Happy reading
***
"Apa kau sungguh ingin kembali ke rumahmu?" Sekelumit rasa sedih menggerayangi benaknya ketika pemuda yg selama beberapa bulan ini tinggal bersamanya memutuskan untuk kembali ke rumahnya.
"Mn, aku harus ikut ayah pulang."
"Tapi-.."
"Gege, aku tau perasaanmu. Tapi, ini syarat dari ayah agar dia mau merestui pernikahan kita. Aku tau ini pasti begitu berat untuk kita berdua, apalagi selama ini kita sudah terbiasa bersama." Xiao zhan berusaha sok bijak demi menenangkan keluhan calon suaminya itu.
Calon suami?
Ya, tuan Xiao akhirnya memberikan restu untuk keduanya dengan sebuah syarat yg harus dua orang itu penuhi, terutama untuk Xiao zhan. Syaratnya adalah, keduanya baru boleh menikah setelah Xiao zhan lulus sekolah dengan mendapat nilai bagus. Dan untuk Wang yibo sendiri, pria paruh baya itu meminta padanya agar tidak datang menemui putranya selama sebelum Xiao zhan menyelesaikan masa ujian kelulusannya, yg artinya selama dua bulan kedepan ini keduanya harus rela menanggung beban rindu untuk satu sama lain.
Keputusan sang ayah tentu membuat Xiao zhan ingin melayangkan protes, tapi pemuda itu tidak dapat berbuat banyak jika berada didepan Wang yibo, karena Xiao zhan perlu menjaga imejnya di depan pria yg ia cintai itu, dimana tuan Xiao sangat mengetahui itu sehingga ia memanfaatkan situasi tersebut untuk membuat Xiao zhan tidak mampu berkutik dengan syarat yg ia ajukan.
"Ge, ini hanya dua bulan. Kita pasti bisa untuk melaluinya, meskipun itu sangat sulit untuk kita berdua." Ujarnya lembut yg membuat Wang yibo akhirnya terpaksa harus merelakannya.
"Dasar pak tua menyebalkan! Dia sungguh tidak berprikemanusiaan! Tega sekali memisahkan dua orang yg saling mencintai dengan cara seperti ini. Awas kau! Aku pasti akan membalasmu saat sampai di rumah." Lain dimulut, lain pula dihati begitulah Xiao zhan. Jika didepan pria yg dicintainya ia bisa berubah jinak bak malaikat berhati lembut, namun itu hanya penampakan luarnya saja.
"Aku akan ikut mengantarmu pulang." Wang yibo mengambil alih tas tersebut dari tangan Yubin.
"Bin ge, aku akan pulang dengan menumpang mobil Yibo ge. Kau kembali ke mobil duluan." Suruhnya pada Yubin yg sejak tadi keberadaannya diruangan ini bagai makhluk tak kasat mata.
"Tapi tuan memerin-..." Yubin segera menghentikan kalimatnya setelah Xiao zhan menghadiahinya pelototan tajam.
"Bin ge, tolong mengertilah..." suara memohon dengan nada lembut itu bak suara malaikat maut yg menakutkan saat menyambangi pendengaran Yubin, tanpa berani bicara lagi pria itu pun akhirnya pergi sesuai perintah sang tuan muda.
"Mana anak itu?" Pertanyaan menyambut Yubin setelah ia membuka pintu mobil dimana tuan Xiao sejak tadi sudah menunggu disana.
"Tuan muda akan ikut mobil tuan Wang."
"Ck,.. anak itu, ayo jalan!" Perintah tuan Xiao. Yubin pun langsung mengemudikan kendaraan tersebut menuju kembali ke kediaman Xiao.
"Tuan besar,"
"Hem?"
"Apa anda sungguh merestui hubungan tuan muda dan tuan Wang?" Yubin akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.
"Terpaksa, kalo aku masih keras kepala untuk menentang hubungan keduanya, aku yakin anak itu akan semakin berulah lagi. Oh iya, menurutmu bagaimana dengan Wang yibo? Dia pria yg baik ato tidak?"
"Tuan Wang adalah pria yg sangat baik, dari informasi yg saya terima, dia tidak pernah menjalin hubungan asmara dengan siapapun, kehidupan sosialnya juga baik, dan menurut saya dia juga memiliki perasaan yg tulus untuk tuan muda." Yubin mengeluarkan pendapatnya.
"Ck,.. anak itu menyogokmu dengan apa sampai kau berada berada dipihaknya?" Cibirnya
"Tuan, saya tidak-.."
"Ya, ya, ya... aku tau. Menurutku dia juga begitu, aku harap pria itu bisa membahagiakan putra tengilku. Bagaimanapun, aku sudah sangat tua, dan aku tidak tau sampai kapan dewa akan membuatku tetap bernafas,"
"Tuan,"
"Jika saatnya tiba, aku harap aku bisa mati dengan tenang, dan Xiao zhanku bisa hidup bahagia seperti yg dia inginkan. Yubin, selama ini kau sudah begitu setia kepadaku. Setelah kematianku nanti kau bisa bebas pergi kemanapun yg kau inginkan. Tapi, jika aku boleh meminta, bisakah kau tetap disisi Xiao zhan. Di dunia ini hanya kau yg bisa aku andalkan dan sangat aku percayai." Saat mengatakan itu, tuan Xiao menatap ke luar jendela seolah mengamati hiruk pikuk kendaraan yg lewat, tapi sebenarnya yg terjadi ialah, pria itu sedang memikirkan jalan hidupnya nanti.
Sebagai seorang mantan ketua mafia yg cukup disegani, untuk mencapai posisi tertinggi tersebut bukanlah suatu hal yg mudah tanpa perlu melalui banyak rintangan. Ketika Xiao zhan mengatakan ingin menikah, tuan Xiao seolah diingatkan bahwa usianya kini sudah tua, dimana kematian semakin dekat dengannya.
Tuan Xiao menatap tangannya, entah sudah berapa nyawa yg berakhir ditangannya tersebut. Masa muda adalah masa yg berapi-api, dimana saat itu ia bertindak tanpa perlu berpikir. Namun, kini ia sudah tua, dan kejahatan masa lalu tanpa sadar terus membayanginya, membuat ia takut jika karma akan datang untuk menghukumnya. Jika hasil kejahatannya hanya akan menimpa dirinya, tuan Xiao tidak masalah, tetapi yg paling ia takuti jika hal tersebut justru nenimpa orang tersayangnya, Xiao zhan putra kandungnya. Tuan Xiao tidak ingin itu terjadi. Dia yg bersalah, dan hanya dia yg pantas menerima ganjarannya.
"Tuan, anda tidak perlu mengkhawatirkan itu. Di dunia ini saya sudah tidak memiliki siapa-siapa selain anda dan tuan muda, maka dari itu selama saya masih hidup, saya akan mengabdikan diri saya untuk anda dan tuan muda."
"Terimakasih." Tuan Xiao sungguh merasa lega dengan apa yg dikatakan Yubin.
.
.
."Astaga! Ada apa dengan wajahmu itu?!" Tuan Xiao berseru kaget melihat penampakan wajah sang anak yg terlihat seperti mayat hidup.
"Ini semua salah ayah! Andai ayah tidak melarang kami berdua bertemu, mungkin aku tidak akan sefrustasi ini." Sungutnya.
"Meskipun tidak bertemu secara langsung, kalian berdua kan sering telponan, vicallan juga!" Sanggahnya.
"Tapi itu beda ayah, semua itu belum cukup. Ayah memang sungguh kejam!" Ujarnya dramatis.
"Jangan bilang ayah kejam, lagipula kalian baru tidak bertemu tiga hari, jangan lebay deh!"
"Ayah memang kejam! Ayah sungguh menyeb-" suara notif ponsel menghentikan gerutuan dari bibir mungil pemuda itu, melihat siapa orang yg sedang menghubunginya, kurva milik Xiao zhan pun melengkung indah. Pemuda itu buru-buru mengangkatnya dan berlari masuk kamar.
"Dasar! Gara-gara sering telponan dia jadi jarang tidur sampai wajahnya seperti itu, tapi si tengil itu malah menyalahkanku. Huh!! Kalo bukan anak sendiri pasti sudah ku tendang dia keluar planet!" Sungut tuan Xiao.
Dan begitulah suasana kediaman Xiao setelah kembalinya penghuni termuda di kediaman tersebut, terlalu ramai dan berisik dengan pertikaian yg terjadi antara ayah dan anak yg super barbar.
Tbc.
Sorry for typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Gangster CEO Wang (End In Pdf)
Fanfictioncinta pada pandangan pertama itulah yg Xiao zhan rasakan ketika pertama kali bertemu dengan Wang yibo yg dingin.