Bab 46. Coastline

1.9K 34 1
                                    

*Dhira*

Debur ombak beriak menyentuh telapak kakiku. Berputar memberikan sentuhan dingin yang membuatku malah berhenti untuk mengamati. Beberapa kulit kerang ada juga yang menusuk kaki, membuatku mengernyit begitu merasakan sakitnya, tapi rasa sakit yang aku rindukan untuk menghilangkan rasa sakit yang lebih besar. Aku bahkan ingin melukai kakiku sendiri dengan benda yang lebih tajam lalu merendamnya ke dalam air garam laut, perih mungkin, dan sepertinya aku bakal menyukainya. Lagian tidak ada yang peduli sama keadaanku sekarang.

"Sendirian?" tanya seorang cowok yang tidak asing lagi di telingaku. Bukan hanya bertanya, bahkan aku rasakan dia duduk tepat di sebelahku sambil mengorek-ngorek pasir dengan batang kayu. Kalau kalian pikir dia Mas Cakra, salah besar, yang lain dan tak bukan adalah kacungnya, Kak Bayu.

Dengan malas aku memilih mengabaikannya. Lelah karena tidak bisa tidur semalam dan nangis sampai kering membuatku enggan merespon siapapun. Termasuk Kak Bayu. Beruntung Kak Bayu bukan orang rese yang perkataannya harus didenger. Aku juga nggak mau menunjukkan sisi terlemahku sekarang. Mending aku diam daripada malah mengeluhkan semua tentang Mas Cakra. Yang kemungkinan Kak Bayu sudah tahu semua, dan malah menertawakanku karena udah jadi cewek bodoh dengan mempercayai Mas Cakra.

"Mau aku fotoin? Lumayan lagi bagus banget," tanya Kak Bayu sembari mengeluarkan ponsel dari saku-nya, menawarkan.

Aku berusaha bersikap ramah, kemudian menggeleng. "Ga' mood. Makasih."

Aku mendengar Kak Bayu tertawa kecil. Namun aku abaikan saja. Aku tidak mungkin menunjukkan wajah kacau-ku hari ini di depan dia. "Baru kali ini ada cewek cantik yang berani nolak," candanya. Sayangnya aku nggak tertarik untuk tertawa mendengar canda itu.

Sebenarnya tidak mudah berhadapan dengan antek-nya Mas Cakra. Bagaimanapun Kak Bayu pasti sudah tahu semuanya. Dia hanya diam saja. Tidak mencoba mencegah pernikahanku. Aku ingin marah padanya, ingin sekali. Kemudian bertanya apa salahku sampai dia dan Mas Cakra berani membohongiku? Apa aku pernah ada salah? Aku teringat bagaimana awal aku bertemu Mbak Ceyla di kantor Mas Cakra, saat itu Kak Bayu terlihat bingung menjelaskan siapa Mbak Ceyla, sampai akhirnya dia mengatakan bahwa Mbak Ceyla adalah rekan sekaligus sahabat Mas Cakra. Sekarang terbukti salah.

Dalam kebisuan, hanya riak ombak yang terdengar. Bersama dengan keriuhan anak kecil yang sedang bermain ombak. Kak Bayu beberapa kali terlihat tertawa begitu memperhatikan anak-anak kecil yang sedang bermain. Seolah ingin bergabung dengan mereka.

Benar saja, tidak lama Kak Bayu bergabung dengan mereka. Berlari beriringan, saling lempar melempar bola, kadang kala ikut tertawa terbahak-bahak menantang ombak yang kian membesar. Diam-diam aku tersenyum. Bukan karena Kak Bayu. Itu hanya karena senyum bocah-bocah yang bermain dengannya. Terlihat polos sekali.

Akan lebih mudah dan menyenangkan kalau aku selamanya terjebak dalam dunia bocah-bocah itu. Rasa sakit dan penghianatan tidak mungkin aku rasakan seperti sekarang. Rasanya lebih menyesakkan daripada terhimpit oleh kenyataan bahwa aku dibesarkan tanpa kasih sayang seorang ibu.

Kak Bayu tertawa lebar begitu dia berhasil memasukkan bola ke gawang. Anak-anak yang bermain satu grub dengannya langsung melompat dalam gendongan Kak Bayu. Beberapa waktu berselang Kak Bayu melambai ke arahku meminta bergabung.

Aku menggeleng. Akan lebih mudah kalau tidak berhubungan dengan Kak Bayu ataupun Mas Cakra untuk sementara waktu.

****

"Lah ketemu lagi di sini," kata Kak Bayu mengejutkanku. Aku yang tadinya hanya duduk melamun sambil ditemani kopi, menjadi sedikit risih dengan kedatangan Kak Bayu.

Tanpa diminta Kak Bayu langsung mengambil duduk di sebelahku. Kebetulan saat itu kursi sebelahku kosong. Jadi dengan seenaknya dia duduk begitu saja tanpa minta persetujuan. Atau mungkin ini perintah Mas Cakra untuk mengawasi-ku. Tidak mungkin kan bertemu secara kebetulan? Jadi aku enggan memandangnya.

Dandelion [END-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang