gak mungkin

2.7K 102 4
                                    

HAPPY READING
_____________________

Setelah mendengar kabar dari anak buah abangnya Zia langsung saja pergi untuk memastikan nya sendiri

Sesampainya ia di sana ia melihat para pengawal abangnya itu sedang mengangkat mayat manusia yang di tutupi dengan kain, Zia sudah menduga jika mayat itu adalah neto, teman Abang ketiganya

Mereka meletakkan mayat neto di depan markas tepatnya ruang tamu atau yang biasa mereka sebut ruang kumpul

Zia mendekat kala mayat itu sudah di letakkan dibawah lantai, Zia membuka kain bagian atasnya dan dugaannya benar kalau mayat itu adalah mayat neto

Zia termenung dengan semua yang telah terjadi, bagaimana anak dari sahabat orang tuanya membenci orang tua Zia karena sebuah kesalahpahaman yang di buat oleh sahabat lain dari ayah mereka sampai membuat banyaknya kematian, apalagi sekarang kekasihnya juga belum sadar sampai sekarang

Saat Zia sedang larut dalam pikirannya tiba tiba sebuah tangan kekar menepuk pundaknya membuat Zia tersadar dari lamunannya

"Apa yang kamu pikirkan, princess?" Hah, ternyata itu Abang pertamanya ia kira siapa ngagetin aja pikir Zia seraya mengelus dadanya

"Ishh, Abang ngagetin Zia tau" ucap Zia kesal dengan mulut di monyong monyongin

"Hehe, maapin Abang kalau ngagetin princess, lagian kamu juga ngapain ngelamun hmm?" Tanya Rainer sambil terkekeh pelan

"Zia bingung bang dengan apa yang terjadi di kehidupan Zia ini, ternyata masih banyak orang yang ga suka sama Zia" ujar Zia

"Shttt, udah orang yang gak suka sama kita itu cuma orang yang iri sama kita, kalau masalah neto inikan cuma kesalahan pahaman" Jelas Rainer

"Tapi kenapa bang neto harus berakhir dengan kematian juga bang? Apa alasannya memilih bunuh diri? Padahal setelah mengetahui kebenarannya, Zia tidak jadi menghukum matinya" ucap Zia yang memang bingung dengan semuanya

"Menurut laporan dari anak buah Abang, katanya neto mengakhiri hidupnya karena dia malu telah salah menuduh mommy dan Daddy yang ia kira pembunuh orang tuanya" 

"Tapi kenapa harus memilih mati bang? Padahal Zia udah anggep bang neto kayak Abang Zia sendiri"

"Udah, kamu ikhlasin yah biar neto tenang disana, dia juga pasti bahagia bertemu lagi dengan orang tuanya dan adiknya yang belum pernah dia lihat" ucap Rainer menenangkan adiknya itu

Zia mengangguk seraya menghapus air matanya, dan setelah itu proses pemakaman pun dimulai setelah kedatangan ustadz yang Rainer panggil tadi

****************

Setelah acara pemakaman neto selesai, semua orang pergi kecuali Zia, Rainer, ketiga sahabatnya dan sahabat gibran, dan satu orang yang Zia kenal, dia xavier 

Xavier berjalan menuju ke arah Zia dan berhenti didepan gadis itu

"Aku boleh bicara berdua sama kamu?" Tanya xavier meminta izin

Zia mengangkat sebelah alisnya bertanya " mau ngomong apa? Tinggal bicara aja disini" jawab zia

"Aku ngak bisa bicara di sini, ini pribadi jadi aku butuh bicara berdua cuma sama kamu" 

transmigrasi fazeya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang