Malam ini Jaemin menelpon Jeno karena Jeno pagi tadi tidak ada di apartemen dan tidak mengantar Jisung ke sekolah. Sepertinya Jeno pergi untuk urusan pekerjaan. Namun kini Jisung mencarinya karena dia mendapat penghargaan dari pihak sekolah atas prestasi yang dia dapatkan. Jisung ingin menunjukkan itu pada Jeno.
"Masih belum bisa, mydy?" Tanya Jisung yang saat ini sudah berganti pakaian dan duduk di meja makan untuk makan malam.
"Belum. Sepertinya papa mu sangat sibuk." Jawab Jaemin lalu meletakkan ponselnya ke atas meja. "Kita maka saja dulu, ya. Nanti pasti papa mu mengabari lagi."
"Tapi tidak biasanya papa tidak ada kabar seperti ini."
"Mungkin memang papa sangat sibuk. Sekarang lebih baik kita makan dulu saja, ya."
Jisung hanya menurut saja. Dia mulai makan meskipun perasaannya tidak enak. Dia mengkhawatirkan Jeno sekarang. Jaemin pun sebenarnya merasakan hal yang sama. Namun dia mencoba tidak menunjukkannya pada Jisung agar Jisung tidak bertambah khawtir.
Kemarin setelah bertemu dengan Haechan dan Mark, Jeno hanya menitip pesan pada Mark bahwa dia akan kembali ke unit apartemennya. Setelah itu Jeno tidak kembali lagi ke apartemen Jaemin, bahkan dia tidak menjemput Jisung.
Awalnya saat itu Jaemin merasa Jeno butuh lebih banyak istirahat. Karena itu Jaemin tidak menghubungi Jeno atau mengunjungi unit apartemennya. Jaemin saat itu akhirnya juga memberi pengertian pada Jisung bahwa Jeno sedang sibuk atau butuh lebih banyak istirahat. Untungnya Jisung mengerti dan tidak mencari Jeno kemarin. Namun setelah tau Jeno tidak ada dan tidak bisa dihubungi, Jisung jadi mencarinya hingga merasa khawatir.
Kini setelah beberapa saat, mereka selesai menghabiskan makanan masing-masing. Jisung membantu Jaemin merapikan beberapa barang.
Saat mereka sibuk di dapur, Jaemin mendengar bel apartemennya berbunyi. Namun Jisung yang lebih dulu berlari ke depan kamudian disusul Jaemin setelahnya.
"Papa!" Ucap Jisung dengan senangnya karena akhirnya Jeno datang. Dia memeluk Jeno begitu Jeno masuk dan menutup pintu.
"Papa kemana saja? Kenapa tidak bisa dihubungi?" Tanyanya.
"Maaf. Aku ada urusan." Jawabnya sambil memeluk anaknya.
Jisung melepas pelukannya. "Papa baik-baik saja, kan?" Tanyanya.
"Tentu saja. Kemarin aku ada urusan mendadak dan harus mengunjungi suatu tempat untuk menyelesaikan pekerjaanku."
"Lain kali jangan seperti ini papa. Aku mengkhawatirkan papa."
Jeno hanya tersenyum lalu mengelus kepala anaknya dengan lembut. "Kau sudah makan?" Tanyanya.
"Sudah, papa. Baru saja selesai. Papa bagaimana? Sudah makan?"
"Sudah. Apa kau bermain setelah ini?"
"Tidak. Aku ingin menunjukkan sesuatu pada papa."
"Menunjukkan apa?"
Jisung manarik tangan Jeno masuk ke dalam dan Jeno hanya mengikuti kemana Jisung menariknya. Saat berpapasan dengan Jaemin, bisa-bisanya Jeno mengusuk pelan rambut Jaemin dan memberikan senyum tipis untuknya. Sementara itu Jaemin merasa lega setelah tau Jeno baik-baik saja.
Begitu sampai di kamarnya, Jisung menunjukkan piagam yang tadi diberikan oleh sekolah untuknya.
"Piagam penghargaan?" Tanya Jeno dan Jisung mengangguk dengan semangatnya. "Wah, benar-benar pintar sekali." Puji Jeno sambil mengelus kepala Jisung dengan lembutnya. "Selamat untuk penghargaannya, ya. Teruslah berprestasi, tapi jangan memaksakan diri juga. Aku bangga padamu apapun pencapaianmu." Ucapnya lalu menghentikan elusannya pada kepala anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REDUM
FanfictionPergulatan Na Jaemin dengan kerasnya hidup pada akhirnya membuat sebuah pertemuan yang sangat indah dengan Na Jisung. Meskipun Jaemin harus menuntun Jisung sendirian, dia tetap merasa mampu melakukan itu. Yang dilupakan Jaemin adalah sejauh apapun d...