa anda bisa membantu saya memilihkan perlengkapan itu?"

"Tentu bisa. Kemari, biar saya bantu."

Jeno mulai mengikuti kemana penjaga toko itu berjalan. Jeno tidak paham kegunaan dari semua perlengkapan melukis dan dia hanya mengikuti saran penjaga toko. Daripada memilih sendiri dan menjadi tidak tepat, lebih baik dipilihkan oleh orang yang mengerti.

Setelah mendapatkan peralatan itu, Jeno membayar semua. Jeno juga meminta pada penjaga toko untuk membungkus dengan rapi. Meskipun hanya membeli sekitar 5 benda, Jeno ingin hadian ini menjadi istimewa.

Selesai membeli hadiah, Jeno juga membeli bunga. Hanya setangkai mawar dan itupun Jeno meminta pada penjual untuk menuliskan beberapa kata romantis.

Jeno dengan senang membawa semua hadiah yang sudah dia siapkan. Jeno telat memberikan semuanya karena dia harus mengumpulkan beberapa uang agar bisa membelikan semua ini. Keuangannya memang lumayan baik tapi, untuk membeli hal-hal seperti ini Jeno perlu menabung dulu selama beberapa hari.

Lagipula juga Jeno yakin Renjun menerima apa adanya. Selama ini Renjun tidak pernah menuntut apa-apa. Renjun selalu menerima keadaannya dan Jeno merasa bersyukur untuk itu.

Kini Jeno duduk di halte dekat sekolah. Jeno sengaja menunggu di sini karena Jeno tidak bisa masuk ke dalam. Jeno juga berencana setelah ini akan mengajak Renjun makan di restoran. Intinya hari ini Jeno ingin menghabiskan harinya bersama Renjun.

Lama menunggu sekitar satu jam setengah, Jeno mulai melihat beberapa siswa keluar dari sekolah. Beberapa mobil juga terlihat sudah berdatangan untuk menjemput siswa. Jeno terus menunggu sambil mencari mobil Renjun.

Mata Jeno lalu menangkap mobil sedan putih berhenti di depan sekolah. Tidak lama kemudian Renjun keluar dari gerbang sekolah. Jeno langsung berlari lalu menghampiri Renjun.

Melihat kedatangan Jeno, tentu Renjun terkejut. Jeno juga langsung berdiri di depan Renjun.

"Selamat ulang tahun, sayang." Ucap Jeno sambil memberikan mawar itu pada Renjun.

Renjun tersenyum tipis lalu menerima bunga itu. Renjun menarik Jeno masuk ke dalam mobil. Renjun juga menyuruh supirnya untuk menunggu di luar.

"Terima kasih banyak, Jeno. Maaf aku tidak bisa menghubungimu." Ucap Renjun.

"Tidak apa-apa, aku mengerti." Jeno lalu memberikan kado yang tadi dia siapkan. "Ini juga hadiah untukmu."

Renjun menerima hadiah itu. "Terima kasih." Ucapnya lalu mengecup pipi Jeno. "Apa aku boleh membukanya?"

REDUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang