C H A P T E R. 02
「Fortune & Contretemps」
Keberuntungan adalah hal yang paling susah untuk Seohyun temukan dalam hidupnya.
Setelah dia gagal menjadi desainer, rasanya seperti semua kesialan tiba-tiba saja di tarik kearahnya seperti kutub magnet. Menjadi pengangguran, dan mendapat pertanyaan soal menikah adalah salah satu contohnya. Semua hal yang jelas-jelas tidak di inginkan siapapun. Kesialan mendadak menjadi nama tengahnya. Seo sungguh sial Joohyun.
Tapi kali ini, akhirnya keberuntungan menjadi harapan paling indah miliknya. Terimakasih pada Tuhan karena mengirimkan sosok Do Anna yang tiba-tiba saja menyarankannya untuk membeli apartemen dan tinggal terpisah dari kedua orang tuanya. Satu kesialannya tentang menikah akhirnya tidak akan dia dengar lagi. Daripada menikah tanpa persiapan, Seohyun lebih senang karena akhirnya dia bisa menentukan tujuan hidupnya yang baru.
Kali ini Seohyun berniat melupakan mimpinya menjadi desainer. Meski masih banyak kesempatan, Seohyun tidak suka mengulang patah hati terhebat untuk kedua kalinya. Jadi, merencanakan hal yang baru terdengar lebih baik untuk di lakukan saat ini. Berhenti menjadi pengangguran adalah tujuan utamanya sekarang.
"Sialan kau Seo Joohyun! Kau sedang bersantai sedangkan aku harus membereskan kardus-kardus sampah mu, itu?" mata Seohyun yang terpejam sedari tadi sontak terbuka, dipaksa oleh suara nyaring khas ibu-ibu komplek milik Anna yang sekarang baru saja meletakkan kardus kecil di dekat meja.
Bayangan juga perdebatan antara keberuntungan dan kesialan nya berakhir. Seohyun langsung bangun dari tidurnya dan menghampiri Anna yang mendudukkan dirinya di sofa, kemudian ikut terpejam.
"Sudah selesai?" tanya Seohyun sembari melihat-lihat kardus yang sudah menumpuk disana. Juga mengedarkan pandangannya ke arah lain untuk memastikan barang-barang yang di bawanya.
"Kurasa sudah. Lagipula kau memang tidak membawa terlalu banyak barang." Anna menjawab dengan mata terpejam. Tidak berniat menggerakkan kepalanya sedikitpun dari posisinya sekarang. "Omong-omong, apartemen mu mewah juga. Kau pasti menghabiskan banyak uang mu, kan, Joo?"
Seohyun terkekeh, kemudian saat menyadari semuanya memang sudah lengkap, dia ikut duduk di samping Anna-melakukan apa yang sedang gadis itu lakukan juga. "Tabunganku langsung menangis saat mengetahui harga sewanya. Tapi itu lebih baik daripada aku harus mendengarkan ayah ku yang terus mengoceh soal pernikahan. Demi tuhan, aku lelah."
"Jadi, kau akan berkerja setelah ini?" tanya Anna penasaran, juga setengah terkejut karena Seohyun memutuskan hal sesungguhnya mungkin terdengar tidak mungkin bagi gadis itu. Karena seingat Anna, Seohyun tidak akan berhenti sebelum mimpinya menjadi desainer terwujud.
Seohyun mengangguk pelan. Tahu apa maksud lain dari pertanyaan itu. "Aku juga tidak tahu kenapa aku menyerah secepat ini. Tapi bermimpi menjadi desainer lagi setelah gagal mencapainya, rasanya mirip seperti mengalami mimpi buruk. Dan aku tidak mau mengalami nya lagi, Na."
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Heels
FanfictionTerdampar di kawasan apartemen mahal demi menghindari pertanyaan soal menikah dari kedua orang tuanyaㅡsetelah gagal menjadi designer, bukanlah bagian dari rencana Seohyun setelah pulang dari Paris. Tetapi itulah Seo Joohyun dan kesialan miliknya yan...