Surat Chiba Tanya ditemukan di bawah buku-buku yang ditumpuk secara vertikal di ruangan pribadinya tersebut. 'Kamar' Mine selama dia mendarat di perpustakaan ini dan sebelum pindah ke rumahku. Ruangan yang semula kupikir ruang arsip.
Seperti kata Mine sewaktu awal pertemuan denganku, di ruangan tersebut terdapat futon, rak camilan, kardus-kardus berisi barang yang tak terpakai lagi, dan lemari arsip. Nah, kan! Masih ada arsipnya. Tebakanku tidak sepenuhnya salah.
Kemudian mengenai mengapa sebuah futon dan camilan-camilan bisa berada di ruangan yang mirip gudang ini, ditilik dari isi suratnya yang menyebut Chiba Tanya tak punya teman, sepertinya dia sering 'bermalam' di ruangan ini.
Mungkin saja saking seringnya berada di perpustakaan yang selalu sepi itu, dirinya jadi berteman akrab dengan si penjaga. Atas persetujuan beliau, Chiba Tanya diizinkan tinggal di ruangan dalam ruangan tersebut.
Yah, lagi-lagi hanya tebakan saja.
Setelah acara tangis-menangis dan maaf-maafan, aku mengajak Mine langsung pulang. Tapi dia menolak.
Bukan. Dia tidak menyuruhku bermalam bersama di sana kok!
"Bertengkar dengan Hiro-kun selama beberapa hari sedikit menyadarkanku." Mine bicara sambil tersenyum. "Ternyata, aku tidak selemah yang aku kira. Mulanya aku yang memang ketergantungan sama Hiro-kun ini atas pertengkaran itu membuatku jadi berpikir lebih. Aku harus bisa mandiri untuk bisa hidup sendiri. Rasa ngambekku padamu berhasil memunculkan keberanian baru dalam diriku yang selama ini bersembunyi karena adanya rasa nyaman yang berlebihan. Nyaman dalam genggaman Hiro-kun."
Bicaraan Mine tersebut bernada positif. Dia mengaku dirinya mengalami kemajuan dari pertengkaran kami itu. Tapi, aku malah menatapnya khawatir.
"Kau benar tidak apa-apa, Mine?" kataku, dengan suara lemah.
Mine mengangguk-angguk. Masih sambil tersenyum. "Aku ingin mandiri, Hiro-kun. Aku ingin berdiri dengan kakiku sendiri. Jika keadaannya menjadi seperti itu lagi, tak ada seorang pun yang peduli padaku, bukankah aku harus tetap melanjutkan hidup walau sendirian? Aku harus kuat dan bukannya mengemis perhatian siapa saja yang mempunyai waktu luang untuk mengurusiku. Aku tak boleh mengandalkan tangan orang lain untuk bangkit dari kejatuhan."
Dia membicarakan kebohongan yang pernah dia katakan padaku di awal pertemuan? Mengemis perhatian siapa saja (aku) yang mempunyai waktu luang (aku) untuk mengurusinya (aku).
"Sikap Hiro-kun selama ini padaku tidak salah. Hiro-kun menerima permintaan tolong mustahilku itu bahkan mengizinkanku tinggal di rumahmu. Yang salah adalah kebohongan yang kubuat itu. Bisa-bisanya aku membuat skenario tipuan di mana aku mengharuskan orang lain untuk terlibat. Aku minta maaf yang sebesar-besarnya, Hiro-kun."
"Tapi gara-gara itu aku jatuh cinta padamu."
"Tapi gara-gara itu aku hidup ketergantungan padamu."
"Mine. Jangan salahkan apa yang sudah terjadi." Aku berusaha meyakinkannya untuk tidak perlu menyesal sampai sedalam itu. "Hari ini kau kuat dan mandiri karena kesalahan-kesalahanmu di masa lalu. Segala sesuatu terjadi karena adanya sebab akibat. Dan jika kau menyukai dirimu yang sekarang, berterima kasihlah pada kebohongan yang kau buat demi menyelamatkan hidupmu. Lihat, sedari dulu kau sudah peduli pada dirimu sendiri."
Bahu Mine berguncang bukan karena tangisan yang keluar lagi. Melainkan tertawaan yang ditahannya dengan muka tertunduk.
"Terima kasih. Aku bersyukur yang menemukanku itu dirimu. Laki-laki keren yang kerjaannya hanya tidur."
"Aku tidak ker—"
Bibirku ditutup oleh telunjuknya. "Diam. Hiro-kun adalah laki-laki terkeren yang aku temui dalam hidupku."
KAMU SEDANG MEMBACA
the fiction girl want her story [end]
Romanceada gadis yang mengaku 'tokoh fiksi' di perpustakaan nomor dua yang hiro temui.