000

1K 55 6
                                    

Park Jimin atau biasa disebut Jimin sebagai nama panggilannya , pemuda tampan dengan mata sipit , pipi yang sedikit berisi juga bibir layaknya ampela ayam ini terlahir di tengah keluarga terpandang dengan kekayaan yang melimpah, berbakat dalam segala hal , menjadi murid teladan , kapten basket di sekolah , dan masih banyak lagi prestasi pemuda ini .

Namun hal itu tak cukup untuk membuat pemilik manik hitam ini bahagia, dia butuh sosok ayah , sang ayah yang telah pergi meninggalkan sang ibu dan dirinya ketika ia berumur 10 tahun .

Yang jimin kecil ingat dulu sang ayah pergi bersama dengan bibi cantik dan seorang anak laki-laki yang berusia 2 tahun lebih muda darinya . Saat Jimin kecil bertanya pada sang ibu , jawabannya adalah ayah ingin membantu bibi cantik dan anaknya di jepang . Namun sejak saat itu Jimin tak pernah lagi bertemu dengan ayahnya , dan ayahnya pun tak pernah datang ke rumah mereka lagi .

"Jimin, ayo bangun sayang!!"

Jimin, sang pemilik nama hanya menggeliat kecil tatkala merasakan tubuhnya terguncang

" Tunggu sebentar ibu, lima menit lagi"

"Jim ayo !! taehyung sudah menjemputmu"

Jimin membuka matanya , lalu terduduk malas dan mengangguk sebagai jawaban untuk sang ibu. Ia berjalan menuju kamar mandi dengan mata yang masih sedikit tertutup .

" Arrgh rasanya aku ingin membolos sekolah saja dan tidur sepanjang hari " ujarnya sambil mengusak kasar rambut tebalnya .

30 menit berlalu , Jimin sudah siap dengan seragam sekolahnya lengkap dengan tas punggung yang berada di bahu kanannya . Jimin berjalan menuruni tangga menuju ruang makan yang sudah ditempati oleh sang ibu dan sahabatnya

" Rajin sekali kau Kim ??"

Taehyung yang sebelumnya sedang menikmati santapan makan pagi nya terhenti karena kalimat Jimin . Taehyung hanya tertawa renyah lalu menarik Jimin untuk segera bergabung.

" Aku sangat merindukan masakan bibi jihye . Rasanya sama dengan masakan mendiang ibu"

Jimin dan jihye menghela nafas pelan , kalimat sendu yang diucapkan taehyung dengan semangat itu mengiris hati keduanya . Taehyung hanya tinggal bersama sang ayah yang juga jarang pulang karena pekerjaan , membuatnya merasakan kesepian semenjak sang ibu meninggal karena kecelakaan .

" Bibi , mau tidak jadi ibu taehyung . Supaya aku bisa jadi saudara Jimin "

Tanya Taehyung yang membuat Jimin melongo menatapnya

" Aku tidak mau memiliki saudara aneh seperti mu Kim taehyung !!"

" Eyy , bukannya beberapa saat lalu kau bilang akan sangat bahagia jika kau memiliki saudara sepertiku ?? Lagipula ayah dan bibi jihye sama-sama single . Tak masalah bukan ??"

Jihye menatap gemas kearah taehyung , lalu mencolek pipi gimbul Jimin

" Ibu aku tidak akan setuju , kalau ibu memberiku saudara seperti taehyung"

Tolak Jimin ketika sang ibu sudah akan berucap mengenai permintaan taehyung . Jihye mengulum senyum kearah Jimin lalu mengusak rambut taehyung .

Pagi ini suasana kediaman megah milik keluarga Park dibuat gaduh oleh Kim taehyung dan park Jimin yang masih saja beradu argumen dan ejekan masing-masing.

" Sudah , lanjutkan makan pagi kalian "

Keduanya mengangguk lalu melanjutkan makan pagi dengan diiringi Senda gurau dari 2 pemuda random di depan jihye .

"Apapun yang membuat anakku bahagia akan aku lakukan , termasuk menjauhkannya dari lelaki jahat yang telah menyia-nyiakan kehidupan anakku" Ucap jihye dalam hati , ketika melihat dua pemuda berjalan beriringan untuk menuju sekolah.

GOMAWO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang