Disinilah Jimin sekarang , menikmati senja lewat jendela ruangan berdinding kaca bening tepat menghadap pada matahari yang akan segera menghilang.
Sekitar empat puluh lima menit yang lalu , ponselnya menerima pesan dari nomor yang tidak di kenal dan meminta bertemu dengannya di salah satu restoran terkenal di kota Seoul .
Sesekali Jimin menghirup udara segar yang dihasilkan dari penyaring udara di bagian pojok ruangan luas itu , pemuda itu memutar kepalanya menuju pintu yang terbuka. menampilkan seorang pria dewasa yang tersenyum kearahnya
" Maaf membuatmu menunggu nak... " Ucapnya saat telah sampai di depan Jimin dan segera duduk di hadapan pemuda yang masih setia menatap nya tanpa ekspresi itu
" Appa senang dirimu mau datang menemui appa Jim..."
" Katakan apa yang ingin anda bicarakan kepadaku ?" Ucap Jimin dengan suara datar
" Appa merindukanmu nak , appa menyesal dengan apa yang terjadi antara kita ... " Ucap pria yang menyebut nya appa itu dengan nada menyesal
" Tapi aku tidak pernah menyesal tuan , aku bersyukur dijauhkan dari anda ... " Jimin Meraih cangkir dihadapannya dan menyeruput isinya sedikit
" Maafkan appa Jim"
" Mengapa anda kembali datang serta Merta membawa anak dan istri anda kemari tuan ?" Jimin menghela nafas pelan lalu menatap pria yang hampir sepuluh tahun ini ia rindukan kehadirannya kendati dirinya tak pernah kekurangan perhatian dari sang ayah sambung
" Dan dengan tidak tau malunya sekarang anda meminta saya menemui anda .... " Seokhoo meraih jemari Jimin dan menggenggamnya erat
" Appa terpaksa Jim..."
" Terpaksa hingga memiliki anak ? Itu tidak terpaksa tuan tapi memang anda lelaki seorang pecundang ..." Ucap Jimin dengan emosi yang sudah tak terkendali , manik bulan nya telah penuh dengan air yang menggenang disana
" Dulu ... " Jimin bangkit dan berdiri membelakangi sang ayah menghadap jendela , menatap hamparan lampu di depan sana
" Aku selalu bertanya pada ibu , kemana appa ? Apakah appa sudah tidak menyayangi ku hingga meninggalkan ku ? Apakah aku nakal hingga apa tak pernah menanyakan kabarku ? Apa aku berbuat kesalahan hingga membuat appa pergi dariku ... "
" Hingga aku tau jika memang anda , lelaki yang menjadi panutan ku dulu ternyata mengkhianati ibuku dan dengan tega meninggalkan kami tanpa rasa bersalah " Jimin menatap pria dewasa itu dengan luka di mata yang bisa dengan jelas oleh seokhoo
" Dan sejak aku mengetahui semuanya , aku bersumpah tidak ingin bertemu denganmu lagi tuan ! " Kakinya melangkah mendekat kearah sang ayah yang menatapnya sendu dengan gurat kesedihan di wajah pria dewasa itu
" Bahkan aku tidak ingin melihat wajah anda tuan jeon Seok Hoo yang terhormat-" Jimin tertarik dalam pelukan Seok Hoo dengan erat , isakan dari bibir pria dewasa itu terdengar jelas pada indera pendengaran nya
" Maaf ...maafkan appa Jimin maaf ..."
" Aku bahkan tidak pernah Sudi mendengar suaramu lagi tuan.... " Pertahanan Jimin runtuh , pria yang selama ini ia rindukan kini tengah memeluknya erat . Hangat pelukan itu masih sama hanya saja kini pelukan itu bukan lagi milik nya . Pelukan dari sang ayah nyatanya tak mampu mengobati rasa sakit nya selama ini karena penghianatan pria itu .
" Appa mohon maafkan appa Jim..." Dalam sela isakannya Seok Hoo terus meminta maaf pada sang anak yang telah ia tinggalkan selama ini .
" Jangan pernah kembali ke hadapanku tuan , aku mohon ! Jangan mengganggu kami lagi !!" Jimin menjatuhkan lututnya untuk bersimpuh di hadapan sang ayah yang nampak terkejut dengan perbuatannya

KAMU SEDANG MEMBACA
GOMAWO
FanficYang aku tau , ayah pergi tanpa pernah mengingatku lagi Hingga pemuda itu datang dan kembali membuat kehidupanku yang sudah membaik kembali hancur "Aku membencimu jeon jungkook" -jimin