بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
"Bersyukur itu harus, agar kita tidak merasa kurang terus-menerus."
—🖤—
NAYYA mengaduh kesakitan saat tubuhnya terpental, akibat ada seseorang yang menghadang jalannya. Ia tersungkur di lantai dengan kondisi yang memprihatinkan.
"Saya bantu."
Sontak kepala Nayya pun mendongak dan mendapati seorang pria tengah berdiri seraya mengulurkan tangannya, hendak membantu ia berdiri. Namun, dengan angkuh perempuan itu menganggurkan uluran tersebut. Memilih berdiri sendiri, lantas menatap sengit penuh permusuhan pada sang lawan bicara yang seperti tengah menelisik lebih detail wajahnya.
"Lo kalau jalan lihat-lihat. Jangan cuma pake kaki, tapi juga pake mata!" sembur Nayya tanpa ampun.
"Lo kan—"
"Gak usah sok kaget gitu, semua orang juga tahu gue siapa. Mau foto? Tanda tangan?" potong Nayya dengan nada angkuh.
Pria itu menggeram, tangan satunya terkepal sedangkan tangan lainnya menunjuk tepat ke wajah Nayya. "Dasar Food Vlogger gak beretika. Gara-gara review lo, gue jadi dipecat dari rumah sakit. Food Vlogger Abal-abal!"
Nayya sama sekali tak gentar, ia malah tertawa meremehkan. "Oh ini Chef yang katanya andalan, ternyata kualitas masakannya biasa saja, bahkan sangat buruk."
Rahang Zayyan mengencang hebat. Segala sumpah serapah sudah sangat siap diluncurkan. "Dasar perempuan tak berhati nurani. Seenak jidat bertindak, tanpa pernah memikirkan dampak apa yang akan diterima orang lain, atas tindakan bodoh yang telah Anda lakukan. Anda menilai makanan saya, tanpa mencobanya terlebih dahulu, kebiasaan orang-orang zaman sekarang memang selalu menilai sesuatu dari tampilan luar!"
Amarah Zayyan benar-benar tidak bisa dikendalikan. Ia begitu kesal karena dipecat secara tidak terhormat, dan parahnya hanya karena sang atasan menonton live Nayya yang tengah menghina-hina masakannya. Postingan tersebut viral di jejaring maya. Padahal selama bekerja di rumah sakit, tak pernah sekalipun ia mendapatkan komplain. Tapi, lihatlah sekarang.
Perempuan bernama Nayya Shafa Yuanita itu menghancurkan segala citra baik yang sudah susah payah ia bangun. Rasanya Zayyan tidak bisa sabar jika menghadapi spesies angkuh nan keras kepala yang kini tengah berdiri pongah di hadapannya. Ia benar-benar muak dan ingin menguliti Nayya hidup-hidup.
"Chef ada yang menunggu di lobi rumah sakit."
Penuturan seorang suster menghentikan perdebatan sengit di antara keduanya.
Zayyan mengangguk dan tersenyum ramah.
Sebelum kakinya melangkah pergi, ia menyempatkan diri untuk berseru, "Urusan kita belum selesai!"
Nayya hanya memutar bola mata malas dan tak mengindahkan peringatan tersebut. Ia sama sekali tidak peduli. "Terserah, lo!"
Setelahnya Nayya pun mengayunkan langkah dan mendahului Zayyan. Berjalan cepat untuk meninggalkan rumah sakit ini, ia harus segera pergi sebelum sang ayah menyadari.
Sesampainya di tepi jalan, sebuah mobil sudah menunggu dirinya. Tanpa banyak bersuara ia pun masuk ke dalam, dan duduk manis di samping kemudi.
"Lo buat masalah apalagi, hah?" sembur sang sahabat yang kali ini alih profesi menjadi sopir.
"Anterin gue ke Resort Bokap, yang ada di Bogor," cetus Nayya tak berniat sedikit pun untuk menjawab kalimat sarkas yang dilayangkan Syaki.
Spontan, Syaki pun menginjak pedal rem. "Gila lo. Ogah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Selepas Gulita | END √
SpiritualSELESAI || PART MASIH LENGKAP Akan selalu ada cahaya selepas kegelapan menyapa. Duka memang sudah menjadi kawan akrab manusia. Tak usah terlalu berfokus pada gelapnya, cukup lihat secercah cahaya yang bersinar di depan netra. Hidup tak selalu mudah...