26

3K 320 19
                                    

Happy reading

***




Kendaraan tersebut kini berhenti di sebuah kafe. Dengan cepat Wang yibo turun dan masuk ke dalam kafe, mencari tempat duduk dan memanggil pelayan untuk memesan dua cangkir kopi tanpa perlu menanyakan terlebih dahulu apa yg ingin wanita itu minum.

"Kenapa kau sangat buru-buru sekali?" Tanya Linzhi yg mengerti gelagat dari pria itu.

"Aku sibuk, jadi tidak bisa berlama-lama." Jawabnya yg kini mengeluarkan ponsel dari sakunya dan segera menghubungi seseorang.

"Jika sudah selesai. Cepat bawa mobil itu kemari. Aku akan mengirimkan alamatnya." Ucapnya saat panggilan tersebut tersambung.

"Yibo, Yibo... dari dulu kau tidak pernah berubah, selalu saat seperti jika sedang bersamaku. Apakah kau tidak merasa jika sikapmu ini sungguh keterlaluan padaku, Yibo?" Kecewa dan kesal terdengar jelas dari nadanya.

"Aku sudah menikah, dengan kita terlihat berdua seperti ini itu seperti aku sedang berselingkuh." Ucapnya to the point.

"Aish, pikiranmu kolot sekali. Kau terlalu banyak berpikir. Santailah sedikit, Yibo." Seorang pelayan pun datang membawa kopi pesanan mereka yg membuat keduanya segera menghentikan percakapan tersebut.

"Aku sudah selesai." Wang yibo pun segera mengeluarkan beberapa lembar uang kertas dan meletakkannya diatas meja untuk membayar dua cangkir kopi yg ia pesan.

"Mobilmu baru akan selesai diperbaiki besok. Orang bengkel akan segera mengantarkannya kerumahmu. Aku pergi." Ujarnya sebelum akhirnya pergi meninggalkan Linzhi yg tampak speechless dengan kelakuan pria itu.

Setelah kepergian Wang yibo, Linzhi pun tersenyum samar, wanita itu meraih ponsel di dalam tasnya dan menghubungi seseorang.

"Kau sudah lakukan tugasmu?"

"......"

"Tampaknya tujuan kita akan sedikit lebih sulit. Pria itu, dia masih sama seperti dulu, kaku dan menyebalkan." Suaranya teredam tampak sekalo tidak puas.

"....."

"Ok, aku sudah berusaha sebisaku. Sekarang giliranmu." Setelah mengucapkan itu ia pun segera mematikan ponselnya.

.
.
.

"Aish, kenapa ini menumpuk disini?" Xiao zhan berdecak kesal saat memperhatikan pantulan dirinya didepan cermin.

"Kenapa pipiku tambah bulat? Dan ini, kenapa lemaknya berkumpul disini semua?" Ia mencubit permukaan perutnya yg terasa sedikit lebih tebal dari pada biasanya.

"Ini pasti karena kebiasaan rebahanku setelah makan. Sepertinya, mulai sekarang aku harus mulai berolahraga. Kalo aku gendut, nanti gege malah tidak menyukaiku lagi." Gumamnya ketika terlintas dibenaknya bagaimana sempurnanya penampilan suaminya itu dari atas sampai bawah.

Drrrt... drrt...

Baru saja ia teringat dengan sang suami, kini ponselnya sudah terdapat panggilan dari pria itu. Dengan sumringah Xiao zhan segera mengangkat panggilan tersebut.

"Kenapa lama sekali mengangkatnya?" Sebuah protesan segera menyapa pendengarannya saat ia menjawab panggilan tersebut.

Xiao zhan menghembuskan nafas dengan pasrah, namun kurvanya melengkung ke atas dengan sempurna, memunculkan sebuah senyuman penuh kepuasan. Entahlah, sikap suaminya yg seperti ini kenapa membuatnya kesal dan senang secara bersamaan.

"Ini karena aku sedang memegangi dadaku." Jawabnya yg tidak bisa dipahami oleh seseorang yg sedang berada diseberang.

"Kenapa? Apa dadamu sakit? Aku segera pulang. Kita harus segera ke dokter untuk memeriksanya." Wang yibo terdengar khawatir.

"Tidak perlu. Lagipula ini bukan penyakit."

"Jangan pernah menganggap remeh sesuatu. Aku akan segera pulang-"

"Tidak usah. Lagipula aku sendiri juga bingung. saat gege menghubungi tadi, notif di ponsel, tapi getarnya dihati." Xiao zhan terkekeh, "Gege, aku merindukanmu. Suamiku, cepatlah pulang." Ungkapnya begitu puas menggoda sang lawan bicara.

Ditempatnya berada kini, garis senyum pria Wang itu tampak terangkat ke atas, perkataan sang istri sungguh berhasil membuat hatinya tergelitik, membuat pria itu terkekeh karena lucu sekaligus gemas.

"Aku akan segera pulang. Apa kau ingin sesuatu untuk aku bawakan pulang?"

"Tidak ingin apa-apa, hanya ingin gege segera tiba dirumah." Xiao zhan terdengar merengek dengan manja, membuat sang lawan bicara makin tak sabar untuk segera sampai di rumah. Andai ada 'pintu kemana saja' milik Doraemon, Wang yibo ingin sekali menyewanya untuk saat ini, agar ia segera bisa bertemu dengan sang belahan jiwa.

Panggilan pun terputus, tepat ketika sang sekretaris masuk hendak menyerahkan sebuah dokumen yg dibawahnya, Wang yibo segera beranjak dari kursinya dan segera berjalan melewati sang sekretaris.

"Pak, dokumennya-.."

"Aku akan memeriksanya besok. Kau kerjakan semua pekerjaanku. Aku mempercayaimu." Dengan cepat Wang yibo memotongnya dan menepuk pelan bahu sang sekretaris, seolah menyerahkan semua mandat dan tugas penting yg seharusnya dipikul olehnya kepada sekretaris tersebut.

"Tapi-..." sekretaris tersebut hanya bisa menelan kembali yg akan dilontarkannya ke dalam tenggorokan saat melihat atasannya itu berlalu dengan cepat dan menghilang dibalik pintu.

Sungguh atasan tak bertanggung jawab.

.
.
.

Xiao zhan sedang bersantai menonton acara televisi sambil menanti kedatangan suaminya ketika sebuah notif muncul di ponselnya. Ia segera memindahkan bantal sofa yg ada dipangkuannya demi meraih benda pipih yg tergeletak dimeja di depannya.

Saat ia berhasil mengambilnya, ia segera menghidupkan benda persegi tersebut.

"Astaga, aku lupa mengisi dayanya." Gumamnya saat benda ditangannya itu hanya bergetar tanpa mau menyala. Pemuda itu pun bangkit menuju kamarnya untuk mencharge ponsel miliknya.

Di tempat lain, Wang yibo yg sedang fokus mengendarai kendaraannya tiba-tiba menerima sebuah notif pesan. Pria itu pun melambatkan laju kendaraannya dan meraih benda persegi tersebut demi memeriksa kotak masuk, ia pikir itu mungkin dari sang istri yg ingin ia membawakan sesuatu untuk ia bawa pulang.

Ckiiit...

Secara mendadak Wang yibo menepikan kendaraannya dan mengerem mendadak. Beruntung situasi lalu lintas dijalanan kini sepi tanpa banyak kendaraan yg lewat sehingga mobil pria terssebut tidak sampai mengganggu pengguna jalan yg lain.

Mata pria itu terbuka lebar menatap layar ponselnya.

"Ini?..." Wang yibo tampak tidak percaya dengan apa yg kini sedang dilihatnya.

"Tidak mungkin," suara pelan dan terdengar frustasi. Pria itu terlihat begitu shock. Emosinya campur aduk. Wang yibo memegang erat kemudinya untuk meyalurkan emosi yg ia rasakan.

Dengan masih berusaha menyangkalnya, dan tak mau mempercayai apa yg dilihatnya saat ini, Wang yibo kini menekan nomor milik si pengirim pesan. Ia harus memastikan kebenaran dari video yg ia lihat.



Tbc.

Sorry for typo.

Istri Gangster CEO Wang (End In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang