17. The Red Ones Were Not Just Tomatoes

286 58 17
                                    

C H A P T E R. 17

「The Red Ones Were Not Just Tomatoes」

Dengan titel kebanggaan nya sebagai pimpinan redaksi, juga nama belakang keluarganya yang mentereng, Seohyun memaklumi kalau lelaki seperti Cho Kyuhyun punya ego, dan harga diri setinggi langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan titel kebanggaan nya sebagai pimpinan redaksi, juga nama belakang keluarganya yang mentereng, Seohyun memaklumi kalau lelaki seperti Cho Kyuhyun punya ego, dan harga diri setinggi langit. Apapun situasinya, lelaki itu pasti tidak akan membiarkan dirinya kelihatan menyedihkan bak pecundang, atau di remehkan oleh orang-orang yang bukan siapa-siapa kalau di banding dengan dirinya yang punya nama mencolok.

Bukan cuma Cho Kyuhyun, Seohyun pun kadang-kadang demikian. Hanya dalam keadaan tertentu saja dia akan mengalah, dan mengakui kalau ternyata dia memang tidak sehebat ekspektasi orang lain. Tapi sayangnya, Cho Kyuhyun tidak. Lelaki itu jelas-jelas tidak suka di remehkan bahkan di situasi dimana dia pun menyadari kalau dia tidak akan bisa mengendalikannya. Dengan kata lain, Kyuhyun pun sadar kalau dia sudah pasti kalah, tetapi ego dan harga dirinya itu membuat dia tetap mendongak untuk bersikap angkuh. Bahkan untuk hal sepele sekalipun.

Keangkuhannya itulah yang sekarang membuat Cho Kyuhyun terbaring tidak berdaya bak seonggok sampah di atas kasur.

“Oh ya Tuhan, lihat siapa yang kemarin mendongak angkuh dan mengatakan bahwa dia tidak takut ketinggian?”

Benar, Cho Kyuhyun memang punya ego setinggi langit sampai tidak berani mengakui bahwa dirinya tidak cocok dengan ketinggian, meskipun itu cuma sebatas wahana bianglala yang tidak ada apa-apanya. Kalau dalam keadaan normal, Seohyun harusnya tertawa terbahak-bahak dan memperlihatkan karma dengan jelas pada lelaki itu. Sayangnya, karena Cho Kyuhyun si angkuh itu sekarang tengah ambruk, yang Seohyun lakukan akhirnya cuma mendengus separuh kasihan.

“Aku sudah bilang, kan? Kalau kau tidak bisa, tidak usah memaksa. Kenapa sih, egomu yang setinggi langit itu tidak bisa mengerti, tuan Cho?”

Seohyun meletakkan semua sarapan di atas nakas meja, lalu beralih membereskan pakaian Kyuhyun yang berserakan di lantai. Untungnya karena Dean, dan Jean masih tertidur lelap dan tidak membuat keributan pagi-pagi. Dengan begitu, satu-satunya yang membuat keributan pagi ini hanyalah Cho Kyuhyun si lelaki sombong.

“Bisakah kau berhenti mengomel?  Lebih baik kau fokus saja untuk mengurusku, di banding dengan merundungku begitu, Seo Joohyun,” ucap Kyuhyun yang sudah cukup tersinggung dengan semua kalimat Seohyun. Oh, karena sialnya, semua itu memang benar. Cho Kyuhyun memang begitu.

Mendengar kalimat Kyuhyun barusan, Seohyun lantas bersedekap. “Bahkan di saat begini, kau masih bisa sombong begitu? Memangnya kau pikir aku ini sitter mu, ya?”

Cho Kyuhyun menghela napas. Dia lupa kalau Seohyun sama seperti dirinya. Persis sekali, sampai rasanya Kyuhyun kehilangan semua kuasanya jika di depan Seohyun. Itulah alasan teratas mengapa Kyuhyun berakhir menaiki wahana bianglala itu, dan ambruk di atas kasur seperti ini.

Under The HeelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang