*Dhira*
Mas Cakra❤️
Jangan lupa ya, Yang.
Ceyla udah reserv di PENN
Minta antar sopir aja kalau ke sana
Pakai sopirku yaAku tidak melewatkan pesan chat yang dikirimkan Mas Cakra beberapa waktu lalu.
Sekarang aku sudah duduk di meja paling pojok. Dipesan atas nama Ceyla. Datang lebih awal lima belas menit. Entah kenapa jantungku bertalu lebih kencang. Ada sesuatu yang seolah menghimpit. Perasaan aneh itu justru membuatku semakin gelisah.
Semakin malam Penn Restaurant semakin ramai. Padahal ini masih pukul setengah delapan malam. Sepasang mataku mencoba mencari tahu berapa banyak manusia yang di tempat ini. Menikmati makanan sekaligus suasana restoran yang terasa elegan. Dan aku sama sekali tidak melewatkan suara alunan musik yang terdengar sangat merdu. Suaranya mengingatkanku pada Drew ketika bernyanyi di kampus, sayangnya itu bukan dia.
Aku tersenyum ketika membayangkan Drew duduk di sana. Menyanyikan lagu yang sama. Aku hanya bisa menggeleng menghapus bayangan itu dari kepalaku. Harus ingat kalau sebentar lagi aku akan menikah dengan pria yang sudah melamarku.
Kedatangan seorang wanita menyadarkanku dalam lamunan. Membuatku sontak tersenyum lebar ke arahnya. Mengulurkan tangan untuk menjabat tangannya.
Mataku tak berhenti memandang takjub sosok wanita di depanku. Meskipun mengenakan setelan kerja lengkap, dia masih terlihat cantik. Sebelas dua belas sama Kak Sherly. Bentuk tubuh proporsional-nya membuatku sedikit iri, apalagi setelah mendengar cerita Mas Cakra bahwa cewek di depanku sudah menikah dan memiliki dua anak.
"Sorry ya jadi telat banget," katanya saat itu. Buru-buru memesan makanan. Ya sebenarnya tidak telat sih, hanya aku saja yang karena terlalu gugup datang lebih awal dari kesepakatan.
Saat tengah memilih pesanan, aku dengar ponsel di sebelahku berdenting. Pop-up notifikasi muncul. Bukan milikku, milik Mbak Ceyla.
"Cakra dari tadi nggak berhenti chat loh. Takut kamu nggak datang."
"Oh iya, mbak?" tanyaku. Sambil melirik ke arah ponsel milikku. Namun tidak kutemukan pesan di sana.
"Di kamu emangnya nggak?"
Tepat saat pelayan mengantarkan makanan. Jadi aku memilih tidak menjawab. Membiarkan pelayan lebih dulu mengantar makanan untuk kita.
"Mbak-nya udah kenal berapa lama sama Mas Cakra?" tanyaku memecah kebisuan.
"Dari kuliah, pertama kali diospek."
Aku menyesap koktail, mulai memperhatikan Mbak Ceyla yang duduk anggun di depanku.
"Dulu Cakra nggak kayak gitu loh."
"Maksudnya?"
Mbak Ceyla menatap tajam ke arahku. "Ya nggak segendut sekarang. Dulu agak kurusan. Karena faktor usia kali ya."
"Iya kali Mbak." Aku terkekeh. Memang jika dibandingkan waktu kuliah dulu, Mas Cakra memang sedikit agak gemukan.
Mbak Ceyla ikut tertawa. "Kurang olahraga dia."
Aku seperti kura-kura dalam tempurung yang tidak mengerti apapun.
Terlepas dari rasa sok tahu-nya tentang Mas Cakra, sebenarnya Mbak Ceyla ini orangnya baik juga. Dia menawariku untuk memesan menu lain. Juga menceritakan apapun tentangnya. Tentang pekerjaannya sebagai agen asuransi yang katanya cukup membosankan. Aku hanya sekali menanggapi dengan senyum ramah. Mas Cakra bilang aku nanti akan sering berhubungan dengan Mbak Ceyla, itu artinya aku harus mulai terbiasa ngobrol sama dia sekarang. Mau tidak mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion [END-LENGKAP]
Ficción General21+ (Completed) "Aku hanya orang ketiga yang nggak pantas mendapatkan cintanya." - Dhira Kirana Sundari **** Start: Kamis, 22 Desember 2022 Ending: Rabu, 07 Juni 2023