№ 5

3K 192 11
                                    

Pagi-pagi sekali Jaemin sudah sibuk dengan Jisung. Hari ini kebetulan Jisung sedang rewel karena badannya agak demam. Jaemin sama sekali tidak memberikan obat pada Jisung untuk meredakan demamnya. Dia hanya melakukan skin to skin agar panas di tubuh Jisung mengalir ke tubuhnya.

Usia Jisung sekarang baru tiga bulan dan karena itu Jaemin masih tidak mau Jisung sering meminum obat. Jika hanya demam seperti ini, maka Jaemin akan melakukan pengobatan alami atau tradisional.

Sejak Jaemin hamil, dia banyak belajar hal baru tentang merawat kandungan, bayi, bahkan mengatur kondisi psikisnya untuk meminimalisir terjadinya babybluse bahkan Post Patrum Depresion.

Untuk saat ini Jaemin tinggal di rumah hanya berdua dengan Jisung. Yoona dan Siwon hanya menemani Jaemin di sini selama satu bulan. Sebenarnya Yoona berniat menetap di sini tapi Jaemin menolak. Jaemin mengatakan ingin mencoba hidup mandiri bersama Jisung. Suatu saat jika memang Jaemin membutuhkan bantuan, Jaemin akan meminta tolong pada Yoona dan Siwon.

Tangan Jaemin terus menepuk-nepuk pelan punggung Jisung yang terus merengek. Saat kepala Jisung menggeliat di dadanya, Jaemin langsung memberikan asi untuk Jisung. Akhirnya Jisung menyusu dan dia mulai menghentikan rengekannya.

Jaemin mengelus kepala Jisung sambil mengatakan banyak hal baik pada Jisung. Meskipun Jisung tidak memahaminya, Jaemin percaya bahwa Jisung mendengarnya. Setidaknya Jaemin memperdengarkan kata-kata indah pada Jisung sejak kecil.

Setelah beberapa saat, Jaemin melihat Jisung mulai tertidur pulas. Dia menyelimuti Jisung dengan selimut tipis dan seletah itu dia mengubah posisi menjadi duduk. Dia menata beberapa bantal dan guling di sisi Jisung agar Jisung tidak jatuh. Setelah itu Jaemin menggunakan kembali kaosnya lalu keluar dari kamar.

Jaemin merasa lapar dan karena itu dia harus memasak. Sebenarnya dia lelah karena harus mengerjakan ini dan itu sendirian. Dia tidak menggunakan pembantu sama sekali di sini. Namun dia terus menanamkan dalam pikirannya bahwa semua ini bisa dia lakukan.

Jaemin hanya memasak sedikit karena memang hanya untuk dia makan sendiri. Sambil menununggu memasak, dia kembali ke kamar untuk mengambil ponsel, popok, baju, kaos kaki, dan barang kotor milik Jisung.

Jaemin membuang popok ke dalam tempat khusus lalu memasukkan barang kotor milik Jisung ke mesin cuci. Jaemin juga menyalakan sapu elektrik untuk membersihkan lantai. Setelah itu dia kembali mengecek masakan yang dia buat.

Saat Jaemin sedang meletakkan makannya ke dalam piring, ponsel miliknya berbunyi. Dia tetap meletakkan ponselnya di atas meja, menggeser gambar hijau, lalu menyalakan loudspeeker.

"Jaemin, kau sedang apa?"

"Sedang memasak."

"Apa Jisung masih rewel?"

"Sudah tidak. Dia tidur sekarang."

"Syukurlah. Jika demamnya tidak turun juga, bawa dia ke rumah sakit."

"Iya, bunda. Demamnya sudah agak mereda. Aku selalu rutin memberinya asi karena asi bisa menjadi obat alami untuk anak seusia Jisung."

"Baguslah. Kau juga jangan lupa jaga dirimu. Makan yang banyak, istirahat yang cukup, dan jangan terlalu banyak pikiran."

"Iya, bunda. Aku mengerti. Terima kasih sudah mengingatkan."

"Ah, iya. Tentang bisnis yang saat itu ditawarkan oleh ayah, apa kau jadi mengambilnya?"

Jaemin terdiam sejenak lalu mematikan kompornya.

"Untuk saat ini aku masih tidak bisa mengambilnya. Aku harus fokus mengurus Jisung dulu, baru aku bisa mengurus bisnis atau hal lainnya."

REDUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang