3

6.4K 714 87
                                    

Happy reading

***


Ternyata, berubahnya si pemalas menjadi rajin karena ada udang dibalik batu. Siang ini, di sekolah tempat pemuda itu belajar akan kedatangan seorang tamu istimewa yg sejak sejak kemarin terus memenuhi isi kepala pemuda tersebut.

Tamu istimewa itu tidak lain dan tidak bukan adalah CEO Wang, dimana ternyata yayasan tempatnya bersekolah adalah milik pria itu, mengetahui hal tersebut, pemuda itu pun langsung berpikir, "ini bukanlah suatu kebetulan, tapi ini adalah pertanda jika dia memanglah jodoh sejatiku." Pemuda itu pun kini melangkah riang memasuki gerbang sekolah.

"Karena ini adalah sekolah milik calon suami masa depanku, maka aku harus menjadi contoh murid tauladan bagi yg lainnya." Gumam pemuda itu dengan senyum manis yg selalu menghiasi wajah rupawannya.

Melihat tuan mudanya benar-benar sudah memasuki area sekolah, pria itu pun merasa lega. Yubin menurunkan kaca helmnya dan menyalakan sepeda motor sportnya kembali menuju kediaman keluarga Xiao. Nyatanya, sebagai wakil pimpinan gangster, pria itu juga memiliki kerja sampingan sebagai asisten rumah tangga untuk keluarga tersebut.

Yg nanya kenapa kerjaan Yubin kok banyak banget. Itu wajar kok, karena pria itu adalah keturunan jenderal hantu. Jadi, sebanyak apapun pekerjaan yg ditanganinya, pria itu tidak akan pernah mengeluh😅

Xiao zhan kini memasuki kelas dengan aura gemilangnya yg membuat seisi kelas menatapnya dengan heran.

"Tumben datangnya pagi?" Gadis yg paling centil dikelas itu pun bertanya dengan bingung.

"Sebagai anak muda, kita tidak boleh terus bermalas-malasan. Mulai sekarang, kita harus mengubah kebiasaan buruk kita ke arah yg lebih baik."

"Kesambet setan apa dia?" Wuxin mencibirnya.

"Bukan setan, tapi malaikat. Sudah jangan banyak mengobrol. Cepat kembali ke kursi kalian dan periksa semua catatan, Wu Laoshi akan menagih tugas kita hari ini." Di ingatkan tentang hal tersebut, semua isi kelas langsung menyambar tas nya dan menuruti perkataan pemuda itu. Meski masih di liputi rasa penasaran dengan sikap makhluk yg satu ini, mereka harus menunda rasa penasaran itu untuk lain waktu. Sekarang yg menjadi fokus utama adalah memeriksa buku catatan mereka dengan teliti, agar terhindar dari hukuman guru killer tersebut.

Di saat yg lainnya grasak-grusuk untuk mengerjakan tugas, pemuda itu tampak duduk tenang sambil melihat ke arah jendela, karena semua tugasnya sudah ia kerjakan dengan mudah. Xiao zhan itu aslinya pintar. Tapi, karena keseringan malas, jadinya dia selalu menerima peringkat paling akhir. Tapi, karena sekarang ia sudah menemukan motivasi hidup, pemuda itu pun tidak ada waktu lagi untuk bermalas-malasan.

Menurut informasi dari orang suruhannya, Wang yibo itu menyukai orang yg memiliki sifat lemah lembut dan keibuan, pria itu bukan tipikal orang yg menilai sesuatu dari penampilan luarnya. Dan sebagai CEO, Wang yibo adalah seorang pimpinan yg memiliki sifat keadilan dan kemanusiaan yg cukup tinggi. Pria itu paling membenci orang yg menindas seseorang yg lebih lemah dari mereka.

"Dia benar-benar pria idaman," gumamnya saat membayangkan wajah tampan Wang yibo.

.
.
.

Pagi pun kini berganti siang dengan begitu cepat. Dan waktu yg dinantikan pun tiba.

Sebuah sedan berwarna hitam melesat masuk ke dalam area sekolah, dimana ketika mobil tersebut berhenti, seorang pria tampan keluar dari dalam kendaraan tersebut dan langsung disambut hangat oleh kepala sekolah.

"Silahkan tuan Wang, anda ingin langsung menuju ke ruangan pertemuan, ato berkeliling terlebih dahulu untuk sekedar melihat-lihat,"

"Aku ingin berkeliling dulu."

Kepala sekolah pun membimbingnya secara langsung. Menunjukkan setiap ruangan dan fungsinya. Dan kini beralih menuju ke arah kantin, dimana saat ini kebetulan sekali dengan waktu istirahat para siswa yg tentunya memenuhi tempat tersebut.

Para murid pun kini terlihat mengantri dengan tertib untuk mengambil menu jatah makan siang mereka. Semula antrian itu terlihat berjalan teratur tanpa kendala, namun hal tersebut berubah seketika tatkala beberapa anak  yg berbadan lebih besar dari mereka datang dan menyerobot antrian, sehingga mengakibatkan protesan dari beberapa murid yg tak terima karena antriannya diselak.

"Jangan menyerobot antrian seperti itu. Kasihan yg lain." Seorang pemuda tiba-tiba datang melerai.

"Apa pedulimu! Jangan ikut campur urusanku!"

"Tentu saja aku peduli, karena aku juga sejak tadi ikut mengantri. Ayo kembali ke barisanmu." Xiao zhan berusaha bersikap baik.

"Kalo aku tidak mau, kenapa?! Apa kau mau melawanku, hah?!"

"Aku tidak ingin melawan siapa-siapa. Aku hanya ingin kau kembali mengantri." Anak itu memang memiliki sifat arogan, maklum saja jika sikapnya seperti itu, karena dia adalah anak dari walikota yg sangat dihormati di kota ini. Jadi, pemuda itu tentu merasa cukup berkuasa.

Biasanya, Xiao zhan memang tidak pernah peduli dengan apa yg terjadi di sekitarnya. Soal makan siang, biasanya akan ada seseorang yg mengantar untuknya, sebagai anak pemilik restauran dia tidak pernah khawatir untuk itu. Tapi kali ini berbeda, karena ada seseorang yg harus ia rebut hatinya. Makanya ia sekarang harus repot memainkan peran murid lemah yg berusaha mencari keadilan.

Si anak walikota pun mendorong tubuh Xiao zhan hingga jatuh tersungkur membentur lantai. Dan kali ini pemuda itu sengaja menginjak tangannya, dan dengan sombong anak itu berkata, "jangan berani-berani mencampuri urusanku. Kau hanya anak penjual makanan, jadi jangan berlagak menjadi pahlawan di depanku. Ato aku akan meminta ayahku untuk menutup restauran jelek keluargamu itu!" Ancamnya yg semakin keras menginjak tangan Xiao zhan, membuat tangan pemuda itu lecet dan berdarah.

Hal tersebut tentu tak luput dari penglihatan seorang Wang yibo. Pria itu kini melirik sinis ke arah sang kepala sekolah, seolah meminta penjelasan bagaimana hal semacam ini bisa terjadi di dalam lingkungan sekolah miliknya.

Sang kepala sekolah pun hanya bisa menjelaskan dengan pasrah.

"Walikota adalah orang yg sangat di segani, dan beliau juga menjadi salah seorang donatur tetap di yayasan ini. Selama ini kami sudah berusaha mendisiplinkan putranya, tapi anak itu selalu saja berulah kembali."

"Apa kau tidak bisa mengeluarkannya dari sekolah ini?!"

"Itu tidak mungkin, mengeluarkannya dari sekolah ini justru akan membuat walikota marah." Mendengar hal tersebut tentu membuat Wang yibo geram. Pria itu kini kembali melihat ke arah dimana pembullyan itu terjadi. Putra walikota itu sudah pergi meninggalkan kantin, dan korban pembullyan tersebut kini terlihat memegangi tangannya yg sakit dengan meringis, bahkan mata pemuda itu kini terlihat berkaca-kaca dan hampir menangis.

 Putra walikota itu sudah pergi meninggalkan kantin, dan korban pembullyan tersebut kini terlihat memegangi tangannya yg sakit dengan meringis, bahkan mata pemuda itu kini terlihat berkaca-kaca dan hampir menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemandangan tersebut tentu membuat perasaan CEO Wang teriris. Pria itu merasa sangat kasihan padanya.


Tbc.

Sorry for typo.

Istri Gangster CEO Wang (End In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang