18. Endless Misadventures

319 52 18
                                    

C H A P T E R. 18

「Endless Misadventures


“Kau melupakanku, Seohyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kau melupakanku, Seohyun.”

Seohyun yang hanya menunduk di tempatnya sejak pertama kali datang, akhirnya mendongak. Mendapati sosok Anna sudah duduk di depannya. Wajahnya perpaduan antara kesal, dan penasaranㅡseperti gadis itu tengah mendesaknya untuk mengatakan segala rentetan hidupnya dalam beberapa hari ke belakang.

Punggungnya mundur, dan bersandar pada kursi yang dia duduki, lalu menatap Anna. Kalau saja gadis itu pintar menebak, sepertinya raut wajah Seohyun sudah hampir bisa mengatakan segalanya. Kalau dia tidak baik-baik saja, atau bahkan nyaris gila. Seohyun, dan kesialannya yang tidak ada habisnya itu nyaris membuat Seohyun ingin menenggelamkan diri di dalam bath up.

“Kau bisa melihatku, Anna,” jawab Seohyun pada akhirnya dengan nada lesu. Tidak punya banyak tenaga untuk berdebat, hanya karena pertanyaan kenapa dia tidak pernah berkunjung lagi semenjak terakhir kali.

Anna berdecak, sepertinya dia perlu mengoreksi kalimat Seohyun. “Maksudmu, kau bisa melihat betapa kacaunya, aku?”

Bagus. Anna punya perumpamaan yang sangat tepat untuk menggambarkan situasi Seohyun sekarang. Membuatnya tidak perlu repot-repot menjelaskannya lagi. Seohyun memang kacau. Seolah seluruh dunia tidak memberinya tempat untuk bernapas lega. “Ya, persis seperti yang kau katakan. Aku memang begitu. Kacau.”

Karena melihat kondisi Seohyun, dan raut wajah gadis itu yang tidak baik-baik saja, Anna memilih mengalah. Sedikit banyaknya, dia tidak mengerti bahwa dia tidak punya hak untuk memaksa Seohyun bercerita tentang hal-hal yang mungkin tidak ingin di katakan nya.

“Jadi, apa sesuatu terjadi?” tebak Anna. Yang seharusnya, dia pun tahu jawabannya adalah iya. Sesuatu pasti telah terjadi.

“Sejujurnya tidak seburuk itu, hanya sajaㅡapa aku betul-betul tidak bisa hidup dengan benar?” Seohyun mengusap wajahnya yang kusut. Kepalanya perlahan mengurutkan kejadian kemarin dalam kepalanya. Kyuhyun yang sakit, Kyuhyun yang absen dari kantor, Seohyun yang menjenguknya sepulang kerja, lalu bagian terburuknya terjadi. “Kau tahu Cho Kyuhyun, kan? Kemarin dia sakit.”

Anna tentu tahu siapa Cho Kyuhyun. Seohyun sudah menceritakannya. Tapi dimana letak masalahnya, kalau lelaki itu cuma sakit? Lelaki itu juga, kan, manusia. “Lalu dimana masalahnya?”

“Kyuhyun sakit, lalu aku merawat nya. Dan bagian terburuknya adalah saat ibunya datangㅡmenatapku dan Kyuhyun dengan pandangan berbinar. Ibunya mengundangku makan malam di rumahnya, ya Tuhan.”

Begitu Seohyun menyelesaikan ceritanya, saat itulah Anna tertawa terbahak-bahak. Kalau di lihat dari situasi versi singkat nya, semua orang pun bisa menilai kalau itu bukan masalah besar. Seohyun hanya perlu datang makan malam, dan semuanya selesai. Tidak ada yang perlu di buat rumit soal itu. Tapi kalau itu Anna, yang sudah tahu dan bisa melihat versi lengkapnya, maka Anna akan menilai kalau itu jelas masalah besar. Kesialan lain yang tidak akan membuat hidup Seohyun tenang.

Under The HeelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang