023

128 25 13
                                    

Jeon jungkook tengah berbaring di kamar setelah dirinya sampai selesai menjalani cuci darah . Keadaan tubuhnya semakin hari semakin melemah , ia rindu sekolah yang membuatnya sedikit melupakan perihal sakit nya .

" eomma , kapan akan pulang ? " Tanya nya pada udara sejuk yang ia rasakan memasuki kamar dari jendela yang terbuka di sebelah kanan ia berbaring . Air mata anak itu tiba-tiba saja mengalir ketika mengingat penggal kalimat sang ibu yang dengan tegas menolak untuk pulang beberapa saat lalu .

" jeon jungkook jangan bersikap manja seperti ini , eomma sedang sibuk sekarang !"

Pemuda dengan mata bulat itu mendudukkan tubuhnya . Ia meringis kecil saat merasakan nyeri pada punggungnya kian terasa begitu menyakitkan .

Namun setelahnya tubuh itu , ia bawa kembali keluar rumah mewah hanya untuk suasana yang mungkin saja membuat hatinya membaik .

Matanya berkeliling mencari sesuatu yang membuatnya tertarik , hingga matanya menemukan sosok wanita dewasa di seberang sana sedang memilih bunga. 

Jungkook mulai menyeberangi jalan dan menghampiri wanita yang kini tengah tersenyum pada penjual bunga itu ramah

" Bibi jihye ... "

Wanita dewasa itu menoleh dan menatap penuh tanya pada jungkook , nampaknya lupa dengan pemuda itu

" jungkook bi .. " Setelahnya jihye tersenyum lebar lalu memberikan beberapa tangkai bunga pada penjual

" Bibi,  aku mau ini yaa . Sembari menunggu , aku akan mengobrol dengan anak manis ini bi .. "

" baiklah ... kalian bisa duduk disana ... " penjual bunga itu menunjuk salah satu gazebo .

Jungkook tersenyum saat wanita dewasa itu duduk dihadapannya . Hatinya menghangat saat melihat lengkungan bibir dari jihye .

" Bibi apa kabar ? "

" Bibi baik ... kau sendiri apa kabar jungkookie ?" Jungkook kembali mengembangkan senyumnya saat ia dipanggil dengan sebutan itu

" aku ... baik bi ... "

Keduanya cukup lama mengobrol hingga bunga pesanan jihye selesai di rangkai . Jihye akhirnya terpaksa berpamitan pada jungkook yang nampak  sangat antusias dengan ceritanya tentang kegiatan nya bersekolah

" kita sambung lain kali ya .. Bibi harus segera pulang karena keluarga besar Bibi telah berkumpul ... " jungkook tersenyum tipis lalu mengangguk

" hati-hati dijalan bi ... terimakasih sudah menemaniku ... " jihye mengusap pelan rambut hitam milik jungkook lalu melangkah meninggalkan pemuda kelinci itu menuju mobilnya .

Jungkook hanya menatap mobil jihye yang telah meninggal kannya itu dengan tatap sendu , mengapa ia begitu nyaman saat mengobrol dengan wanita yang sudah jahat sekali dengan sang ibu .

Mengapa disaat seharusnya jungkook membalas perbuatan wanita itu kepada sang ibu , justru ia dibuat berat untuk berpisah ketika wanita itu berpamitan pulang .

" nak ... " penjual bunga yang sejak tadi memperhatikan jungkook itu mulai memberanikan diri mendekati nya dan menepuk pundak pemuda itu pelan

" aku akan tutup lebih awal , tadi jihye menitipkan ini untukmu ... semoga kau menyukainya ... " tiga tangkai bunga mawar putih itu diterima dengan senyum lebar oleh jungkook

" aku kira tadi kau adiknya jimin , karena sekilas kau nampak mirip dengan jihye ... " jungkook hanya tersenyum lalu segera pamit dari hadapan wanita itu .

" aku juga berharap begitu saja jika bisa bi.. " lirih jungkook sambil terus menatap mawar putih di tangannya .

Hatinya sungguh berbunga melebihi ia merasakan jatuh cinta saat ia tahu bahwa jihye tak meninggalkannya begitu saja  , wanita itu bahkan memberikannya bunga yang begitu indah dan cantik untuk jungkook .

GOMAWO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang