Pagi-pagi sekali Haechan berdiri di depan halte dekat perumahan mewah. Dia menunggu dengan gusar karena apa yang dia tunggu tidak kunjung datang. Berkali-kali dia mencoba menghubungi Mark, tapi berkali-kali juga panggilan itu tidak terjawab. Padahal Mark sudah berjanji untuk membantu Haechan saat ini.
Tin!
Pandangan Haechan menatap ke arah depan setelah mendengar suara klakson motor. Buru-buru dia menghampiri Mark yang sudah ada di depan halte sambil mengendarai motornya.
"Maaf. Aku tidak bisa cepat karena mommy ku ada di rumah." Mark meberikan paper bag besar kepada Haechan. "Aku mengambil lumayan banyak. Meskipun aku tidak tau untuk apa, aku tetap mengusahakannya untukmu."
Haechan menerima paper bag itu. "Terima kasih banyak, kak. Tolong jangan katakan pada siapapun tentang ini."
"Kau sungguh tidak mau mengatakan padaku tentang semua ini? Aku masih tidak mengerti kenapa kau menginginkan baju-baju itu."
"Aku akan menjelaskan saat aku sudah selesai dengan semuanya. Tapi yang jelas, hal ini berkaitan dengan sepupumu."
"Maksudmu Eric?"
Haechan menggelengkan kepala. "Aku akan ceritakan nanti. Sekarang aku harus segera pergi."
"Mau aku antar?"
"Tidak perlu, kak. Terima kasih untuk tawarannya. Supirku sudah menunggu."
Mark melihat mobil audi hitam yang berhenti tidak jauh darinya. "Baiklah, hati-hati. Kabari aku jika kau sudah siap menceritakannya."
"Tentu. Kalau begitu, aku pergi dulu. Sekali lagi terima kasih kak Mark." Haechan melangkah pergi setelahnya.
Sementara itu Mark hanya diam melihat Haechan yang mulai pergi dengan mobilnya. Mark tersenyum tipis saat teringat bagaimana awal dia dan Haechan bertemu. Jika saja saat itu dia tidak mendatangi seminar di sekolah Haechan, pasti dia tidak akan bertemu dengan pria manis itu.
Beralih ke Haechan, dia meminta pada supirnya untuk membawa mobil lebih cepat. Dia harus segera menyerahkan semua ini pada Yoona. Sebenarnya kemarin malam dia sudah meminta bantuan Mark untuk menuruti permintaan Yoona. Hanya saja Mark tidak bisa melakukannya karena saat itu Mark ada keperluan dengan orang tuanya.
Mobil Haechan kini sudah berhenti di depan rumah Jaemin setelah waktu berputar selama 28 menit. Haechan turun dari mobil lalu berjalan ke arah pintu. Paper bag yang tadi diberikan oleh Mark juga tidak lupa dia bawa.
Setelah memencet bel dan menunggu beberapa saat, keluarlah Yoona dan Yoona langsung menyuruh Haechan masuk ke dalam rumah.
"Kau hanya punya waktu satu jam untuk bertemu Jaemin. Setelah itu silahkan pergi dari sini. Aku juga meminta padamu untuk tidak mengatakan pada siapapun tentang apa yang akan kau lihat setelah ini. Jika kau melanggar, akibatnya silahkan tanggung sendiri." Ucap Yoona sambil terus berjalan.
Haechan hanya biasa mengiyakan apa yang dikatakan Yoona. Entah kenapa juga dia merasa berdebar padahal yang akan dia temui adalah Na Jaemin.
Yoona berhenti di depan kamar Jaemin dan diikuti dengan Haechan.
"Masuklah. Jaemin sudah menunggumu di dalam. Serahkan juga apa yang kau bawa itu pada Jaemin." Ucap Yoona dan lagi-lagi Haechan hanya mengiyakan.
Yoona pun pergi meninggalkan Haechan. Sementara itu Haechan menghela napas sebenar sebelum akhirnya membuka kamar Jaemin.
Setelah Haechan masuk ke dalam kamar dan menutup kembali pintu kamar itu, dia langsung mendapati Jaemin duduk di kursi dengan posisi memunggunginya menghadap ke arah jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
REDUM
FanfictionPergulatan Na Jaemin dengan kerasnya hidup pada akhirnya membuat sebuah pertemuan yang sangat indah dengan Na Jisung. Meskipun Jaemin harus menuntun Jisung sendirian, dia tetap merasa mampu melakukan itu. Yang dilupakan Jaemin adalah sejauh apapun d...