01. M.U.T

48.8K 2K 2
                                    

Happy reading

√√√

Hoam~

Zela menguap kala bangun dari tidurnya, ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh pas.

Tak tunggu lama zela langsung menuju kamar mandi untuk mandi.

Selang beberapa menit zela keluar dari kamar mandi dengan pakaian rumahannya.

Zela berjalan menuju lemari bajunya, mencari baju yang cocok untuk datang ke kantor kavie itu. Namun tak kunjung mendapatkan yang cocok.

Zela berdecak. "ck, kok gak ada baju yang cocok si anjrit" ucapnya kesal.

Namun tiba-tiba pikirannya tertuju pada kakak perempuannya yang kebetulan kakaknya juga bekerja di kantoran.

"nah, mending gw ke kamar kak alea" ucapnya tersenyum.

Tak tunggu lama azela langsung berjalan menuju kamar kakanya tersebut.

Tok tok tok

"kak" ucapnya

Namun nihil tak ada sahutan dari kakaknya

"ck pasti masih molor nih, gw yakin seratus persen" ucapnya.

Tanpa persetujuan dari kakaknya, zela membuka pintu kamar alea dengan berhati-hati dan masuk, zela berjalan mengendap-ngendap menuju lemari kakaknya dengan hati-hati agar kakaknya itu tidak bangun.

Zela mencari-cari baju yang cocok, dan tak beberapa lama zela menemukan baju yang cocok.

Zela menjeletikan jarinya. "nah ini dia yang gw cari" ucapnya, lalu mengambil.

Saat berbalik badan ia kaget kala kakaknya alea sudah bangun dan menatap dirinya tajam.

"Aaaaaaaaaa!!" Teriak zela kaget histeris dengan nafas yang memburu

"Buset, gila ya lo, kalo bangun bilang-bilang kek anjirt, bikin gw jantungan aja,  untung gw gak punya riwayat penyakit jantung" ocehnya panjang, membuat kakaknya memutar bola matanya malas.

"ngapain ngambil baju gw, diam-diam lagi ngambilnya kek orang maling" ucapnya tak menanggapi ocehan zela tadi.

Zela menyengir. "hehe mau pinjam baju nya buat ke kantor, tadi gw dah ketuk pintu lo, tapi lo kaga bangun-bangun, yaudah gw masuk aja." ucapnya memberitahu

"ck yaudah sana, tapi jangan lupa tuh balikin baju gw" ucap lea lalu kembali rebahan, mumpung dirinya sedang cuti.

Zela mengangkat bahunya acuh, lalu berjalan kembali ke kamarnya.

Sekarang penampilan zela sudah rapi dengan outfit ala-ala kantoran. Dengan semangat ia keluar kamar dan turun menuruni tangga satu persatu menuju meja makan, untuk makan.

"pagi bun, pah" ucapnya menyapa papanya yang sedang duduk dengan hp di genggamannya dan bunda nya yang sedang menata makanan di meja.

"pagi juga" jawab mereka kompak.

"kakak kamu mana dek" ucap edwija ----papahnya---.

"masih molor" ucapnya lalu ikut membantu bundanya menata makanan dimeja makan.

Edwija hanya mengangguk saja sebagai respon.

"Bun, pah, aku duluan ya udah mau telat nih" ujar zela

"loh sarapan kamu gimana ini, sarapan dulu" ucap ---evli---bundanya.

"udah tadi bun, sarapan roti, yaudah aku berangkat ya assalamualaikum " ucapnya lalu keluar rumah menuju motor kesayangan nya. setelah bersalaman kepada kedua orang tuanya tadi.

√√√

Saat ini zela sudah berada di depan kantor milik kavie barraga.

"wih gede juga perusahaannya" gumamnya. "udah ah mending gw masuk" lanjutnya.

Saat ingin masuk satpam yang menjaga pintu utama masuk, melarang zela masuk, karena satpam ini baru pertama kali melihat.

"maaf anda tidak boleh masuk, anda ingin bertemu siapa disini" ucap pak satpam.

"saya ingin bertemu dengan pemilik perusahaan ini" ucap zela.

Pak satpam menyatukan alis nya tanda bingung. "ada keperluan apa ya?" tanyanya.

"saya disuruh pak kavie datang kesini, soalnya saya mau jadi sekretaris pribadi pak kavie" ucapnya memberitahu.

Pak satpam mengangguk. "ada buktinya, karena dikantor ini tidak boleh sembarang orang masuk" ucap pak satpam.

Zela mengambil yang kartu yang kemaren dikasih kavie, lalu menyondorkan kepada pak satpam. "nih pak, kemaren pak kavie ngasih ini ke saya buat datang kesini" ucap masih berusaha sabar.

Pak satpam kurang yakin akan bukti itu. "apa ada bukti lain?" tanyanya.

Zela tampak berdecak. "bapak telfon aja dah tuh pak kavie kalo gak percaya" ucap nya putus asa.

Pak satpam mengangguk. "baik saya akan telfon pak kavie dulu, nama anda siapa tadi?" jawabnya.

"zela"

Pak satpam mengangguk, lalu mengeluarkan benda pipihnya, dan mengotak atik mencari nomor pak kavie,  setelah ketemu baru pak satpam menghubungi nya. Telfon tersambung.

"halo pak, saya ingin memberi tahu didepan kantor ada yang ingin bertemua bapak, katanya ia mengaku-ngaku ingin menjadi sekretaris pribadi bapak bernama zela" ucapnya panjang lebar.

"oke baik, tolong anterin dia keruangan saya saja, dia memang mau menjadi sekretaris pribadi saya" ucapnya.

Pak satpam mengangguk. "baik pak kalo begitu"

Kavie berdehem. "iya,  makasih"

"sama-sama pak" ucapnya.

Lalu sambungan diputuskan sepihak oleh kavie.

"baik mari saya antar keruang pak kavie" ujar pak satpam lalu jalan duluan.

Zela hanya mengikuti pak satpam saja tanpa banyak bicara.

"ini ruang kantor pak kavie, kalo begitu saya permisi, maaf atas ketidak nyamanan atas sikap saya tadi" ucap pak satpam.

Zela hanya mengangguk seraya tersenyum ramah.
Tak tunggu lama zela pun mengetuk pintu ruangan kantor kavie.

Tok tok tok

"masuk" ucap kavie yang masih setia pada layar laptop nya itu.

"permisi" ucap zela lalu berjalan menghadap kavie.

Kavie mengalihkan tatapannya dari laptop lalu menatap zela dengan senyumannya.

"duduk" ucapnya.

Kavie yang menyuruh zela duduk pun langsung dituruti. Zela langsung duduk didepan kavie.

"kamu langsung saya kasih arahan aja ya, apa saja yang harus kamu kerjaan." ucapnya kavie.

Zela pikir ia tadi akan di interview terlebih dahulu, namun ia salah. "kaga di interview dulu" ucapnya dengan raut bingung.

Kavie menggeleng. "Tidak usah, saya ingin ini menjadi tanda terima kasih saya untuk yang kemaren." ucapnya

Zela hanya ber-oh-ria saja.

•••

Jum'at, 10 maret 20223

Update lagiii wkwk,

Yang belum vote, ayo segera vote, makasih yang vote and follow.

Sorry kalo ada typo wkwk.

Mommy Untuk TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang