10. M.U.T

24.8K 988 1
                                    

Happy reading

√√√

Kini sudah hari ketiga, yang artinya zela akan menjawab soal lamaran kavie.

Sebelum memutuskan jawaban apa akan dia ambil, zela sebagai seorang muslim juga meminta bantuan pada allah untuk menunjukkan keputusan apa yang harus ia ambil.

Dan hari ini, zela sudah mendapatkan petunjuk itu, serta sudah menyiapkan jawabannya.

Pagi menjadi siang, siang menjadi sore, sore menjadi malam. Dan malam ini kavie beserta kedua orang tua sedang berada di perjalanan menuju rumah zela.

Kavie membawa mobil seorang diri, dan didepannya ada mobil axvi dan juga cerlita. Ya. Mereka membawa dua mobil.

"semoga apapun keputusan kamu zela, saya siap" ucapnya kavie dalam hati.

√√√

Kini mereka sudah berada diruang tamu milik keluarga edwija.

Mereka berbincang-bincang mengenai bisnis, atau hal random. Tak lama tatapan mereka teralihkan pada seorang gadis yang kini turun dari atas, menuruni tangga satu-persatu, dia zela.

Zela yang ditatap seperti itu pun gugup setengah mati. "kenapa harus ditatap sebegitu sih, gue kan gugup" ucapnya dalam hati

Setalah menuruni tangga, kini zela sudah duduk diantara kedua, setelah bersalaman
kepada kedua orang tua kavie.

"langsung aja ya" ucap axvi selaku kepala keluarga dari pihak lelaki.

Mereka semua mengangguk.

"jadi gimana jawabannya zela" ucap cerlita.

Zela mengambil nafas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan. "bismillah, dengan restu bunda dan papah, dan zela juga sudah meminta petunjuk sama allah dan insya allah zela menerima lamaran ini dengan lapang dada." ucapnya dengan yakin.

"alhamdulillah" ucap mereka semua yang mendengarkan.

Kavie yang diterima lamarannya pun bersyukur karena lamarannya tidak ditolak.
"alhamdulliah, lamaran sudah diterima, apa kita langsung rencanakan pernikahannya aja ya?" tanya evli.

Cerlita tersenyum senang. "boleh jeng, gimana kavie, zela, gak keberatan kan" ucapnya menatap kavie dan zela secara bergantian.

"kalo kavie gak keberatan mih, kamu gimana zela?" tanya kavie pada zela.

"s-saya juga enggak pak" ucapnya antara yakin dengan tidak yakin.

Kavie mengangguk. "gimana kalo seminggu lagi?" tanyanya lagi.

Zela langsung menggeleng cepat. "hah, emang gak kecepatan apa pak, kenapa gak sebulan lagi aja" ucapnya tidak setuju dengan kavie.

Kavie tersenyum. "lebih cepat lebih baik bukan"

"yaiya sih, tapi gak seminggu juga" ucapnya masih kekeuh pada penolakannya.

"dua minggu?" kini axvi yang bertanya.

"i-yaudah deh, dua minggu aja dad" ucap zela yang kini menatap axvi.

Zela tidak mampu menolak axvi, ia merasa tidak enak saja kalau menolaknya.

Drt drt

Benda pipih kavie berbunyi menandakan telfon masuk. Tak lama kavie mengangkatnya.

"halo"

"halo pak kavie, saya mau ngasih tau, ini si twins ngamuk, twins bilang ingin bertemu dengan mommy nya" ucapnya dengan nada khawatir.

Kavie yang mendengarkan itu pun nampak khawatir. Tatapan mereka pun melihat bagaimana raut wajah khawatir kavie.

"tolong bawa saja kesini" ucapnya pada baby sister tersebut.

"baik pak"

Tut

Telfon dimatikan sepihak oleh kavie.

"kenapa pak" tanya zela, yang perasaannya sudah tidak enak.

"tidak ada apa-apa, twins hanya mengamuk ingin bertemu mommy nya" ucapnya.

"terus gimana?" tanyanya lagi.

"saya suruh baby sister dan bodyguard saya, untuk mengantarkan twins untuk kesini.

Zela mengangguk. "eum yaudah" ucapnya setelah sedikit tenang.

Setelah zela berucap kini mereka berbincang-bincang hangat, sembari menunggu twins.

Dua puluh menit berlalu, namun belum ada tanda-tanda twins beserta dengan baby sister dan juga bodyguard akan datang. Sekarang kegelisahan menyerang kavie. Tak lama ada telfon masuk.

Drt drt

Telfon dari bodyguardnya. Tak tunggu lama kavie segera mengangkatnya.

"halo, kalian dimana, twins baik-baik saja kan" tanya kavie bertubi-tubi.

Di sebrang sana, bodyguard yang sedang menelfon kavie menghela nafas berat. "maaf tuan, mobil yang ditumpangi oleh tuan muda dan baby sister serta 3 bodyguard kecelakaan." ucapnya.

Seperti ada sengatan listrik yang mengalir pada diri kavie. Ia tidak percaya. Namun bodyguard tidak akan mungkin berbohong apalagi ini perihal yang sangat serius.

"tuan, sekarang saya dan bodyguard yang lain sedang berada di rumah sakit medika bintang" lanjutnya lagi.

Semua yang ada diruang tamu menatap kavie bingung. Keringat yang sudah membasahi dahi pria itu.

"kavie, ada apa" tanya cerlita seraya mengusap lengan anaknya itu.

Kavie menoleh, menatap cerlita. "ziyo dan zilo kecelakaan mih, dan sekarang sedang berada dirumah sakit medika bintang" ucapnya dengan dada yang sesak.

Zela yang mendengar itu langsung berdiri. "mau nunggu apa lagi, ayo pak kita ke rumah sakit sekarang" ucapnya dengan raut yang begitu khawatir.

Kavie mengangguk.

"kalian berdua, ke rumah sakit dulu saja, daddy ada urusan penting, nanti daddy nyusul untuk menjenguk cucu daddy." ucap axvi yang disetujui oleh orang yang ada diruang tamu.

"nanti bunda juga nyusul sama papah dan lea juga, kalian ke rumah sakit saja dulu sana buruan, ziyo dan zilo pasti sekarang lagi membutuhkan kalian" ucap evli.

Zela mengagguk. "iya bun"

Setelah berpamitan. Kavie dan zela melenggang pergi ke rumah sakit medika bintang.

Zela menatap luar jendela dengan perasaan khawatir pada twins. "ya allah, semoga twins baik-baik aja" ucapnya dalam hati, dengan air mata jatuh membasahi pipinya.

•••

Jangan lupa vote, komen, and follow akun ini yaw.

Terima kasih.

Mommy Untuk TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang