C H A P T E R. 22
「Which Explodes, and Burns Like Fireworks」
Hari itu rasanya terlalu damai bagi Kyuhyun.
Tidak ada pertengkaran sepele dengan Seohyun, tidak ada rengekan dari Jean, dan Dean, tidak juga dengan suara berisik teman-temannya yang senang mengejeknya ini, dan itu. Saking damainya, Kyuhyun bahkan sampai mengernyitkan kening beberapa kali saat meeting dengan perusahaan lain berlangsung. Dari tempatnya, dia cuma sesekali memperhatikan bagaimana cara Seohyun yang sedang presentasi, tanggapan orang-orang yang hadir, juga topik yang memang sedang mereka bahas.
Bukannya tidak bersyukur, hanya saja rasanya aneh bagi Kyuhyun merasa sedamai itu di sepanjang harinya, karena dia sudah terlalu sering direcoki semua hal dalam hidupnya. Setelah mendengus sebentar, Kyuhyun kemudian mengalihkan pandanganya dari Seohyun ke arah lain. Saat itu, barulah kedamaian yang Kyuhyun pertanyakan perlahan hancur seketika.
Di seberang meja, Kyuhyun menyadari bagaimana cara rekan kerjanya menatap Seohyun dengan pandangan yang tidak biasa. Oh, tentu saja sebagai sesama lelaki, Kyuhyun akan mengatakannya dengan percaya diri kalau tatapan itu bukanlah tatapan yang cocok untuk di layangkan kepada rekan kerja yang bahkan baru di temui. Kyuhyun yakin tatapan itu mengandung kekaguman yang nyaris lebih jauh lagi. Perlahan-lahan, dadanya terasa ingin meledak hebat. Kyuhyun harus mengakui kalau kedamaian nya di gangguㅡseolah-olah dia terancam untuk sesuatu.
“Pertemuan hari ini kita sudahi. Proposal lengkapnya akan kemudian di kirim melalui email. Jika ada pertanyaan, dan sesuatu yang perlu di diskusikan lebih lanjut, akan kita bahas di pertemuan selanjutnya.”
Bahkan sampai pertemuan berakhir, Kyuhyun masih menjatuhkan pandangan nya pada lelaki itu, lelaki yang tidak henti memandangi Seohyun dengan binar kekaguman.
“Aku lumayan terkejut karena bertemu denganmu. Maksudku, disini? Rasanya sangat kebetulan, kan?” Suara Hyunwooㅡlelaki yang Kyuhyun maksud tadi menggema di dalam ruang pertemuan. Melupakan fakta kalau Cho Kyuhyun masih disana, duduk di salah satu kursi untuk memerhatikan keduanya dengan wajah yang makin mengerut bingung. Dia tidak menduga kalau itulah kalimat pertama yang dia dengar dari lelaki itu untuk Seohyun.
‘Apa mereka saling mengenal?’ Kyuhyun mulai bertanya-tanya dalam hatinya. Meningkatkan kewaspadaan dalam dadanya. Sejujurnya, Kyuhyun mulai tidak nyaman.
“Sebetulnya aku juga begitu,” jawab Seohyun yang membuat Kyuhyun membulatkan matanya. Kali ini, dia benar-benar gatal ingin langsung berdiri, dan menghampiri keduanya untuk menginterupsi apapun yang tengah keduanya bicarakan. “Kau tidak mengatakan apapun, Im.’
Keakraban yang Kyuhyun benci itu lantas berlanjut dengan obrolan yang makin memuakkan di matanya. Terlebih saat lelaki itu melemparkan candaan garing yang membuat kepala Kyuhyun memanas. “Jangan panggil aku dengan margaku, rasanya aku terdengar sangat tua.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Heels
Fiksi PenggemarTerdampar di kawasan apartemen mahal demi menghindari pertanyaan soal menikah dari kedua orang tuanyaㅡsetelah gagal menjadi designer, bukanlah bagian dari rencana Seohyun setelah pulang dari Paris. Tetapi itulah Seo Joohyun dan kesialan miliknya yan...