Eps. 42

2.1K 93 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

"Ada banyak pintu surga, tidak harus menempuh jalur poligami untuk mendapatkannya."

—🖤—

POLIGAMI, hal yang sejatinya diperbolehkan tapi kerapkali dihindari oleh beberapa orang, terkhusus pihak perempuan yang merasa dirugikan. Islam memang tidak mengharamkan, dengan catatan pihak suami mampu berlaku adil pada setiap istri-istrinya.

Surga menjadi imbalan kala seorang istri yang dimadu bisa berbesar hati, dan ikhlas dalam menjalani mahligai pernikahan. Namun, pada nyatanya ikhlas tidaklah gampang. Sebab, berbagi suami merupakan uji mental sekaligus kesabaran.

"Kamu nonton kajian, tapi pembahasannya tentang poligami. Nyindir aku atau apa nih maksudnya?" seloroh Zayyan yang baru saja selesai membersihkan kamar mandi.

Semenjak hamil, lelaki itu memang tidak memperbolehkan Nayya melakukan berbagai aktivitas rumah tangga yang menguras tenaga, terlebih saat ini kehamilan Nayya mulai memasuki trisemester kedua.

"Kepedean banget kamu, emang lagi mau nonton aja. Kenapa?"

Zayyan menjatuhkan tubuhnya di sisi Nayya. "Nggak papa, daripada lihat kamu nonton drama romansa. Mending nonton kajian lebih ada faedahnya."

"Lihat kajian ini, aku malah jadi keinget Zalfa, Yan," katanya.

Zayyan mengelus surai sang istri lembut. "Nanti malam, kan kita mau adain 100 harinya Zalfa, Nay."

Nayya mengangguk pelan. "Iya, ternyata kita bisa melalui hari-hari berat itu. Semoga Zalfa ditempatkan di tempat terbaik menurut Allah."

"Aamiin ya rabbal'alamin."

"Semoga acara nanti malam lancar yah, Yan, sekalian syukuran 4 bulanan juga, kan?" tanya Nayya kembali memastikan.

"Iya, Ibu udah mengurus semuanya, kamu nggak usah khawatir," balas Zayyan.

"Kita jadi ngerepotin Ibu terus, padahal aku bisa kok urus semuanya. Kamu overprotektif banget sih, padahal sekarang aku udah nggak morning sicknes kayak dulu lagi. Udah fine-fine aja."

Zayyan mengelus perut Nayya. "Hamil kembar itu harus extra penjagaan, kamu nggak boleh kelelahan, perut kamu juga udah besar, Nay. Udah kayak hamil 5 bulan, padahal baru 4 bulan. Ada dua nyawa yang tumbuh kembang di sana."

"Iya deh, aku nurut aja apa kata Pak Suami."

"Yan, nanti sore orang catering datang buat anter makanan," cetus Harini yang baru saja keluar dari kamar.

Beliau kembali tinggal bersama anak dan menantunya selama masa kehamilan Nayya. Karena, jika Nayya dibiarkan sendiri di rumah Zayyan merasa tidak tenang saat bekerja. Selepas lahiran, mungkin Harini akan kembali ke Jakarta, rumahnya saat ini dikontrakkan sementara.

"Kirain Zayyan yang harus ambil ke sana, Bu," sahutnya.

Harini mendudukkan diri di sofa single yang tak jauh dari Nayya dan Zayyan. "Ibu yang minta diantar ke sini, supaya kita nggak kerepotan."

Zayyan hanya manggut-manggut saja.

"Hasil USG kemarin gimana? Kelihatan nggak jenis kelamin baby twins-nya?" tanya Harini begitu antusias.

"Nggak kelihatan, Bu, si kembar sembunyi terus," jawab Nayya sembari mengelus perutnya.

"Mau cewek ataupun cowok yang penting sehat dan selamat," tutur Zayyan.

Selepas Gulita | END √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang