№. 36

1.7K 146 45
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Jaemin ada di Korea. Karena itu hari ini Jaemin menghabiskan waktunya hanya bersama dengan Haechan. Sementara itu, Jisung sejak pagi sudah ada di rumah sakit untuk menghabiskan waktu bersama Jeno. Jaemin tidak menemani Jisung karena dia masih tidak bisa bertemu Jeno setelah apa yang sempat terjadi kemarin.

Tadi setelah mengantar Jisung dan memastikan Jisung sudah benar-benar sampai di kamar Jeno, dia lansung pergi tanpa mengatakan apapun pada Jeno. Dia hanya berpamitan kepada seseorang yang juga menjaga Jeno di rumah sakit.

Siwon dan Yoona pun tau bahwa saat ini Jisung ada bersama Jeno. Namun mereka tidak keberatan karena memang sudah seharusnya Jisung mengenal atau dekat dengan ayahnya. Mereka juga yakin meskipun Jeno bukanlah orang baik, Jeno tidak akan menyakiti anaknya sendiri.

Kini Haechan dan Jaemin baru saja selesai berbelanja, jalan-jalan ke taman, dan juga sempat pergi ke salon. Awalnya Jaemin hanya menemani Haechan memotong rambut. Namun Haechan tiba-tiba memaksa Jaemin mewarnai rambutnya.

Sempat terjadi perdebatan kecil diantara mereka karena Jaemin menolak mewarnai rambutnya, sedangkan Haechan terus memaksa. Haechan akhirnya mengeluarkan jurusnya untuk merayu Jaemin yaitu dengan megatakan bahwa sudah lama mereka tidak bertemu dan bermain bersama seperti ini. Tidak ada salahnya Jaemin menuruti permintaan Haechan.

Dengan rayuan itu akhirnya Jaemin bersedia menuruti permintaan Haechan. Namun Jaemin meminta agar pihak salon menggunakan pewarna rambut yang bisa hilang saat terkena shampo. Haechan pun akhirnya setuju. Hasilnya adalah rambut Jaemin kini berubah.

Setelah selesai berjalan-jalan di luar, mereka langsung pulang ke rumah Haechan. Kini mereka duduk di ruang tamu dengan banyak camilan di sana dan mereka juga menonton televisi bersama.

"Kau mengatakan tadi orang tuamu tidak bisa mengantarmu ke bandara. Karena itu, nanti aku yang akan mengantarmu ke bandara." Ucap Haechan.

"Tapi aku harus menjemput Jisung dulu."

"Tidak apa. Aku akan menunggumu di parkiran rumah sakit."

"Sebegitu tidak maunya kau bertemu Jeno?"

Haechan menganggukkan kepala. "Aku sudah maafkan dia. Tapi untuk bertemu dengannya lagi, aku masih tidak bisa."

Jaemin tidak menjawab lagi. Dia melanjutkan kegiatannya memakan kripik ubi yang tadi dia beli bersama Haechan.

"Dia menyebalkan sekali, Jaemin." Ucap Haechan.

"Siapa?"

"Jeno." Haechan membuang kulit kacang ke sembarang tempat. "Saat dia tau bukan kau yang melukai kekasihnya, dia datang padaku dan menyalahkanku. Dia mengatakan harusnya aku meyakinkan dia lebih keras lagi bahwa bukan kau pelakunya."

"Jadi, Jeno tau semua itu dari siapa?"

Haechan menghendikkan bahu. "Saat itu dia datang kepadaku sambil membawa sebuah koran berisi berita tentang penembakan itu. Aku rasa dia tau dari koran."

"Lalu apa yang dia katakan lagi."

"Dia mencarimu. Bodoh sekali manusia satu itu. Masih punya muka mencarimu dan menanyakan keberadaanmu kepadaku. Seolah lupa bahwa dia sudah sangat menghancurkanmu."

"Lalu apa yang kau lakukan?"

"Tentu saja aku menamparnya. Biar dia tau diri dan sadar bahwa dia harusnya tidak pantas mencarimu setelah melukaimu sebesar itu."

"Jika kau bertemu dengannya, apa kau juga akan menamparnya lagi?"

"Mungkin begitu. Kalau bisa aku sobek-sobek wajahanya agar dia benar-benar tidak memiliki muka."

REDUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang