sadar

2.5K 128 1
                                    

Zia dan gibran kembali ke rumah sakit untuk mengetahui kondisi Amanda, sesampainya mereka di sana mereka langsung pergi menuju ruang inap Amanda

Ternyata disana sudah ada Karel, jesica, Sandra, farel, Sean ,dan ibu Manda. Seperti yang sudah di katakan di bab sebelumnya ada lah di bab mana author lupa hehe, bahwa Amanda ini yatim jadi hanya ibu Amanda yang datang

Lalu Zia menghampiri mereka dengan Gibran yang mengekorinya

"Gimana Keaadan Amanda?" Tanya zia

"Dari Lo pergi sampai sekarang dokter belum juga keluar zi" jawab Sandra lesu

Sedangkan jesica sudah tertidur di pangkuan farel mungkin karena terlalu lama menangis jadi kecapean, sedangkan ibu Manda juga tak henti hentinya menangis juga Karel dengan mata yang sembab mungkin habis menangis berusaha menguatkan ibu Manda

Zia yang melihat itu hatinya sangat sesak tak terasa sebutir air mata keluar begitu saja tanpa diminta, dari isakan kecil menjadi tangisan deras sungguh hatinya sangat sesak melihat salah satu sahabat nya terkapar lemas tak berdaya di dalam ruangan

Gibran memeluk Zia berusaha menenangkan kekasihnya yang sedang terpuruk itu

"Babang, Manda bang Manda d-dia akan baik baik saja kan bang?" Tanya zia dengan tangisan parau

Gibran yang melihat kekasihnya yang menangis parau pertanda bahwa ia sangat terpuruk pun hatinya menjadi sesak melihat keterpurukan sang kekasih

Dengan suara serak gibran pun menjawab

"Manda pasti baik baik saja dek, kamu doain yang terbaik aja buat Manda yah supaya cepet sadar" ucap gibran sambil mengusap Surai panjang Zia lalu menariknya ke dalam dekapan

Sakit rasanya sakit melihat pujaan hati menangis kacau seperti ini, itu menggores hati gibran

Cklekk

Pintu ruangan terbuka, semua orang pun mengalihkan pandangan ke arah pintu tersebut. Seorang dokter keluar dari ruangan itu di susul satu suster di belakangnya

Ibu Amanda langsung saja menghampiri sang dokter di susul yang lainnya

"Dok, g-gimana keadaan anak saya dok?" Tanya ibu Amanda (Liana) panggil saja ibu Lia oke

"Anak ibu mengalami pendarahan di kepalanya beruntung rumah sakit memiliki stok darah yang cocok dengan pasien, juga salah satu tangan pasien tulangnya bergeser tapi sudah di stabilkan dengan operasi tadi, sekarang anak ibu telah melewati masa kritis nya Bu, pasien belum sadar mungkin karena pengaruh obat bius pasca operasi" jelas sang dokter membuat kami semua bernafas lega

"Kapan teman saya akan sadar dok?" Tanya zia

"2 jam lagi mungkin pasien akan sadar atau mungkin lebih cepat" ucap sang dokter

"Kalau begitu saya permisi" sambung dokter itu

"Silahkan dok, terima kasih" jawab semuanya

Belum jauh dokter itu melangkah Zia cepat menghentikan nya

"Eh, tunggu tunggu sebentar dok" cegah Zia

"Iya, apa ada lagi yang mau ditanyakan?" Tanya dokter itu

"Emm...kami semua sudah boleh masuk menjenguk pasien kah dok?" Jawab zia kembali bertanya kepada dokter itu

"Pasien sudah bisa di jenguk, tapi dimohon untuk tidak membuat keributan atau kebisingan yang dapat menggangu kesehatan pasien" jelas dokter itu

"Oh iya dok, makasih" ucap Zia senang

"Sama-sama, kalau begitu saya permisi"

"Mari dok"

Setelah kepergian sang dokter, kini semuanya masuk kedalam kamar VVIP ruang rawat Amanda. Disana Zia melihat dengan jelas wajah pucat sahabat nya yang masih menutup matanya sambil berbaring lemah di atas brankar

transmigrasi fazeya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang