Malam itu , Jimin berfikir dirinya tidak akan pernah bisa bertemu dengan saudaranya lagi . Jimin kira ia akan berakhir mati bersama pemuda yang nyatanya tidak bisa ia sangkal sebagai saudara seayahnya itu . Dengan keadaan selemah ini dirinya pun masih memiliki rasa kasian pada anak itu Kendati hatinya mati-matian ingin egois dan meminta agar pertolongan yang datang dapat mendahulukannya .
"Ugh-... Saem ... Selamatkan Jungkook terlebih dahulu , ia sudah tidak sadar sejak kami terjatuh ... "
Ya, Jimin memilih untuk mengalah dan membiarkan tubuhnya semakin melemah saat tiga guru pembimbing yang berusaha menolong mereka berdua hanya mengangguk dan membawa Jungkook naik terlebih dahulu .
Jika boleh jujur , sebenernya ada rasa khawatir pada hatinya yang terlanjur beku itu ketika mengingat penggal kalimat pemuda tinggi yang berstatus saudaranya seayahnya itu
"Hyung.. jika akuu.. tidak selamat .. setidaknya aku bisa memelukmu . "
Hingga perlahan matanya ikut memberat karena rasa sakit yang tak dapat lagi ia tahan , dengung telinganya pun tak mampu menangkap suara yang di keluarkan oleh bibir tipis taehyung yang entah sejak kapan berada di sampingnya dengan derai air mata .
.............
Taehyung , ditemani oleh Ji-hyun kini tengah duduk menatap pintu emergency room yang menelan dua pemuda berbeda usia dua tahun itu . Keduanya nampak khawatir mengingat keadaan keduanya tidak bisa dikatakan baik juga .
" Taehyung ... " Suara rendah dari arah samping membuat taehyung yang sejak tadi menunduk kini menoleh dan mendapati seokjin menatapnya penuh tanya
" Paman seokjin... " Lirihnya sedangkan Ji-hyun memilih tetap diam karena sejujurnya dirinya sendiri tidaklah terlalu mengenal keluarga taehyung , jimin maupun jungkook yang merupakan teman sekelasnya itu .
" Sedang apa disini ? Bukankah kau sedang pergi bercamping bersama Jimin juga ? " Tanya seokjin melangkah lebih dekat kearah pemuda tampan yang menatapnya sendu itu
" Pa-paman... " Seokjin kini duduk didepan taehyung dan menggenggam erat jemari putih yang sejak tadi saling bertaut itu
" Ada apa hm ? "
"Ji-jimin ada di dalam paman ... Dia.. dia.. "
Tak lama langkah cepat kembali terdengar dari lorong koridor rumah sakit , nampak jihye berlari mendahului dua pria dewasa di belakangnya yang berjalan cepat
" Tae.. "
" Ibu.. " taehyung bangkit dan merengkuh jihye yang kini berdiri di depannya
" Ibu.. ibu maafkan aku , aku tidak bisa menjaga saudaraku Bu.. maaf hiks " jihye membalas rengkuhan anak sambungnya itu mencoba menenangkan kendati hatinya sendiri tengah di landa khawatir yang teramat dalam
" Tenanglah nak .. guru kang sudah menjelaskan kepada kami sebelum kami kemari tadi " wonho kini mengambil alih tubuh bergetar sang putera
" Apa yang terjadi Hyung ? Noona ?"
" Jimin dan temannya melakukan jelajah malam , dan mereka terpeleset ke sisi jurang karena jalan licin . Mereka juga tersesat karena penunjuk arahnya terbawa angin dan berbeda arah dari rute yang seharusnya . " Jelas hoseok kepada sang kakak yang masih bingung dengan situasi ini.
Pintu ruangan terbuka , Kim namjoon dokter yang kebetulan adik dari Kim wonho itu melepas kacamatanya menatap semua orang yang berada di sana satu persatu lalu tersenyum hangat
" Noonaa.. " jihye , wanita satu-satunya disana itu menoleh cepat saat dokter muda itu memanggilnya dengan lembut
" Anakmu itu memang sangat pemberani dan kuat , " ucap namjoon dengan senyum manis terpatri pada wajah tampannya
KAMU SEDANG MEMBACA
GOMAWO
ФанфикYang aku tau , ayah pergi tanpa pernah mengingatku lagi Hingga pemuda itu datang dan kembali membuat kehidupanku yang sudah membaik kembali hancur "Aku membencimu jeon jungkook" -jimin