22

3.6K 430 52
                                    

Happy reading

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Wang yibo baru saja menuruni tangga, dimana kini sang ayah mertua tengah berada di ruang makan dengan menikmati menu sarapannya sambil dilayani Yubin.

Dengan penampilan rapi yg cukup berwibawa pria itu menghampiri tuan Xiao, meski tak pelang perasaan gugup dan malu kini merambati hatinya, tapi Wang yibo berusaha untuk bersikap wajar.

"Kau sudah bangun?" Sapa tuan Xiao ketika mengetahui kehadiran pria yg menjadi menantunya itu.

Wang yibo mengangguk, kemudian menarik kursi untuk bergabung dengan pria itu. Yubin pun kini berpindah ke sisinya dengan cepat, hendak melakukan seperti apa yg ia lakukan kepada kedua tuannya, yaitu menyendokkan makanan pada piring pria tersebut.

"Tidak perlu melakukannya untukku. Aku bisa sendiri." Cegah Wang yibo. Menurutnya, perlakuan Yubin yg mencoba untuk melayaninya ini terlalu berlebihan sehingga membuatnya tidak nyaman

Pria itu lantas melirik pada tuan Xiao, dimana pria paruh baya itu langsung memberikan gestur untuk menuruti apa yg diucapkan oleh menantunya itu. Yubin pun mematuhi instruksinya dan kembali berpindah ke sisi tuan Xiao. Interaksi antara sang ayah mertua dengan pria bawahannya ini menurut Wang yibo sangat aneh. Bukankah Yubin adalah seorang manager di restauran? Tapi, kenapa pria ini selalu menempel disisi mertuanya? Bahkan pria itu juga melakukan pekerjaan yg biasanya dikerjakan seorang pelayan. Hal tersebut tentu membuat Wang yibo merasa bingung, keluarga istrinya ini sungguh aneh.

"Apa istrimu belum bangun?" Pertanyaan mendadak dari sang ayah mertua membuat Wang yibo tersedak air minumnya hingga membuatnya terbatuk.

"Belum, sepertinya dia akan sedikit bangun terlambat. Ku mohon ayah mertua bisa sedikit memakluminya." Jawabnya dengan nada skeptis. Wang yibo sangat mengingat apa yg dikatakan oleh Xiao zhan, bahwa ayah mertuanya ini adalah sosok yg sangat disiplin, dan tegas. Dari aura yg dipancarkannya saja Wang yibo sudah sangat tau itu. Jadi, demi mencoba menghindari sang dari amukan pria ini, Wang yibo harus memohon pada pria ini. Apalagi, dengan kegiatan yg mereka lakukan semalam, istrinya itu pasti sangat kelelahan, Wang yibo jadi merasa kasihan padanya istri kecilnya yg rapuh itu.

"Kau tidak perlu mengatakan hal semacam itu padaku. Aku bukanlah sosok ayah yg kejam seperti yg dikatakan istrimu." Ujar tuan Xiao yg membuat Wang yibo serasa ditangkap basah.

"Dia tidak pernah mengatakan begitu, ayah jangan salah sangka." Wang yibo mencoba membela istrinya. Dan itu membuat tuan Xiao semakin merasa prihatin pada menantunya itu. Entah tipu muslihat, ato jampe-jampe dari dukun mana yg membuat menantunya ini begitu mempercayai putranya yg licik itu.

"Ya, aku mengerti. Cepat habiskan sarapanmu, dan pergilah ke kantor." Suruhnya.

"Ayah, aku baru menikah kemarin, jadi aku masih cuti untuk dua hari ke depan."

"Oh," tanggapnya acuh tak acuh. Sarapan keduanya pun berlansung khidmat hingga sesi tersebut berakhir.

Setelahnya, tuan Xiao pun pergi dengan ditemani Yubin entah kemana. Wang yibo pun kembali ke kamarnya dengan membawa nampan berisi sarapan untuk sang istri.

Pada saat pria itu membuka pintu, tempat tidur yg sebelumnya menjadi tempat istrinya tertidur kini sudah bersih, dan rapi. Dimana kemudian sosok yg ia cari itu kini muncul dari kamar mandi dengan penampilan yg terlihat segar.

"Sudah bangun?" Wang yibo meletakkan nampan yg ia bawa kemudian mendekati Xiao zhan, mengambil alih handuk dari tangan pemuda itu, lalu menyuruhnya duduk agar ia bisa membantu Xiao zhan untuk mengeringkan rambutnya.

"Aku bisa melakukan ini sendiri, gege tidak perlu repot-repot." Perlakuan suaminya ini sungguh membuat hati Xiao zhan berbunga-bunga hingga membuatnya melayang terbang hingga ke langit ke tujuh. Semalam, keduanya akhirnya menyatukan diri atas nama cinta, dimana milik pria itu menerobos masuk ke dalamnya yg membuatnya merasakan sakit dan nikmat secara bersamaan, perasaan tersebut begitu asing dan baru untuknya, ada rasa haru yg tercipta ketika Xiao zhan berada di titik tersebut. Ini seperti mimpi yg menjadi nyata baginya.

"Sudah kering. Sekarang ayo sarapan." Suara Wang yibo kembali menariknya pada kesadaran.

"Kau harus segera sarapan, untuk mengisi kembali tenagamu yg terbuang semalam." Wang yibo langsung menyuapinya. Xiao zhan pun mengunyahnya dengan senang.

"Gege sudah sarapan?"

"Mn, aku sarapan dengan ayah tadi. Dan sekarang ayah sedang pergi." Beritahunya.

"Gege tidak pergi ke kantor?"

"Sayang, kita kan baru menikah, dan sekarang seharusnya aku masih menikmati cuti bulan maduku. Katakan, kau ingin kita pergi bulan madu kemana?"

Xiao zhan menggeleng, "aku tidak ingin pergi kemana-mana. Bisa selalu berdua dengan gege saja sudah membuatku senang." Xiao zhan  berkata jujur.

"Apa kau tidak ingin pergi berlibur, ke luar negeri mungkin?"

Xiao zhan menggeleng dengan mantap, "perjalanan seperti itu sangat melelahkan. Aku tidak ingin membuat gege repot."

"Kau serius?" Ia kembali meyakinkannya. Baginya, istrinya ini masih terlalu muda, dimana seharusnya Xiao zhan masih bisa hidup bebas menjelajah ke berbagai tempat yg baru. Tapi, sekarang ia justru harus menikah dengannya dan merelakan masa remajanya demi dirinya. Wang yibo agak menyesal memikirkan itu semua.

"Gege, jangan berpikir aneh-aneh. Aku menikah dengan gege atas kemauanku sendiri, dimana aku siap untuk menghadapi semua konsekuensinya. Gege, aku sangat bahagia bisa menikah dengan gege. Aku sangat mencintai gege, dan ku harap gege juga memiliki perasaan yg sama sepertiku." Saat mengatakan itu Xiao zhan Seolah mengetahui apa yg dipikirkan oleh suaminya.

Suasana haru pun kini tercipta diantara keduanya, Wang yibo meletakkan kembali sendok yg ada ditangannya, dimana kini ia justru menarik Xiao zhan ke dalam pelukannya dengan begitu erat.

"Aku juga sangat mencintaimu, Xiao zhan. Aku harap perasaanmu padaku tidak akan pernah berubah. Aku mencintaimu, istriku." Wang yibo menempelkan kening keduanya, dimana hidung keduanya juga saling menempel. Pria itu menatap lekat pada kedua manik kelam milik sang istri yg begitu dekat dengannya.

"Apa kau masih lapar?" Ujarnya penuh maksud.

"Aku sudah kenyang."

"Tapi sekarang aku yg lapar."

"Kalo begitu, gege harus makan-... mmph..." belum sempat Xiao zhan menyelesaikan kalimatnya, bibir pemuda itu sudah diterkam rakus oleh sang suami. Xiao zhan mengedipkan matanya beberapa kali, otak pemuda itu agak blank, barulah setelah lidah pria didepannya ini menerobos masuk untuk menjelajahi mulutnya, Xiao zhan tersadar.


"Jadi ini yg dimaksud lapar? Ok, gaskeun lah..."



Tbc.
Sorry for typo.















Istri Gangster CEO Wang (End In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang