siap-siap

3.4K 160 0
                                    

Waktu terus berlalu hari demi hari terlewat begitu saja dan hari hari ini hari tenang bagi Zia karena baik Leo maupun si lampir belum memunculkan batang hidungnya di depan zia.  sekarang tiba waktunya hari dimana Fanny berulang tahun. Dan sekarang princess kita sedang memandang dirinya di cermin sambil memilah milih gaun untuk ke pesta Fanny.

"Gw pake gaun apa yah?" Tanya nya pada diri sendiri

Zia menemukan baju berwarna merah terang yang sangat menyakiti matanya

"Gila nih si Zia asli punya baju kayak baju jalang semua udah kurang bahan warnanya sangat mogok banget aelah sumpah mata gw sakit"

Zia terus mencari gaun untuk ia pakai ke pesta ulang tahun Fanny, tak lama ia menemukan gaun berwarna hijau tosca yang terdapat gambar bintang bintang yang menghiasi nya juga sebuah pita di bagian perut gaun

Zia memandang gaun itu dengan tatapan binar sungguh gaun di depannya ini sungguh cantik walau sederhana tetapi kecantikannya mengalahkan pakaian pakaian bermerk yang mahal namun tak nyaman untuk dipandang

"Astogeeee!!!!!, Gile gile ni gaun cakep amat yaoloh ni kalau gw pake ini babang gibran pasti bakal tersepona klepek-klepek sama dedek Zia, bahkan suamiku yang tampan yang akhir akhir ini gw lupain juga pasti akan kepincut sama gw" ucap Zia dengan PD nya

Lalu Zia mengganti pakaiannya dengan gaun pilihannya tadi. Saat Zia memakainya sungguh Zia sangat nyaman dengan gaun itu bahannya yang halus tidak gatal yang lebih penting cakeppo banget loh gaunnya ingatkan Zia setelah pesta ulang tahun Fanny ia harus menyetok gaun gaun seperti ini banyak banyak

Zia memandang dirinya di pantulan cermin lalu membolak balikan gaun itu dan lihat lah sungguh 'perfect' cantik ia sungguh cantik memakai gaun itu sangat cocok pada tubuh Zia yang ramping lumayan tinggi dan jangan lupa kulit putih nya yang membuat warna gaun itu sangat pas pada tubuhnya

"Masyaallah ziaaaa, lu.....lu...." Ucap Zia di depan cermin sambil menggantung kalimat terakhirnya

"LU CAKEP BANGET GILEEE HUAAA ADA BIDADARI CAKEP BANGET" teriak Zia ngomong sendiri seperti orang stress

"AAAAAAAAAAAA MOMMY DADDYYY , Zia cakep bangetttttt huhu" teriaknya dengan kelanjutan kata yang sedikit dipelankan

Teriakan Zia tadi sungguh keras bahkan sang mommy daddy dan abang abangnya pun buru buru datang ke kamar putri/princess tercinta tahut ia kenapa Napa di dalam kamar

"Zia..Zia..tok..tok...Zia buka princess kamu ga papakan di dalam?" Tanya Rainer dengan cemas sambil mengetuk pintu kencang

"Zia sayang buka pintunya kamu kenapa sayang hiksss...pah putri kita kenapa?" Tangis mommy Nisa yang takut terjadi apa apa dengan putrinya itu walaupun sering ribut tapi tak di pungkiri bahwa mommy Nisa sayng menyayangi Zia

"Zia..Zia buka pintunya nak kamu di dalam tidak kenapa Napa kan?..tok...TOKK..ziaa" ucap Daddy Haris tak kalah khawatir

"Dek, dek kamu ga papa kan di dalem ko ga buka pintunya princess dek tolong jangan bikin kami khawatir" ucap Zidan

Namun dari semua pertanyaan pertanyaan yang mereka berikan pada Zia sama sekali tak ada jawaban dari sang empunya membuat semuanya semakin khawatir

"Dad dobrak ajah udah pintunya rai takut princess kenapa Napa" usul Rainer

"Iya ayok kita dobrak ajah pintunya" ucap Daddy Haris

Mereka berdua mengambil ancang ancang untuk mendobrak pintu kamar Zia. Daddy Haris dan Rainer saling pandang mengkode lalu

1

2

3

Tepat saat akan mendobrak nya pintu tersebut terbuka dari dalam membuat keduanya jatuh tersungkur ke lantai

"Argghhhh pinggang daddy encok mah tolongin" ringis daddy Haris yang merasa ngilu di pinggangnya karena terjatuh

"Awhssss, dakkk" ringisan dan bunyi benturan kepala Rainer yang bertemu dengan meja belajar Zia

"Kalian kenapa?" Tanya zia enteng tak ada dosa ia kebingungan karena daddy dan abang nya jatuh dilantai setelah ia membuka pintu yang sendari tadi diketuk orang membuat Zia terganggu dan membuka pintunya

"Malah nanya, shhhh kenapa dari tadi ga di buka pintunya sih princess kami kan khawatir" ucap Rainer di sela sela ringisannya

"Loh khawatir kenapa emang aku kenapa?" Tanya balik zia

"Kamu tadi teriak teriak di dalam Jadi kami khawatir terjadi sesuatu sama kamu" ucap daddy Haris

Zia termenung sebentar lalu "Oalah tadi yang Zia teriak teriak yah? Zia Gapapa kok dad cuma Zia kaget dengan penampilan Zia yang persis seperti bidadari dari kayangan yang akan menghabiskan sisa hidupnya bersama pangeran kodok eh pangeran tampan babang gibran" ucap Zia menjelaskan

Sedangkan yang lain melongo jadi tadi Zia teriak karena mengagumi dirinya sendiri? Sedangkan kami di luar sedang khawatir dengan kondisi sang empu yang berada di dalam.

"Lain kali kamu itu jangan bikin orang khawatir bisa ga sih, nakal banget nih anak satu anaknya siapa sih" omel mommy Nisa sambil menjewer telinga Zia

"Awhhh, anak mommy ANISA BULAN FAMUDRA dan Daddy HARIS RANSA FAMUDRA lah siapa lagi anak monyet?" Jawab zia dengan ringisan karena merasa perih pada telinganya

"Tuh nyadar kalo kamu kaya monyet" ucap mommy Nisa sambil melepaskan jewerannya

"Berarti mommy monyetnya dong kan katanya Zia anak monyet?" Tanya zia sambil menaik turun kan alisnya menggoda sang ibunda

"Sembarangan mommy bukan monyet yah" sangkal mommy Nisa

"Terus apa?"

"Aye aye"

Zia berpikir sejenak lalu

Ahahahahahahahahhahaha

"Sungguh mom Aye aye? Ahahaha lebih jelek dong ahhaha" Zia tertawa keras mendengar jawaban mommynya tadi

"Ketawa aja terus nanti pas gibran kesini belum siap" ketus mommy Nisa

"Huh...huh...huh okey okey Zia berhenti"

"Sudah sana lanjutin dandannya biar tambah cantik kayak princess" ucap mommy Nisa

"Iya mom,..emmmm...mom boleh kepangin rambut Zia ga?" Tanya zia

Mommy Nisa tersenyum lalu menjawab" boleh sayang mommy akan kepangin rambut kamu" ucap mommy Nisa dengan senang hati lalu mendekat ke arah Zia dan mulai menyisir rambut zia

Setelah selesai ia sekali lagi memandang dirinya dipantulan cermin lalu mulai memuj dirinya sendiri lagi

"Mom Zia sangat cantik kan?" Tanya zia

"Kamu sangat cantik sayang kamu hasil dari mommy sama Daddy pasti tidak akan mengecewakan" ucap mommy Nisa sambil memukul dadanya bangga

"Aku juga sableng jadi hasil mommy sama daddy juga kan?" Tanya zia yang mengakui kalau dia memang sableng

"E—engak itu mah kamu dapet dari orang lewat waktu 7 bulanan kamu" ucap mommy Nisa

"Jahat bener mom harusnya apapun kekurangan sang anak pasti sang ibu tetap bersyukur ini mah lain beda" ucap Zia mengendus kasar sambil menggulir bola mata malas

"Udah jangan banyak bacot kamu sebentar lagi Gibran Dateng jemput lebih baik sekarang rias tipis wajah cantik kamu itu" ucap mommy Nisa lalu membantu Zia meriasi wajahnya

Setelah selesai mommy Nisa menatap kagum hasil karyanya "perfect" ucap mommy Nisa sambil jari jemarinya membentuk huruf o

"Cantik banget kamu cayang" ucap mommy Nisa memuji Zia membuat Zia terbang melayang

"Ah mommy bisa aja" ucap zia malu malu babi eh kucing

"Jangan lupa bando bunga bunga ijo nya di pake" ucap mommy Nisa

"Itu warna kuning mom" jawab malas Zia

"Hah? Iya kah?"

"Sudahlah dari pada kita mulai sablengnya mending Zia kebawah mom malam ini Zia nyimpen sableng buat di pesta itu" ucap Zia

"Kamu jangan buat onar Zia" peringat mommy Nisa

"Ngak kok mom" ucap Zia tersenyum manis tapi membuat mommy Nisa curinga ada monyet di balik pintu

transmigrasi fazeya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang