بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
"Takdir tak bisa dipungkir, ikuti alurnya hingga berada di titik akhir."
—🖤—
ZAYYAN menghentikan motornya kala sudah sampai di tempat tujuan. Salah satu Restaurant Yamani di daerah Puncak, dengan dekorasi khas Yaman (Timur Tengah). Dia langsung menggendong sang istri untuk segera memasuki tempat makan tersebut.
Zayyan memilih Family Room yang berada di lantai atas, dengan didesain perkamar serta tertutup membuat privasi para pengunjung lebih terjaga. Dan lagi, Zayyan pun lebih nyaman karena pada saat makan tidak ada yang memperhatikan.
Meskipun sedikit repot karena dirinya harus naik turun tangga seraya menggendong sang istri, tapi rasa lelahnya terbayar kala melihat senyum sumringah yang Zalfa tampilkan.
Zayyan memang sengaja tidak membawa kursi roda, agar istrinya tidak merasa paling beda. Terlebih mereka pun menggunakan kendaraan roda dua, pasti akan susah jika membawa serta alat bantu tersebut.
Bukan tak mampu untuk membayar jasa taksi online, Zalfa yang meminta dengan dalih ingin menikmati suasana malam layaknya orang yang tengah berpacaran.
"Berhubung Allah belum mengizinkan kita untuk ke Tanah Suci, sebagai gantinya Mas ajak kamu ke sini. Mungkin sedikit mengobati, resto ini sangat kental dengan nuansa Timur Tengah," ujar Zayyan saat mereka sudah sampai di lantai atas.
"Mas tahu tempat ini dari mana? Aku baru tahu lho kalau di Bogor ada resto sebagus ini," sahut Zalfa terkagum-kagum.
"Dari temen kerja Mas, Rasya. Alhamdulillah kalau kamu suka. Mau pesan apa?"
"Ehmm, Nasi Mandhi dengan Daging Kambing kayaknya enak, Mas. Minumnya aku mau Syahi Adeni," sahut Zalfa sangat antusias kala melihat daftar menunya.
"Siap, Tuan Putri," ujar Zayyan.
Pelayanannya sangat memuaskan, waiters-nya pun sigap dan informatif sekali, bahkan untuk menunggu pesanan datang pun tidak terlalu lama, terbilang cepat malah.
Di meja sudah terhidang satu porsi Nasi Mandhi yang disajikan dengan daging kambing, ditambah sambal tomat pula. Benar-benar menggoda selera dan nikmat pastinya. Satu porsi mungkin bisa dinikmati oleh dua sampai tiga orang.
Tak ketinggalan ada Syahi Adeni, teh yang memakai bumbu rempah khas Arab lalu ditambah susu, pesanan Zalfa. Sedangkan Zayyan memilih Syahi Na’na, teh dengan tambahan daun mint.
"Masya Allah, Mas, enak banget," ungkap Zalfa begitu kegirangan.
Saat nasi dan daging kambingnya masuk ke dalam mulut, menghadirkan rasa yang begitu bombastis. Jangan lupakan juga sambal tomatnya yang semakin menyemarakkan rasa.
Zalfa menyuapi Zayyan dengan tangannya sendiri. "Enak, kan?" tanyanya sebab Zayyan tidak kunjung makan, dia lebih tertarik untuk melihat wajah sang istri yang berbinar-binar.
Zayyan mengangguk setuju. Makanan khas Timur Tengah memang tidak pernah gagal, dan selalu membuat siapa pun ketagihan.
"Tahu nggak kenapa enak?" seloroh Zayyan sebelum kembali menerima suapan dari Zalfa.
"Ya, karena bumbunya, lha, Mas. Ini tuh kaya akan rempah. Makanya enak pake banget," sahut Zalfa yang dihadiahi gelengan.
"Yang buat Nasi Mandhi ini enak berkali-kali lipat, ya karena disuapi langsung sama kamu. Rasanya tuh makin-makin deh, nggak ada tanding."
KAMU SEDANG MEMBACA
Selepas Gulita | END √
EspiritualSELESAI || PART MASIH LENGKAP Akan selalu ada cahaya selepas kegelapan menyapa. Duka memang sudah menjadi kawan akrab manusia. Tak usah terlalu berfokus pada gelapnya, cukup lihat secercah cahaya yang bersinar di depan netra. Hidup tak selalu mudah...